Tinta Media - Dari Hikayat Meukuta Alam dijelaskan bahwa pada masa Sultan Iskandar Muda (1607 - 1636) Kerajaan Aceh mengirimkan utusan resmi pertamanya ke Khilafah Turki Ustmani.
Menurut catatan, Sultan Iskandar Muda membekali utusannya dengan sejumlah uang, tiga kapal berisi lada hitam, padi (belum dikuliti) dan beras. Hal itu dilakukan mengingat Turki Utsmani adalah penguasa Islam yang paling besar saat itu.
Namun, dalam perjalanannya, utusan Raja Aceh menemui banyak kesusahan hingga mereka baru tiba di Istanbul setelah tiga tahun.
Keadaan tersebut memaksa utusan Aceh menjual beras dan lada bawaan mereka demi memenuhi kebutuhan perjalanan mereka. Sehingga ketika mereka tiba di hadapan Sultan Turki Utsmani, mereka hanya membawa "sicupak lada (segengam lada)." Mereka pun dengan malu-malu menyerahkan lada tersisa kepada Sultan Turki Utsmani.
Meski demikian, Sultan Turki menerima mereka dengan ramah dan baik. Sebelum mengirim utusan kembali ke Aceh, Sultan menghadiahkan Meriam yang sangat besar, yang ia namakan sendiri dengan "lada sicupak" dan 12 petarung tangguh. (Mehmet Akif Terzi, dkk, Turki Utsmani-Indonesia, Relasi dan Korespondeslnsi Berdasarkan Dokumen Turki Utsmani, hal 36-37).
*****
Akan terbayang suasana penyambutan dan jamuan Khalifah Turki Utsmani kepada utusan Kesultanan Aceh Darussalam yang begitu luar biasa jika kita bisa berdiri di bagian ketiga Istana Top Kapi. Khususnya pada bagian ruangan Khalifah menerima tamu-tamu kehormatannya. Tentu akan sangat "amazing." 😊🙏
Ingin bisa berdiri tepat di ruangan Khalifah tersebut secara langsung? Sehingga bisa membayangkan suasa pertemuan tersebut?
Kuy... Yang mau ke Istanbul Turki "GRATIS", jangan lupa terus pantengin FB ini. Saya akan berbagi cara mudahnya...
*****
Inspiring Journey to Istanbul... 😍🤩
Gus Uwik
Peneliti Pusat Kajian Peradaban Islam
