Tinta Media - Ternyata Sultan Hasanuddin gagal memerangi VOC sekitar abad ke XVII karena VOC menggunakan Aru Palaka (sesama Sulawesi) guna menghantam Sultan Hasanuddin.
Begitu juga ketika Pangeran Trunojoyo dari Madura gagal menyerang VOC di Batavia sekitar Abad XVIII karena sekutunya bernama Adipati Anom "balik kanan" berganti arah pro VOC dan "menikam" dari belakang Trunojoyo. Setelah berhasil membunuh Trunojoyo, Adipati Anom bergelar Amangkurat II.
Artinya perjuangan melawan penjajah itu memang berat ! Dan ternyata sesuatu yang dianggap berat itu bukan karena Penjajah nya sebagai lawan berat , tetapi karena didalam "barisan" perjuangan itu banyak "telik sandi" atau "parasit" yang setiap saat bisa berbalik arah dan menikam dari belakang !
HIKMAH :
Indonesia yang di proklamirkan pada 17 Agustus 1945 pun sepertinya mengalami hal yang sama. Sepertinya, menurut Wong Solo, bangsa ini memang "gak kuat derajad" untuk merdeka ! Faktanya tanah air yang telah dibebaskan di era Kemerdekaan, pelan tapi pasti diserahkan kembali ke Penjajah dengan "kedok" Investor ! Lihat saja kejadian di Papua, Maluku, NTT, NTB, Sulawesi dll, tambang logamnya diserahkan ke Aseng/Asing.
BUMN dijual ke Aseng/Asing juga. Anehnya "Penjajah" di BUMN kebanyakan menggunakan strategi memelihara karyawan dan pensiunan untuk dijadikan "parasit" seperti Aru Palaka dan Amangkurat juga. Sehingga lancarlah penjajahan di BUMN tersebut.
Dan lancar pula penjajahan kembali Indonesia!
KESIMPULAN :
Melawan penjajah itu memang berat ! Karena faktor "x " nya besar !
JAKARTA, 17 JUNI 2022.
Oleh: Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST.