Tinta Media - Sobat. Allah tak pernah ingkar janji. Janji Allah itu benar. Allah mencintai orang-orang yang taubat dan orang-orang yang menyucikan diri.(2: 222). Allah mencintai orang-orang yang sabar.(3: 146). Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan. (3: 148). Allah mencintai orang-orang yang berbuat keadilan. ( 9 : 4 ). Dan pastilah Allah mencintai orang-orang yang bertakwa. ( 5 : 42 ).
قَالَ ٱهۡبِطَا مِنۡهَا جَمِيعَۢاۖ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوّٞۖ فَإِمَّا يَأۡتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدٗى فَمَنِ ٱتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشۡقَىٰ (١٢٣)
“Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” ( QS. Thaha (20) : 123 )
Bukan saja Adam yang harus turun ke bumi tetapi Iblis musuh yang memperdayakannya harus turun pula ke dunia. Kedua jenis makhluk ini akan menjadi musuh satu sama lain, permusuhan Iblis terhadap manusia adalah permusuhan yang abadi dan berkesinambungan sampai datangnya hari Kiamat. Iblis akan selalu berusaha menyesatkan manusia dari jalan yang benar dengan berbagai macam tipu dayanya.
Oleh sebab itu Allah mengingatkan kepada anak cucu Adam agar ia selalu waspada terhadap musuh utamanya itu. Apabila telah datang petunjuk dari Tuhan dengan perantaraan nabi dan rasul-Nya maka hendaklah manusia mengikuti petunjuk seperti yang diajarkan rasul. Dengan demikian dia tidak akan tersesat dan tidak akan celaka.
Ibnu Abbas berkata mengenai ayat ini bahwa Allah melindungi orang-orang yang mengikuti ajaran Al-Qur'an dari kesesatan di dunia dan dari kecelakaan dan malapetaka di akhirat.
Dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah bersabda, "Siapa yang mengikuti kitabullah, Allah akan memberikan petunjuk kepadanya untuk menghindari kesesatan di dunia dan memeliharanya dari keburukan hisab pada hari Kiamat." (Riwayat Ibnu Abi Syaibah dan ath-thabrani).
Sobat. Yang menjadi pangkal keburukan adalah kelemahan pengetahuan dan kelemahan jiwa. Sebaliknya, yang menjadi sumber kebaikan adalah kesempurnaan pengetahuan, kekuatan jiwa dan keberanian.
Allah SWT Berfirman :
أَلَآ إِنَّ أَوۡلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَكَانُواْ يَتَّقُونَ لَهُمُ ٱلۡبُشۡرَىٰ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِۚ لَا تَبۡدِيلَ لِكَلِمَٰتِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ
(٦٢)-(٦٤)
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” ( QS. Yunus (10) : 62-64 )
Sobat. Di ayat ini, Allah mengarahkan perhatian kaum Muslimin agar mereka mempunyai kesadaran penuh, bahwa sesungguhnya wali-wali Allah, tidak akan merasakan kekhawatiran dan gundah hati.
Wali-wali Allah dalam ayat ini ialah orang-orang yang beriman dan bertakwa, sebagai sebutan bagi orang-orang yang membela agama Allah dan orang-orang yang menegakkan hukum-hukum-Nya di tengah-tengah masyarakat, dan sebagai lawan kata dari orang-orang yang memusuhi agama-Nya, seperti orang-orang musyrik dan orang kafir (lihat tafsir Surah al-Anam/6: 51-55).
Dikatakan tidak ada rasa takut bagi mereka, karena mereka yakin bahwa janji Allah pasti akan datang, dan pertolongan-Nya tentu akan tiba, serta petunjuk-Nya tentu membimbing mereka ke jalan yang lurus. Dan apabila ada bencana menimpa mereka, mereka tetap sabar menghadapi dan mengatasinya dengan penuh ketabahan dan tawakal kepada Allah. (lihat tafsir Surah al-Baqarah/2: 249).
Hati mereka tidak pula gundah, karena mereka telah meyakini dan rela bahwa segala sesuatu yang terjadi di bawah hukum-hukum Allah berada dalam genggaman-Nya. Mereka tidak gundah hati lantaran berpisah dengan dunia, dengan semua kenikmatan yang besar. Mereka tidak takut akan menerima azab Allah di hari pembalasan karena mereka dan seluruh sanubarinya telah dipasrahkan kepada kepentingan agama. Mereka tidak merasa kehilangan sesuatu apapun, karena telah mendapatkan petunjuk yang tak ternilai besarnya (lihat tafsir Surah al-Baqarah/2: 2 dan al-Anfal/8: 29).
Sobat. Allah menjelaskan siapa yang dimaksud dengan wali-wali Allah yang berbahagia itu dan apa sebabnya mereka demikian. Penjelasan yang didapat dalam ayat ini menunjukkan bahwa wali itu ialah orang-orang yang beriman dan bertakwa.
Dimaksud beriman di sini ialah orang yang beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada rasul-rasul-Nya, kepada hari akhir, segala kejadian yang baik dan yang buruk semuanya dari Allah, serta melaksanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang beriman.
Sedang yang dimaksud dengan bertakwa ialah memelihara diri dari segala tindakan yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah, baik hukum-hukum Allah yang mengatur tata alam semesta, ataupun hukum syara yang mengatur tata hidup manusia di dunia (lihat tafsir Surah al-Anfal/8: 10).
Sobat. Allah menjelaskan bahwa mereka mendapat kabar gembira, yang mereka rasakan dalam kehidupan mereka di dunia dan di akhirat. Kabar gembira yang mereka dapati ini ialah kabar gembira yang telah dijanjikan Allah melalui Rasul-Nya. Di dunia, kabar gembira itu antara lain berbentuk kemenangan yang mereka peroleh dalam menegakkan kalimah Allah, kesuksesan hidup karena menempuh jalan yang benar, dan harapan yang diperoleh sebagai khalifah di dunia. Selama mereka tetap berpegang kepada hukum Allah dan membela kebenaran agama Allah, mereka akan mendapat husnul khatimah. Adapun kabar gembira yang akan mereka dapati di akhirat yaitu, selamat dari siksa kubur, dari sentuhan api neraka dan kekalnya mereka di dalam surga Adn (lihat tafsir Surah al-Anfal/8: 10).
Allah menegaskan bahwa tidak ada perubahan dari janji-janji Allah. Maksudnya bahwa kabar gembira yang telah dijanjikan Allah di dalam kitab-Nya dan ditetapkan oleh sabda Rasul-Nya, baik janji Allah yang mereka dapati di dunia dan yang akan mereka dapati di akhirat, tidak akan berubah karena hal itu adalah buah dari iman yang benar, yang mereka hayati dan dari takwa yang mereka jalankan.
Di akhir ayat ini Allah menyatakan bahwa apa yang mereka peroleh adalah kemenangan yang gilang gemilang yang tak ada tandingannya di dunia, yaitu kebahagiaan hidup di surga dan terlepas dari siksa neraka.
Sobat. orang yang beriman kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya adalah manusia yang paling baik hidupnya, paling nikmat batinnya, paling lapang dadanya, dan paling bahagia hatinya. Ini adalah surga yang cepat didapat atau yang bersifat segera, sebelum nanti masih mendapatkan surga abadi.
Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Goreskan Tinta Emas. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur