BAGAIMANA MUNGKIN ISLAMNYA AKAN BAIK, JIKA NYAMAN DAN TENTERAM MELIHAT KEMAKSIATAN MERAJALELA DI TENGAH PENERAPAN PANCASILA? - Tinta Media

Kamis, 23 Juni 2022

BAGAIMANA MUNGKIN ISLAMNYA AKAN BAIK, JIKA NYAMAN DAN TENTERAM MELIHAT KEMAKSIATAN MERAJALELA DI TENGAH PENERAPAN PANCASILA?


Tinta Media - "Orang yang ber-Islam dengan baik itu hatinya nyaman, betul Indonesia bersama Pancasila ini sudah final meski tidak ada semifinalnya,”

[Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Prof. Dr. Mahfudz MD dalam acara Ngopi MUI yang ditayangkan melalui kanal Youtube TV MUI, Rabu (02/09/21)]

Di kanal media akurat.co, pada tanggal 18 Juni 2022 memuat artikel berita dengan judul 'Mahfud MD: Orang Beriman Hatinya Nyaman dengan Indonesia dan Pancasila'. Isinya berupa kutipan pandangan Mahfud MD soal pandangannya tentang bagaimana berislam secara baik bersama pancasila yang sudah final.

Menurutnya, dewasa ini banyak narasi dari sebagian masyarakat tentang penggantian ideologi Pancasila menjadi khilafah di Indonesia, disebabkan karena adanya keterputusan sejarah. Mereka belum betul memahami dahulu untuk bisa mencapai rumusan Pancasila itu dilakukan dengan menyatukan ide kebangsaan sekuler dan kebangsaan agama.

Bagi kita, orang Islam yang beriman kepada Allah SWT beserta seluruh syariat-Nya, tentu akan gelisah, tidak tenteram, manakala kehidupan manusia ini tidak ta'at kepada Allah SWT, tidak diatur dengan syariat-Nya. Karena Qona'ah umat Islam itu ketika mendapat ridlo Allah SWT. Ridlo Allah hanya mungkin wujud saat manusia menta'ati syariat-Nya.

Bagaimana mungkin kita bisa tenang, nyaman, tenteram bahkan bahagia, ketika melihat hukum-hukum Allah SWT dicampakkan? Hudud diabaikan, Qishas Diyat ditelantarkan, Ta'jier dikesampingkan, bahkan Mukholafah dimarginalkan.

Hari ini, kita saksikan dimana dibawah penerapan pancasila riba meraja lela, zina menjadi hal biasa, minuman khamr dijual bebas, perjudian tidak diharamkan, bahkan segala bentuk maksiat difasilitasi negara.

Hari ini, kita saksikan dimana dibawah penerapan pancasila kekayaan alam kita dijarah asing dan aseng. Ribuan ton emas papua digondol Freeport, sementara rakyat diminta rebutan secuil emas dalam gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON).

Hari ini, kita saksikan dimana dibawah penerapan pancasila, korupsi pejabat dan politisi sudah telanjang dan tak punya malu lagi. Sementara rakyat kelaparan, kemiskinan dan pengangguran meningkat, PPN malah ditingkatlan hingga 11 %.

Hari ini, kita saksikan dimana dibawah penerapan pancasila, semua tokoh sibuk ngurusi Pilpres padahal masih tahun 2024. Mereka melupakan rakyat, yang semestinya diurusi setiap hari. Harga harga kebutuhan pokok naik, tidak diurusi.

Hari ini, kita saksikan dimana dibawah penerapan pancasila, kejahatan merajalela. Pembunuhan, pencurian, pembegalan, tawuran remaja, narkoba, hingga pembunuh 6 pengawal HRS dimaafkan dan dibebaskan.

Kondisi seperti ini kita diminta nyaman ? Orang Islam diminta tenteram ? darimana ketentraman itu ? justru kalau kondisi rusak seperti ini ada yang diam bahkan nyaman, dipertanyakan keimanannya.

Soal solusi Islam, syariah dan Khilafah, itu kewajiban. Negeri ini belum pernah diterapkan Islam secara kaffah, negeri ini selalu dijajah ideologi kapitalisme.

Soal pancasila final? Kapan pancasila pernah diadu dengan kapitalisme ? Sosialisme? faktanya, pancasila keok dengan kapitalisme. Tidak sampai semifinal, pancasila keok. Buktinya seluruh sistem perundangan bercorak liberal kapitalis.

Justru kami menawarkan Islam, Syariah, Khilafah, itu karena dorongan iman. Kami ingin, negeri ini menjadi baik dengan berhukum kepada hukumnya Allah SWT. []

Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik


Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :