Tinta Media - Akhirnya Jokowi pun tidak mau ketinggalan melakukan kampanye "terselubung" demi mendukung "jago" nya di Pilpres 2024, dalam suatu acara di Magelang kemarin. Menambah hingar bingar kampanye "prematur" yang dilakukan para Capres dan para pendukungnya.
Namun ada sebuah pertanyaan yang tidak muncul dalam hal ini, yaitu mau "ngapain" setelah terpilih ? Apakah sekedar seperti yang sekarang yaitu hanya memperbesar hutang LN ? Bahkan hanya untuk hal hal yang tidak urgent seperti Bandara Kertajati yang akhirnya untuk "taman bermain" ? Proyek pembangkit 35.000 MW yang akhirnya RSH/"mangkrak" 68,1% ? KA Cepat Jkt-Bandung yang tanpa kajian ekonomi ? Dan terakhir IKN ? Yang semuanya indikasinya hanya untuk menutupi ketidak mampuan ?
Atau kongkrit nya setelah terpilih nanti hanya akan memperbesar hutang LN ? Hanya akan menjual asset negara seperti PLN, dan menyerahkan sumber daya alam ke TKA Aseng ?
Kalau nantinya hanya seperti itu yang akan anda lakukan , memang sial bangsa ini ! Terus kapan tujuan Kemerdekaan yang ada di Konstitusi ini akan diwujudkan ? Kapan pasal 33 ayat (2) UUD 1945 , " Cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajad hidup orang banyak dikuasai Negara " akan di praktek kan ? Bukan malah dikuasai "Peng Peng" seperti Luhut BP, JK, Dahlan Iskan, Erick Tohir yang bersekongkol dengan Aseng/Asing dan Taipan 9 Naga , dan akhirnya berakibat mahalnya minyak goreng dan listrik dll ?
Dengan demikian Presiden terpilih 2024 tidak usah sebar jargon seperti Nawa Cita, Saya Panca Sila, NKRI Harga Mati dll.
Yang dibutuhkan adalah :
1. Terbitkan Dekrit Presiden kembali ke UUD 1945 yang asli (artinya harus ada Nasionalisasi asset dan SDA).
2. Tunda hutang LN.
Kalau anda tidak mampu lakukan itu maka bersiaplah Indonesia akan di "caplok" China Komunis lewat OBOR (One Belt One Road) dan AS/Blok Kapitalis lewat GLOBALISASI !
Mana Panca Sila dan UUD 1945 ? Selama ini hanya "jargon" !!
MAGELANG, 24 MEI 2022.
Oleh: Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST.
Namun ada sebuah pertanyaan yang tidak muncul dalam hal ini, yaitu mau "ngapain" setelah terpilih ? Apakah sekedar seperti yang sekarang yaitu hanya memperbesar hutang LN ? Bahkan hanya untuk hal hal yang tidak urgent seperti Bandara Kertajati yang akhirnya untuk "taman bermain" ? Proyek pembangkit 35.000 MW yang akhirnya RSH/"mangkrak" 68,1% ? KA Cepat Jkt-Bandung yang tanpa kajian ekonomi ? Dan terakhir IKN ? Yang semuanya indikasinya hanya untuk menutupi ketidak mampuan ?
Atau kongkrit nya setelah terpilih nanti hanya akan memperbesar hutang LN ? Hanya akan menjual asset negara seperti PLN, dan menyerahkan sumber daya alam ke TKA Aseng ?
Kalau nantinya hanya seperti itu yang akan anda lakukan , memang sial bangsa ini ! Terus kapan tujuan Kemerdekaan yang ada di Konstitusi ini akan diwujudkan ? Kapan pasal 33 ayat (2) UUD 1945 , " Cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajad hidup orang banyak dikuasai Negara " akan di praktek kan ? Bukan malah dikuasai "Peng Peng" seperti Luhut BP, JK, Dahlan Iskan, Erick Tohir yang bersekongkol dengan Aseng/Asing dan Taipan 9 Naga , dan akhirnya berakibat mahalnya minyak goreng dan listrik dll ?
Dengan demikian Presiden terpilih 2024 tidak usah sebar jargon seperti Nawa Cita, Saya Panca Sila, NKRI Harga Mati dll.
Yang dibutuhkan adalah :
1. Terbitkan Dekrit Presiden kembali ke UUD 1945 yang asli (artinya harus ada Nasionalisasi asset dan SDA).
2. Tunda hutang LN.
Kalau anda tidak mampu lakukan itu maka bersiaplah Indonesia akan di "caplok" China Komunis lewat OBOR (One Belt One Road) dan AS/Blok Kapitalis lewat GLOBALISASI !
Mana Panca Sila dan UUD 1945 ? Selama ini hanya "jargon" !!
MAGELANG, 24 MEI 2022.
Oleh: Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST.