UAS: Kafir Itu Istilah Agama - Tinta Media

Selasa, 24 Mei 2022

UAS: Kafir Itu Istilah Agama


Tinta Media - Menanggapi istilah kafir yang dijadikan Singapura sebagai alasan untuk mencekal dirinya, Ustaz Abdul Somad (UAS) menuturkan bahwa kafir itu istilah dalam agama.

“Kafir itu istilah agama. Masak mau kita hilangkan istilah-istilah agama hanya karena tidak mau orang lain tersinggung,” tutur Ustaz Abdul Somad dalam acara Xklusif UAS:  Ceramah Dituding Ekstrem dan Segregatif, Senin (23/5/2022)  di kanal Youtube  Refly Harun.

UAS melanjutkan, nanti kalau ada negara melarang orang ceramah yang  mengatakan babi haram, khamer haram, kemudian bisa saja keluar peraturan, Anda tidak boleh masuk ke negara kami. Kenapa? karena Anda mengatakan khomer haram  dan menolaknya, sementara kami suka minum khamer.  “Itu kan ajaran agama kita,” tegasnya sambil mengatakan,

“Saya tidak akan pernah berhenti mengajarkan itu. Kalau itu dianggap sebagai ekstremis, sebagai segregasi  maka biarlah semua orang mengatakan itu. Karena itu bagian dari ajaran agama, saya akan tetap mengajarkan.”

Dan saya sampai hari ini, lanjut UAS,  masih sebagai pengajar.  Saya visiting Profesor di Universitas Islam Sultan Syarif Ali,  masih ada kontrak.  Saya mendapat Honoris Causa dari University Islam Internasional  Antar Bangsa Selangor Malaysia. Saya sarjana, saya pendidik,  dosen.  Saya bukan orang yang ngomong sembarangan.

Konspirasi

Terkait segregasi  dalam negeri yang diduga di ekspor  juga  ke Singapura, UAS menanggapi, “Kita baca dari indikasi,” jelasnya sambil mencontohkan,
“Akhir 2018 saya ada jadwal ke Timor Leste. Programnya tiga,  bertemu  dengan pak Xanana Gusmau, bertemu dengan Uskup dan tablig  akbar di masjid besar Timor Leste,” kisah UAS sambil melanjutkan,

“Semuanya sudah diurus, saya dapat visa, saya pun berangkat. Sampai di Airport,  tim saya boleh  masuk, saya ditahan. Saya tanya kenapa saya tidak boleh masuk?  Dijawab: “Karena kami sejam yang lalu baru dapat fax dari Jakarta bahwa Ustaz adalah teroris.””

Jadi lanjut UAS, saudara kita di Timor Leste dapat infonya dari sini (Jakarta). Kemudian saya pernah di stop tidak boleh masuk Swis. Saya tanya kenapa tidak boleh masuk?  Mereka tunjukkan print yang berisi gambar dan keterangan bahwa saya  pernah diusir dari Amsterdam waktu ngasih seminar. Karena sudah diusir di Amsterdam kami takut buat keributan juga nanti di Swis.

“Dari mana orang Swiss bisa dapat print?  Dari Indonesia.  Siapa yang ngirim?  Itulah namanya teori konspirasi. Konspirasi itu tidak bisa diungkap kalau bisa diungkap ya bukan  konspirasi,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :