Tinta Media - PII itu Organisasi Professi seperti IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dll. Yang salah satu fungsinya memang mewadahi dinamika para Insinyur di seluruh Indonesia yang pada umumnya bersifat teknis. Seperti membicarakan masalah perkembangan teknologi struktur bangunan gedung, jembatan, bendungan, spillway, tunnel dll. Atau paling jauh hanya membicarakan masalah kontrak, turnkey project, EPC, PPA dsb. Dan semua memang sudah sesuai dengan "passion" nya.
Namun demikian disayangkan kalau pengurus intinya "kuper" (kurang pergaulan) dengan mengatakan bahwa "politik itu kotor" ! Padahal ditengarai mereka ini adalah alumni perguruan tinggi terkemuka seperti UI, ITB, UGM, ITS dst.
Sikap seperti diatas adalah peninggalan suatu era pemerintahan yg mendoktrin rakyatnya bahwa politik itu kotor, jangan berpolitik , yang penting kerja cari duit yang banyak, perut kenyang ! Hingga karena hutang LN yang banyak akhirnya diminta menanda tangani LOI (Letter Of Intent) dan memaksa Amandemen UUD 1945, dilanjutkan melahirkan UU Liberal yang akhirnya terjadilah penjualan asset BUMN dan penyerahan sumberdaya alam ke Aseng/Asing dan Taipan 9 Naga. Terjadinya gejolak minyak goreng adalah salah satu dampaknya ! Ini semua akibat para cendikiawan tidak "care" terhadap politik !
Kebijakan hukum, lahirnya UU, bahkan terjadinya Amandemen UUD 1945 itu adalah produk politik Bro ! Masak Organisasi sekelas PII "alergi" politik kayak lulusan SD saja ?
Mestinya PII menggelar seminar, diskusi, loka karya dll bila ada draft UU. Atau kalau perlu bentuk Tim Task Force dan minta ke DPR "hearing" berikan masukan masukan ke mereka. Sehingga disamping ngomong hal2 teknis juga bisa memberikan masukan hal hal bersifat strategis ! Jangan terjebak dalam sikap "Tukang Insinyur" ! Jangan malah bilang politik itu kotor !
Anda2 para Pengurus inti PII ini ngerti kagak kalau Sektor Ketenagalistrikan ini sudah di acak2 Aseng/Asing dan Taipan 9 Naga ? Dan tarip listrik menyedot subsidi ratusan triliun dari sumber hutang Luar Negeri (yg menjadi beban anak/cucu kita? ). Sekarang sih rakyat masih happy2 karena beban subsidi masih ditanggung Pemerintah. Tapi rakyat tidak tahu kalau beban kelistrikan ini sudah sangat mahal ( bukan untung spt Laporan Keuangan PLN ) gara2 listrik yang mestinya "Public Good" di operasikan secara "Commercial Good", dan PLN berubah dari BUMN Infrastruktur menjadi BUMN pelayan mekanisme komersial alias menjadi EO (Event Organizer) saja ? Karena asset PLN 85% sudah dikuasai "Peng Peng" Luhut BP, JK, Dahlan Iskan, Erick Tohir yang berkonspirasi dengan Aseng/Asing dan Taipan 9 Naga !
Atau anda2 ini jangan jangan justru ikut "bancakan" proyek2 Aseng/Asing dan Taipan 9 Naga itu ? Makanya anda2 tidak "Care" terhadap nasib bangsa yang terancam program OBOR (One Belt One Road) nya China ?
Kalau itu yang terjadi , percuma ada organisasi semacam PII yang ternyata sama sekali tidak memiliki kepedulian dan konstribusi terhadap nasib rakyat Indonesia!
BUBARKAN SAJA PII !!
MAGELANG, 7 MEI 2022.
Oleh: Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST.