Puasa Mengikis Cinta Dunia - Tinta Media

Minggu, 01 Mei 2022

Puasa Mengikis Cinta Dunia


Tinta Media- Di antara pelajaran Ramadhan (durus ramadhaniyah) bagi kita, adalah Ramadhan mengajarkan kita untuk mengikis kecintaan kepada dunia.

Lihatlah orang yang berpuasa. Bagaimana ia meninggalkan kesenangan dunia, memilih menderita demi melaksanakan titah Allah SWT. Ini adalah pelajaran bagi kita, hendaknya kita bisa mengikis kecintaan kepada dunia (bersenang- senang dengan mengumbar nafsu perut dan syahwat) baik di bulan Ramadhan atau di bulan-bulan yang lain.

Memang manusia secara fitrah memiliki kecenderungan untuk mencintai dunia. Wujud dunia yang dicintai manusia bisa berbentuk harta kekayaan, anak dan istri, jabatan dan popularitas, atau apa saja.

Allah berirman QS. Ali Imran ayat 14

Kenapa kecintaan kepada dunia harus dikikis? Karena kecintaan kepada dunia jika terus berkecamuk dalam hati manusia, niscaya akan menghalangi kita dari ibadah kepada Allah dan berjuang di jalan-Nya

Allah berfirman:

Wahai orang-orang yang beriman: ada apa dengan kalian, kenapa ketika dikatakan : berangkatlah (berjihad) di jalan Allah, kalian merasa berat?. Apakah kalian lebih suka kehidupan dunia dari pada akhirat?. Tidaklah kenikamatan dunia dibanding dengan akhirat kecuai hanya kenikmatan yang sedikit.

Kecintaan kepada dunia harus dikikis karena akan menjadi penyebab lemahnya kaum muslimin. Dalam hadits riwayat Abu daud Rasulullah menjelaskan bahwa akan datang suatu masa, di mana kaum muslimin lemah tidak berdaya di hadapan musuh-musuhnya. Saat itu kaum muslimin bagaikan makanan pada nampan yang dikerubuti oleh musuh. Kaum muslimin saat itu banyak namun lemah bagaikan buih. Musuh tidak merasa gentar ketika berhadapan dengan mereka. Penyebabnya adalah penyakit wahn. Yaitu cinta dunia dan takut mati.

Rasulullah bersabda:  telah dekat suatu masa dimana kalian akan dikerubuti oleh umat-umat yang lain sebagaimana suatu kaum mengerubuti nampan makanan mereka. Rawi berkata: Rasulullah ditanya: Apakah hal itu disebabkan karena sedikitnya (jumlah kami)?. Rasul bersabda: Bukan, melainkan karena kalian bagaikan buih banjir. Akan dijadikan penyakit wahn (lemah) pada hati-hati kalian, dan akan dicabut rasa takut dari musuh-mush kalian, karena kecintaan kalian pada dunia dan takutnya kalian akan kematian

Pada saat perang Uhud kaum muslimin kocar-kacir, dikalahkan oleh musuh. Penyebabnya adalah karena pasukan pemanah yang ada di atas bukit uhud meninggalkan posisinya. Padahal Rasulullah telah berpesan agar mereka tetap di posisi itu, apapaun yang terjadi sampai diperintahkan oleh Rasulullah untuk turun. Namun karena mereka melihat kaum muslimin yang berada di bawah bukit sedang sibuk memperebutkan harta rampasan perang. Maka mereka-pun lupa akan pesan Rasulullah SAW . Akhirnya mereka turun bergabung dengan kaum muslimin yang lain. Kondisi itu dimanfaatkan oleh musuh. Ketika melihat pasukan di balik bukit sudah tidak ada, maka musuhpun datang dari belakang kaum muslimin melancarkan serangan. Kaum muslim akhirnya terdesak mundur.

Bagaimana cara mengikis cinta dunia dalam diri kita,sehingga dunia tidak menjadi penghalang ibadah dan berjuang di jalan Allah?

Selain mengetahui bahaya cinta dunia sebegaimana di jelaskan tadi. Kita juga harus mengetahui hakikat dunia.

Pertama, QS. Al-An’am: 32: Kehidupan dunia adalah permainan dan senda gurau.

Tidaklah kehidupan dunia kecuali bagikan permainan dan senda gurau semata. Dan sungguh negeri Akhirat itu pasti lebih bagi orang-orang yang bertakawa. Apakah mereka tidak berpikir?

Kedua, At-Taubah ayat: 38: Kenikmatan dunia adalah kenikmatan yang sedikit

Tidaklah kenikamatan dunia disbanding dengan akhirat kecuai hanya kenikmatan yang sedikit …

Ketiga, QS Luqman: 33: Kehidupan dunia adalah kehidupan yang menipu

Janganlah kalian tertipu oleh kehidupan dunia..

Ditengah kehidupan yang didominasi oleh kapitalisme yang meterialistik, akan sangat sulit mengikis kecintaan terhadap kehidupan dunia dari diri kita. Selain kita harus menyadari hakikat dunia menurut Allah SWT, kita juga butuh suasana yang mendukung di tengah-tengah masyarakat kita. Jika suasana dan lingkungan masyarakat kita masih di dominasi dengan materialisme dalam segala bidang, maka sepertinya hanya orang-orang yang hebat imannyalah yang tidak akan terbawa arus materialistik yang sangat deras menyapu relung-relung  kehidupan kaum muslimin saat ini.

Karena itulah, mutlak diperlukan sebuah peradaban yang tidak materialistik, mutlak dibutuhkan sebuah system kehidupan yang bisa memosisikan dunia pada tempatnya, mutlkak juga dibutuhkan sebuah kekuatan yang bisa mengkondisikan dan mengubah suasana masyarakat agar tidak terseret dan didominasi dengan materialism. Itulah peradaban Islam, itulah sistem kehidupan Islam.

Oleh: H Yasin Muthohar
Mudir Ma’had Al-Abqary Serang Banten
 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :