Pasca Ramadhan, Seharusnya Pengemban Dakwah Menjadi Tangguh - Tinta Media

Minggu, 08 Mei 2022

Pasca Ramadhan, Seharusnya Pengemban Dakwah Menjadi Tangguh


Tinta Media  - Aktivis Muslimah Ustazah Noval Tawang, mengingatkan bahwa setelah menempa diri melalui ibadah ramadhan sebulan penuh, seharusnya para pengemban dakwah menjadi tangguh.

"Karena itu, setelah menempa diri melalui ibadah ramadhan sebulan penuh, seharusnya para pengemban dakwah yang memperjuangkan terwujudkan ketakwaan hakiki menjadi pengemban dakwah yang tangguh. Pengemban dakwah harusnya lulus dari proses ramadhan dengan nilai yang maksimal," tuturnya dalam One Minute Booster Extra: Optimalisasi Dakwah Mengantarkan Pada Kemenangan di kanal Youtube Muslimah Media Center, Selasa (3/5/2022).

Ia menjelaskan, semua amal shalih yang dilaksanakan selama Ramadhan, hendaknya dapat memupuk ketakwaan pada diri kaum Muslim. Ketakwaan itulah hikmah yang mesti diwujudkan dari ibadah selama Ramadhan, terutama ibadah puasa.

"Di dalam HR. al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah Saw bersabda yang artinya : Puasa (shaum) itu adalah junnah (benteng) (HR.al-Bukhari dan Muslim).
Junnah artinya penjaga (wiqayah) dan penutup (satrah) dari terjerumusnya seseorang ke dalam kemaksiatan yang menyebabkan pelakunya masuk neraka. Junnah juga bermakna penjaga dari neraka, karena menahan syahwat (al-jami' ash-shahih al-mukhtashar, II/670)," jelasnya.

Ia pun menerangkan, Imam Al-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa takwa adalah melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan Allah SWT. Bila shaum merupakan benteng individual, maka hal-hal yang merusak masyarakat tentu tidak pernah dapat dicegah dan dijaga semata-mata dengan shaum saja.

"Saat ini umat memerlukan dua benteng. Yakni shaum sebagai benteng individual, dan yang tidak kalah pentingnya adalah negara khilafah, yang menerapkan syariat Islam sebagai benteng umat Islam secara keseluruhan. Kezaliman musuh-musuh Allah tidak akan pernah hilang dari bumi ini kecuali dengan penerapan syariah Allah di seluruh aspek kehidupan, baik pada level individu, masyarakat maupun negara. Dan inilah makna ketakwaan hakiki" tegasnya.

Noval membeberkan, pada saat pengemban dakwah mampu menahan lapar dan dahaga, dan segala hal yang membatalkan puasa selama sebulan penuh, maka sudah sepantasnya mereka mampu mengatasi masalah-masalah dakwah dan kehidupannya, tanpa keluh kesah, keputus asaan atau kepanikan.

"Jika kita mau belajar dari para pendahulu kita, baik para pengemban dakwah senior maupun para sahabat, yang telah berhasil mencatatkan sejarah optimalisasi ekspansi dakwah di bulan ramadhan, maka sudah seharusnya itu akan menghantarkan kita  pada simpul kemenangan dakwah," pungkasnya.[] Willy Waliah
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :