OPOR AYAM KETUPAT LEBARAN, MAK NYUS! - Tinta Media

Jumat, 06 Mei 2022

OPOR AYAM KETUPAT LEBARAN, MAK NYUS!


Tinta Media  - Jokowi teralienasi saat perayaan lebaran Idul Fitri. Dia tidak hadir di Masjid Istiqlal, simbol masjidnya kekuasaan Negara, melainkan malah melipir sholat di Yogyakarta.

Memang benar, melaksanakan sholat ID di Istiqlal sangat beresiko. Diantara resiko yang paling kecil adalah ada sejumlah anak kecil yang menirukan gayanya 'Yo Ndak Tahu Kok Nanya Saya'. Tentu jika hal ini terekam kamera, bisa berdampak 'bahaya' bagi Jokowi.

Belum lagi, beresiko diteriaki oleh emak-emak yang menuntut dirinya mundur. Kebayang, betapa garangnya wajah emak-emak, meskipun dalam kerangka hari raya berani dengan lantang berteriak 'Jokowi, mundur !'.

Atau resiko lain Jokowi diacuhkan. Tak ada yang menganggapnya. Tak ada yang berdesakan untuk bersalaman dengannya. Beda, dengan kondisi saat Jokowi blusukan di daerah.

Karena itu, Yogyakarta dipilih diduga sebagai tempat sholat untuk menghindari hal-hal yang tidak mengenakkan. Tak nyaman, masih menjabat Presiden tapi tidak dianggap oleh rakyatnya.

Semakin dekat tahun 2024, kegalauan Jokowi semakin meningkat. Karena, saat masih menjadi Presiden saja sudah diabaikan, apalagi nanti ketika sudah tidak berkuasa? Tak akan ada media yang peduli, mengabarkan berita tentang diri dan keluarganya.

Terlebih lagi, wacana tunda Pemilu dan presiden tiga periode mendapatkan tantangan keras dari rakyat. Perdana Menteri Jokowi (meminjam gelar yang disematkan oleh Elon Musk), juga gagal mengeksekusi tunda Pemilu melalui Parade Apdesi.

Rasanya, kebahagiaan hari raya terasa hampa. Saat menuju selesainya kekuasaan semakin dekat. Hari-hari terasa semakin cepat dihitung dalam bilangan pikiran.

Begitulah, kekuasaan bisa saja berkacak pinggang kepada rakyat. Tetapi kekuasaan, tak mungkin memaksa rakyat mengerubutinya, jika baunya amis bahkan busuk memuakkan.

Ajal kekuasaan, pasti tiba. Dan saat kekuasaan berlalu, tak ada yang tersisa dari diri yang meninggalkan keramahan rakyat untuk terus mengenangnya. Yang ada, rakyat merasa lega dengan datangnya ajal kekuasaan yang zalim.

Loh, ini bagaimana soal opor ayam dan ketupatnya ? Kok ga dibahas ?

Tidak, memang tidak saya bahas. Saya terbiasa menulis dengan gaya dan apa yang mau saya tulis. Suka, silahkan baca. Tidak suka, silahkan hapus. Simple bukan? []

Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik


Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :