Tinta Media - Jurnalis Joko Prasetyo (Om Joy), mengungkap kekhawatiran Wilfrid Scawen Blunt (1840-1922 M) bahwa kaum Muslim akan bangkit kembali selama masih ada empat faktor di tengah kaum Muslim.
"Meski Khilafah Utsmani (699-1342 H/1299-1924M) sejak 1171 H terus meluncur ke lembah keterpurukan, namun Wilfrid Scawen Blunt (1840-1922 M) tetap sangat khawatir kaum Muslim akan bangkit kembali selama masih ada empat faktor di tengah kaum Muslim," ungkapnya kepada Tinta Media, Rabu (4/5/2022).
Om Joy mengatakan, dalam buku karya Blunt yang berjudul ‘The Future of Islam’ (1882 M), analis politik Inggris kelahiran Sussex 17 Agustus 1840 menyebutkan keempat faktor tersebut.
"Pertama, masih adanya ibadah haji yang dilakukan kaum Muslim setiap tahun. Kedua, adanya Kota Suci Mekkah yang setiap tahun dikunjungi ratusan ribu orang (sekarang sekitar 2,5 juta tiap musim haji) dari berbagai penjuru dunia. Ketiga, masih berdirinya khilafah. Keempat, adanya gerakan-gerakan yang melakukan reformasi di tengah kaum Muslim," ujarnya.
Menurutnya, pernyataan Blunt tersebut mengungkap isi hati para pengusung peradaban kafir penjajah Inggris dan Barat pada umumnya. "Sehingga secara global, baik sebelum maupun sesudah Blunt menyatakannya, mereka berkonspirasi untuk menghilangkan keempat faktor tersebut. Dan hasilnya seperti yang kita lihat saat ini," bebernya.
Empat Faktor Kebangkitan Umat
Oleh sebab itu, agar kaum Muslim bangkit kembali, kata Om Joy, dengan kacamata Blunt dalam memahami kondisi kaum Muslim saat itu, umat Islam dapat menyatakan empat faktor pula untuk kondisi saat ini.
Pertama, kaum Muslim saat ini terpecah-pecah dalam sekat-sekat nasionalisme. Masing-masing hanya memikirkan nasib bangsanya. "Derita Muslim Gaza Palestina, Muslim Moro, Muslim Rohingya, Muslim Xinjiang, dan derita yang dialami seluruh kaum Muslim menjadi masalah dan nasib negaranya masing-masing," ungkapnya.
"Padahal sebenarnya seluruh kaum Muslim adalah umat yang satu. Allah mereka satu, Nabi mereka satu, kitab mereka satu, kiblatnya pun satu. Maka ibadah haji haruslah menjadi momen pemersatu umat, karena mereka berkumpul di Mekkah dengan meninggalkan baju nasionalisme,"tambahnya.
Kedua, kaum Muslim harus sadar, Mekkah adalah kota suci kaum Muslim seluruh dunia, bukan milik kerajaan keluarga Saudi. "Maka kaum Muslim haruslah mengubah kerajaan keluarga Saud menjadi khilafah kaum Muslim sedunia sebagaimana yang dulu terjadi sejak Negara Islam pertama di dunia yang dipimpin Rasulullah SAW Futuh Mekkah, kemudian diteruskan oleh Khulafaur Rasyidin (Khilafah Rasyidah), Khilafah Umayah, Khilafah Abbasiyah, dan Khilafah Utsmani)," terangnya.
.
Ketiga, khilafah yang tegak kelak tidak mempermasalahkan hal-hal furu’iah. Karena khilafah bukan negara mazhab tetapi merupakan kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim yang menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam negeri dan melancarkan dakwah dan jihad ke luar negeri. "Termasuk membebaskan negeri-negeri Islam yang kini tengah dijajah kaum kafir," tegasnya.
Keempat, oleh karena itu, kata Om Joy, bentuklah atau bergabunglah dengan gerakan revolusi Islam yang berjuang merubah sistem kufur saat ini menjadi khilafah. "Bukan gerakan reformasi yang malah semakin memperkokoh sistem kufur demokrasi/republik, kerajaan, sosialisme, komunisme, kapitalisme dan isme-isme lainnya yang diterapkan di seluruh negeri kaum Muslim saat ini atau gerakan yang mempermasalahkan furu’iah yang tidak ada ujung pangkalnya," pungkasnya.[] Ajirah
"Meski Khilafah Utsmani (699-1342 H/1299-1924M) sejak 1171 H terus meluncur ke lembah keterpurukan, namun Wilfrid Scawen Blunt (1840-1922 M) tetap sangat khawatir kaum Muslim akan bangkit kembali selama masih ada empat faktor di tengah kaum Muslim," ungkapnya kepada Tinta Media, Rabu (4/5/2022).
Om Joy mengatakan, dalam buku karya Blunt yang berjudul ‘The Future of Islam’ (1882 M), analis politik Inggris kelahiran Sussex 17 Agustus 1840 menyebutkan keempat faktor tersebut.
"Pertama, masih adanya ibadah haji yang dilakukan kaum Muslim setiap tahun. Kedua, adanya Kota Suci Mekkah yang setiap tahun dikunjungi ratusan ribu orang (sekarang sekitar 2,5 juta tiap musim haji) dari berbagai penjuru dunia. Ketiga, masih berdirinya khilafah. Keempat, adanya gerakan-gerakan yang melakukan reformasi di tengah kaum Muslim," ujarnya.
Menurutnya, pernyataan Blunt tersebut mengungkap isi hati para pengusung peradaban kafir penjajah Inggris dan Barat pada umumnya. "Sehingga secara global, baik sebelum maupun sesudah Blunt menyatakannya, mereka berkonspirasi untuk menghilangkan keempat faktor tersebut. Dan hasilnya seperti yang kita lihat saat ini," bebernya.
"Semua faktor untuk menggagalkan kebangkitan Islam yang dinyatakan Blunt tercapai," tegas Om Joy.
.
Indikasinya, lanjut Om Joy, Khilafah dibubarkan pada 1924 M, oleh kaki tangan Inggris Mustafa Kamal Attaturk Laknatullah, setelah Inggris berhasil merubah gerakan-gerakan reformasi (melakukan perbaikan penerapan sistem khilafah) menjadi gerakan revolusi (mengganti sistem khilafah dengan sistem pemerintahan yang lain).
.
Menurutnya, Barat tidak takut lagi dengan 2,5 juta kaum Muslim yang mendengarkan khutbah ketika wukuf di Arafah dalam puncak ibadah haji di Kota Suci Mekkah. Karena ibarat singa, kaum Muslim sudah kehilangan taring dan cakarnya. "Sejak saat itu kaum Muslim pun terpuruk ke dasar kehinaan yang paling dalam," bebernya.
Oleh sebab itu, agar kaum Muslim bangkit kembali, kata Om Joy, dengan kacamata Blunt dalam memahami kondisi kaum Muslim saat itu, umat Islam dapat menyatakan empat faktor pula untuk kondisi saat ini.
Pertama, kaum Muslim saat ini terpecah-pecah dalam sekat-sekat nasionalisme. Masing-masing hanya memikirkan nasib bangsanya. "Derita Muslim Gaza Palestina, Muslim Moro, Muslim Rohingya, Muslim Xinjiang, dan derita yang dialami seluruh kaum Muslim menjadi masalah dan nasib negaranya masing-masing," ungkapnya.
"Padahal sebenarnya seluruh kaum Muslim adalah umat yang satu. Allah mereka satu, Nabi mereka satu, kitab mereka satu, kiblatnya pun satu. Maka ibadah haji haruslah menjadi momen pemersatu umat, karena mereka berkumpul di Mekkah dengan meninggalkan baju nasionalisme,"tambahnya.
Kedua, kaum Muslim harus sadar, Mekkah adalah kota suci kaum Muslim seluruh dunia, bukan milik kerajaan keluarga Saudi. "Maka kaum Muslim haruslah mengubah kerajaan keluarga Saud menjadi khilafah kaum Muslim sedunia sebagaimana yang dulu terjadi sejak Negara Islam pertama di dunia yang dipimpin Rasulullah SAW Futuh Mekkah, kemudian diteruskan oleh Khulafaur Rasyidin (Khilafah Rasyidah), Khilafah Umayah, Khilafah Abbasiyah, dan Khilafah Utsmani)," terangnya.
.
Ketiga, khilafah yang tegak kelak tidak mempermasalahkan hal-hal furu’iah. Karena khilafah bukan negara mazhab tetapi merupakan kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim yang menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam negeri dan melancarkan dakwah dan jihad ke luar negeri. "Termasuk membebaskan negeri-negeri Islam yang kini tengah dijajah kaum kafir," tegasnya.
Keempat, oleh karena itu, kata Om Joy, bentuklah atau bergabunglah dengan gerakan revolusi Islam yang berjuang merubah sistem kufur saat ini menjadi khilafah. "Bukan gerakan reformasi yang malah semakin memperkokoh sistem kufur demokrasi/republik, kerajaan, sosialisme, komunisme, kapitalisme dan isme-isme lainnya yang diterapkan di seluruh negeri kaum Muslim saat ini atau gerakan yang mempermasalahkan furu’iah yang tidak ada ujung pangkalnya," pungkasnya.[] Ajirah