Tinta Media - Setelah berpuasa selama sebulan dalam bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan, umat Islam kemudian kembali kepada fitrah, kesucian, dengan memasuki Idul Fitri. Dalam Idul Fitri kita pun berlebaran atau merayakan lebaran. Lebaran adalah aspek budaya dari Idul Fitri. Yang mesti dilakukan oleh kaum Muslimin pada hari lebaran bukanlah bersenang-senang merasa puasa sudah selesai. Lebaran memiliki nilai-nilai yang perlu direnungkan oleh umat Islam. Apa yang sebaiknya dilakukan pada hari lebaran?
1. Lebaran
1. Lebaran
Lebaran adalah merayakan Idul Fitri dengan perasaan gembira ria karena selesai puasa sebulan penuh. Idul Fitri itu unsur agamanya, lebaran adalah unsur budayanya. Dalam merayakan lebaran, kita tentu mesti lebih memperhatikan aspek Idul Fitrinya bukan lebarannya. Dalam lebaran umumnya yang lebih diperhatikan adalah mengecat rumah dengan cat baru, membuat kue dan memakai baju baru. Idul Fitri artinya kembali kepada fitrah, kembali kepada kesucian diri setelah selama sebulan kita berpuasa. Hasil yang harus diperhatikan setelah menjalani ibadah puasa adalah kebersihan dan leburnya dosa-dosa bukan meriahnya tradisi berlebaran dengan perayaan-perayaan tertentu sementara puasa kita sendiri belum tentu diterima.
2. Lébaran
Lebaran juga harus bermakna melebarkan diri. Lebarkanlah hati untuk memaafkan orang lain. Lebarkan hati untuk merenungkan apakah yang didapatkan dari menjalani puasa sebulan penuh. Apakah puasa kita diterima oleh Allah atau tidak? Apakah dosa-dosa kita diampuni? Apakah ibadah kita bertambah? Apakah memasuki bulan Syawal dengan hati yang bersih dan suci? Itulah makna lébaran dalam Idul Fitri.
3. Leburan
Hari lebaran atau Idul Fitri bagi seorang Muslim harus menjadi hari melebur dosa-dosa dan kesalahan kita. Kepada Allah dengan cara banyak bertaubat, meningkatkan ibadah, perubahan kesadaran diri, dan kepada sesama manusia dengan cara saling meminta maaf dan memamafkan. Pada hari Idul Fitri, leburkankah semua dosa-dosa dan kesalahan kita dengan cara membersihkan diri sehingga memenuhi apa yang diharapkan oleh Allah SWT bahwa pada hari Idul Fitri seorang Muslim kembali kepada fitrahnya yaitu seperti bayi yang baru dilahirkan.
4. Liburan
Lebaran juga dianjurkan diisi dengan liburan yaitu liburan ruhani. Liburan ini adalah pergi bersilaturahmi mengunjungi orang tua dan sanak saudara di kampung halaman dan memohan maaf kepada mereka atas segala kesalahan diri sehingga semakin lengkap dan bersihlah diri kita setelah menjalani ibadah puasa selama satu bulan. Saling meminta maaf dan memberi maaf sejatinya tidak harus selalu pada hari lebaran. Yang lebih afdhal adalah disaat setiap kita berbuat dosa kepada Allah dan melalukan kesalahan kepada sesama manusia. Tetapi, khusus pada hari lebaran atau Idul Fitri juga bukan berarti salah. Saling memaafkan pada Idul Fitri melengkapi pembersihan dosa-dosa dan taubat kita kepada Allah SWT yang kita usahakan pada bulan bulan Ramadhan.
5. Lébéran
Lebaran juga bermakna lébéran. Lébér artinya penuh, lébéran artinya memenuhi hati dengan kebersihan diri, dengan jembar manah saling memaafkan, saling menyayangi antar sesama. Hilangkanlah kesempitan berfikir, jauhkan kesempitan sikap, hapuskanlah kesempitan jiwa. Bila jiwa masih sempit, tidak lapang dada, tidak jembar manah, tidak bisa memaafkan berarti puasa kita tidak berhasil, puasa kita tidak bermakna, tidak memberikan pembersihan dan perubahan diri ke arah yang lebih baik. (Kitab Paradigma Hikah Lima)
Oleh: Moeflich H. Hart
Intelektual Muslim