Kiai Labib Jelaskan Siapa Sesungguhnya yang Meninggalkan Al-Qur’an - Tinta Media

Minggu, 15 Mei 2022

Kiai Labib Jelaskan Siapa Sesungguhnya yang Meninggalkan Al-Qur’an


Tinta Media  - Ulama Aswaja KH Rokhmat S. Labib dalam tausiahnya menyampaikan isi kitab ‘At Tibyan Fi Ulumil Qur’an’ karangan Dr. Muhammad Ali As Shabuni tentang siapa yang sesungguhnya meninggalkan Al Qur’an.

“Dr. Muhammad Ali As Shabuni dalam kitabnya At Tibyan Fi Ulumil Qur’an, beliau mengatakan, barang siapa yang tidak membaca Al-Qur'an maka sungguh dia telah meninggalkan Al-Qur'an,” tuturnya dalam acara tausiyah : Al Qur’an Sebagai Minhaj Al Hayah, Rabu (11/5/2022) melalui kanal YouTube Aspirasi News.

Kiai Labib menjelaskan, Al-Qur’an adalah petunjuk dari Allah SWT. Dari Al-Qur’an, menurutnya, manusia bisa mengetahui tentang Allah, akidah, hukum tentang halal dan haram, tentang perbuatan yang diridhoi Allah dan yang dimurkai Allah serta tentang perbuatan yang bisa menghantarkan kepada surga dan neraka. “Bagaimana mungkin orang akan bisa menjadikan Al Qur’an sebagai petunjuk hidupnya kalau tidak membaca? Maka, membaca ini menjadi kunci,” tegasnya.

Namun, Kiai Labib mengatakan, membaca saja tidak cukup. “Beliau (Dr. Muhammad Ali As Shabuni) mengatakan, barang siapa yang membaca Al Quran tapi tidak mentadaburi apa maknanya, apa kandungannya, apa isinya maka sungguh ia telah meninggalkan al Quran,” tambahnya.

Dijelaskan lagi oleh Kiai Labib, membaca Al-Qur’an adalah ibadah. Membaca Al Qur’an berbeda dengan membaca buku-buku atau tulisan yang lain. Menurut Kiai Labib, membaca buku akan berpahala mana kala mengerti isinya karena merupakan bagian dari talabul ilmi.

“Berbeda dengan Al-Qur’an. Sekedar membaca, dia mengerti atau tidak (isi Al Qur’an), dia tetap berpahala. Namun, tidak cukup dengan membaca. Sebab, dengan membaca belum juga membuat pelakunya mengerjakan apa yang ada di dalamnya,” ungkapnya.

Oleh karena itu, menurutnya, jika tidak ingin disebut sebagai orang yang meninggalkan Al-Qur’an, maka harus juga mentadaburi kandungan Al Qur’an. Pun demikian, Kiai Labib kembali menjelaskan, Dr. Muhammad Ali As Shabuni mengatakan, membaca dan mentadaburi Al-Qur’an saja belum cukup tetapi juga harus diamalkan.

“Beliau katakan, barang siapa yang membacanya dan merenungi, mentadaburi isinya namun dia tidak mengerjakan apa yang ada di dalamnya, maka sungguh ia telah meninggalkan Al Quran,” ungkapnya.

Ditambahkan lagi oleh Kiai Labib, membaca itu berpahala, melakukan tadabur terhadap isi Al Qur’an juga merupakan pahala. Akan tetapi, menurutnya, mentadaburi Al Qur’an, merenungkan, mengerti serta memikirkan apa yang ada dalam Al Qur’an tidak cukup jika pada akhirnya tidak dikerjakan.

“Ketika Allah perintahkan ‘wa aqimus salata’, orang yang membaca ‘wa aqimus salata’, maka dia berpahala. Dia mengerti isinya, apa makna dari ‘aqimus salata’, maka dia berpahala. Tetapi dia tetap akan berdosa ketika dia tidak mengerjakan sholat,” tambahnya.

Demikian juga perintah Allah yang lain. Kiai Labib menyebutkan, seseorang yang membaca ayat ‘kutiba ‘alaikumus siyam’, ‘kutiba ‘alaikumul qitaal’ dan ayat lainnya maka dia berpahala. Mentadaburinya juga berpahala tapi, menurutnya, ketika tidak mau mengerjakan perintah tersebut, maka dia berdosa.

“Karena Al Qur’an bukan hanya dibaca, bukan hanya ditadaburi, tapi justru yang lebih penting adalah mengamalkannya dalam kehidupan,” pungkasnya. [] Ikhty
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :