Tinta Media - Mungkin saya termasuk yang cerewet dalam hal ini. Dan saya mohon maaf bagi sobat yang mungkin terusik. Bahkan ada sebagian saya japri bahkan saya telpon karena hal ini. Namun paling tidak itu saya sering sampaikan karena tiga hal sebagai berikut:
Pertama, Kan mubah? Sekali pun foto istri yg menutup aurat bahkan mungkin bercadar itu mubah dipajang di medsos namun banyak perkara mubah yang dijauhi orang-orang sholih terdahulu. Kenapa? Karena mubah itu bisa jadi tak berguna. Bahkan bisa juga mubah menjadi haram karena menjadi wasilah bagi yang haram.
عَÙ†ْ Ø£َبِÙŠ Ù‡ُرَÙŠْرَØ©َ رَضِÙŠَ اللهُ عَÙ†ْÙ‡ُ Ù‚َالَ: Ù‚َالَ رَسُÙˆْÙ„ُ اللهِ صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ Ù‚َالَ:«Ù…ِÙ†ْ ØُسْÙ†ِ Ø¥ِسْلاَÙ…ِ الْÙ…َرْØ¡ِ تَرْÙƒُÙ‡ُ Ù…َا لاَ ÙŠَعْÙ†ِÙŠْÙ‡ِ». ØَدِÙŠْØ«ٌ ØَسَÙ†ٌ, رَÙˆَاهُ التِّرْÙ…ِØ°ِÙŠ ÙˆَغَÙŠْرُÙ‡ُ Ù‡َÙƒَØ°َا.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2318 dan yang lainnya)
Memasang foto istri kita di medsos bisa termasuk mubah yang tak berguna bahkan bisa jadi menjadi wasilah bagi keharaman. Keharaman seperti apa? Saya kira sobat bisa pikir sendiri dampak apa yang bisa terjadi meskipun tidak semua memenuhi kaidah al washilatu ilal haram haram.
Kedua, faktor keamanan dan keselamatan. Prinsipnya semakin sedikit orang yang tahu urusan pribadi kita, khususnya istri dan anak, maka itu lebih aman dan lebih selamat. Mengapa? Ini terkait dengan wa'yus siyasiy. Bukankah kita ini termasuk para politisi yang cerdas? Saya kira sobat juga telah faham perkara ini.
Ketiga, menjaga hati dan lisan atau jempol kita dan orang lain. Kecenderungan kita di medsos itu cerewet. Mau komen terhadap apa saja. Barangkali karena medsos itu ajang eksis ya. Sehingga foto apalagi video kita tentang istri atau anak akan membuka peluang komen yang bisa menjadi beban kita atau orang yang komen.
Keempat, menghindari 'ain dari rasa iri atau hasad orang lain. Yang bisa berdampak pada sakitnya kita atau keluarga bahkan bisa jadi bubarnya sebuah rumah tangga. Hal ini sudah banyak diulas oleh para ahli.
Wallaahu a'lam
Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama, Trainer, dan Motivator Keluarga Samara
Pertama, Kan mubah? Sekali pun foto istri yg menutup aurat bahkan mungkin bercadar itu mubah dipajang di medsos namun banyak perkara mubah yang dijauhi orang-orang sholih terdahulu. Kenapa? Karena mubah itu bisa jadi tak berguna. Bahkan bisa juga mubah menjadi haram karena menjadi wasilah bagi yang haram.
عَÙ†ْ Ø£َبِÙŠ Ù‡ُرَÙŠْرَØ©َ رَضِÙŠَ اللهُ عَÙ†ْÙ‡ُ Ù‚َالَ: Ù‚َالَ رَسُÙˆْÙ„ُ اللهِ صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ Ù‚َالَ:«Ù…ِÙ†ْ ØُسْÙ†ِ Ø¥ِسْلاَÙ…ِ الْÙ…َرْØ¡ِ تَرْÙƒُÙ‡ُ Ù…َا لاَ ÙŠَعْÙ†ِÙŠْÙ‡ِ». ØَدِÙŠْØ«ٌ ØَسَÙ†ٌ, رَÙˆَاهُ التِّرْÙ…ِØ°ِÙŠ ÙˆَغَÙŠْرُÙ‡ُ Ù‡َÙƒَØ°َا.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang: jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2318 dan yang lainnya)
Memasang foto istri kita di medsos bisa termasuk mubah yang tak berguna bahkan bisa jadi menjadi wasilah bagi keharaman. Keharaman seperti apa? Saya kira sobat bisa pikir sendiri dampak apa yang bisa terjadi meskipun tidak semua memenuhi kaidah al washilatu ilal haram haram.
Kedua, faktor keamanan dan keselamatan. Prinsipnya semakin sedikit orang yang tahu urusan pribadi kita, khususnya istri dan anak, maka itu lebih aman dan lebih selamat. Mengapa? Ini terkait dengan wa'yus siyasiy. Bukankah kita ini termasuk para politisi yang cerdas? Saya kira sobat juga telah faham perkara ini.
Ketiga, menjaga hati dan lisan atau jempol kita dan orang lain. Kecenderungan kita di medsos itu cerewet. Mau komen terhadap apa saja. Barangkali karena medsos itu ajang eksis ya. Sehingga foto apalagi video kita tentang istri atau anak akan membuka peluang komen yang bisa menjadi beban kita atau orang yang komen.
Keempat, menghindari 'ain dari rasa iri atau hasad orang lain. Yang bisa berdampak pada sakitnya kita atau keluarga bahkan bisa jadi bubarnya sebuah rumah tangga. Hal ini sudah banyak diulas oleh para ahli.
Wallaahu a'lam
Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama, Trainer, dan Motivator Keluarga Samara