Tinta Media - Israel yang kembali melakukan serangan terhadap warga Palestina dinilai lancang karena mendapat dukungan dunia internasional.
"Israel berani bersikap lancang karena didukung dunia internasional dan kaum muslimin tidak punya pelindung," tutur narator dalam serba-serbi MMC: Tanpa Khilafah, Kejatahan Israel Akan Terus Berulang di kanal YouTube Muslimah Media Center, Sabtu (23/4/2022).
Menurutnya, saat kaum Muslimin Palestina dibombardir oleh tentara Israel, para pemimpin negeri-negeri Islam hanya bisa berkoar-koar mengecam Israel, namun di saat yang sama para pemimpin justru menjalin hubungan diplomatik dan menormalisasikan hubungan politik mereka dengan Israel.
"Bukan hanya penguasa mereka yang berkhianat kepada Palestina, media sosial barat pun membatasi postingan tentang Palestina," ujarnya.
Ia melihat bahwa tidak ada harapan untuk dunia internasional mau melirik masalah Palestina. "Apa yang terjadi di Palestina bukan konflik politik dalam negeri ataupun kemanusiaan tapi ini adalah konflik agama," bebernya.
Maka, lanjutnya, solusinya bukan sekadar mengirim bantuan logistik maupun medis, sementara aksi diplomatik atau menggaungkan two-state bukanlah sebuah solusi. "Justru solusi dua negara itu sama saja menyakiti kaum muslimin Palestina, karena solusi ini bahasa halus memberikan tanah Palestina kepada penjajah Israel," paparnya.
Ia menegaskan bahwa tidak ada cara lain membebaskan Palestina dari Israel kecuali kamu muslimin berada dalam satu kepemimpinan, kepemimpinan Islam yang disebut khilafah. "Sebab hanya dengan khilafah kaum muslimin memiliki kekuatan besar berupa negara yang mampu menenggelamkan Israel dan kroni-kroni penduduknya," tandasnya.[] Khaeriyah Nasruddin
"Israel berani bersikap lancang karena didukung dunia internasional dan kaum muslimin tidak punya pelindung," tutur narator dalam serba-serbi MMC: Tanpa Khilafah, Kejatahan Israel Akan Terus Berulang di kanal YouTube Muslimah Media Center, Sabtu (23/4/2022).
Menurutnya, saat kaum Muslimin Palestina dibombardir oleh tentara Israel, para pemimpin negeri-negeri Islam hanya bisa berkoar-koar mengecam Israel, namun di saat yang sama para pemimpin justru menjalin hubungan diplomatik dan menormalisasikan hubungan politik mereka dengan Israel.
"Bukan hanya penguasa mereka yang berkhianat kepada Palestina, media sosial barat pun membatasi postingan tentang Palestina," ujarnya.
Ia melihat bahwa tidak ada harapan untuk dunia internasional mau melirik masalah Palestina. "Apa yang terjadi di Palestina bukan konflik politik dalam negeri ataupun kemanusiaan tapi ini adalah konflik agama," bebernya.
Maka, lanjutnya, solusinya bukan sekadar mengirim bantuan logistik maupun medis, sementara aksi diplomatik atau menggaungkan two-state bukanlah sebuah solusi. "Justru solusi dua negara itu sama saja menyakiti kaum muslimin Palestina, karena solusi ini bahasa halus memberikan tanah Palestina kepada penjajah Israel," paparnya.
Ia menegaskan bahwa tidak ada cara lain membebaskan Palestina dari Israel kecuali kamu muslimin berada dalam satu kepemimpinan, kepemimpinan Islam yang disebut khilafah. "Sebab hanya dengan khilafah kaum muslimin memiliki kekuatan besar berupa negara yang mampu menenggelamkan Israel dan kroni-kroni penduduknya," tandasnya.[] Khaeriyah Nasruddin
