INI BUKAN SOAL MENCARI PRIBADI YANG SEMPURNA, TAPI SOAL SISTEM DEMOKRASI. SIAPAPUN PEMIMPINNYA, OLIGARKI YANG PUNYA KUASA - Tinta Media

Kamis, 12 Mei 2022

INI BUKAN SOAL MENCARI PRIBADI YANG SEMPURNA, TAPI SOAL SISTEM DEMOKRASI. SIAPAPUN PEMIMPINNYA, OLIGARKI YANG PUNYA KUASA


Tinta Media  - Saya hanya ingin mengingatkan, betapa dahulu Ustadz Abdul Shomad (UAS) dan Ustadz Adi Hidayat (UAH) sempat 'kecele' memberikan restu kepada Prabowo Subianto. Menjelang hari 'H' pencoblosan, ada momen prosesi khusus keduanya, yang memberikan restu untuk pencapresan Prabowo Subianto.

Juga soal kaum emak, yang begitu 'terpedaya' dengan kegantengan Sandiaga Uno. Entah, berapa kocek yang telah dikorbankan oleh banyak pendukung Prabowo, yang menginginkan Prabowo menjadi pemimpin di negeri ini.

Faktanya, bukanlah soal Prabowo Subianto akhirnya keok. Bukan. Karena semua juga punya perspektif tersendiri tentang siapa sesungguhnya yang menang Pilpres 2019.

Soalnya, adalah ketika akhirnya Prabowo Subianto berkoalisi, menjadi menteri Jokowi, dan akhirnya juga dikendalikan oleh oligarki. Muncullah istilah 'Macane Dadi Kucing'.

Semua itu bukan menggambarkan adagium 'No Body is Perfect', sama sekali bukan. Tapi substansinya adalah siapapun pemimpinnya, kalau sistemnya masih demokrasi, maka yang berkuasa tetaplah oligarki.

Hari ini, ketika ada kritik terhadap Saudara Anies Baswedan, soal komitmennya yang dipertanyakan untuk tidak nyapres selama Prabowo nyapres, bukanlah soal setiap orang memiliki cacat. Tentu catatan politik Anies Baswedan ketika mendukung Jokowi juga tak mungkin dapat hilang dari ingatan, bahwa Anies Baswedan pernah menjadi pendukung 'Die Hard' dan bahkan menjadi menteri Jokowi.

Konteksnya juga bukan sekedar menjelaskan Anies Baswedan juga punya cacat. Bukan. Tapi saya ingin menjelaskan hakikat sistem politik demokrasi yang bisa membuat siapapun berubah-ubah menjadi apapun sesuai kepentingan politik dan orientasi politiknya.

Namun, lagi-lagi kata kuncinya adalah : *siapapun yang pemimpinnya, tetap saja yang berkuasa adalah oligarki.* Sehingga, saya mengingatkan agar Anda tidak menghabiskan energi atau bahkan habis-habisan mendukung sosok tertentu menjadi capres, apalagi sampai berkorban harta benda dan nyawa.

Saya ingin mengajak Anda pada visi perubahan yang sesungguhnya. Perubahan yang benar-benar menyelamatkan Anda, saya, kita dan bangsa Indonesia dari cengkeraman oligarki, cengkeraman ideologi kapitalisme yang menggunakan sistem demokrasi untuk menjalankan misi penjajahan, memeras rakyat dengan jampi sirik 'kedaulatan rakyat'.

Saya mengajak Anda untuk memperjuangkan sistem Islam, sistem Khilafah, yang akan mengeluarkan anda, saya, kita, dan bangsa Indonesia dari cengkeraman oligarki, penjajahan ideologi kapitalisme. Selanjutnya, dengan Islam dan khilafah, saya, Anda, kita dan segenap anak bangsa Indonesia dapat merealisasikan visi negeri yang baldatun, Thoyyibatun, Warobbun Ghafur.

Dengan menerapkan Islam, maka barakah akan berlimpah, langit dan bumi akan mengeluarkan kebajikan bagi kesejahteraan seluruh umat manusia. Maha benar Allah SWT yang telah berfirman :

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."

[QS : Al A'raf : 96].

Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :