Ilmu Itu Didatangi Bukan Mendatangi - Tinta Media

Jumat, 27 Mei 2022

Ilmu Itu Didatangi Bukan Mendatangi


Tinta Media - Namanya Harun Ar-Rasyid. Khalifah kelima dari kekhilafahan Abbasiyah yang tinggal di pusat Pemerintahan Islam di Baghdad ini adalah sosok yang mencintai ilmu dan menyukai orang-orang yang berilmu. Video MMC dalam History Insight: Dikala Harun Ar-Rasyid Mendatangi Ilmu,  melukiskan bagaimana kecintaan Sang Khalifah terhadap ilmu.

Suatu ketika, Khalifah Harun Ar-Rasyid melaksanakan ibadah haji di Kota Mekah. Setelah menunaikan ibadah haji, dia mengunjungi Kota Madinah untuk menemui Imam Malik yang telah terkenal dengan kealimannya.

Pertemuannya dengan Imam Malik, dimulai ketika Harun Ar-Rasyid mengirimkan utusan kepada Imam Malik untuk memanggilnya ke istana guna mendengarkan ilmunya.  Akan tetapi, Imam Malik berkata kepada utusan Harun Ar-Rasyid, "Katakanlah kepada Amirul Mukminin, sesungguhnya orang yang mencari ilmu harus mendatangi ilmu itu, dan bukan ilmu yang mendatanginya."

Mendengar hal itu, Amirul Mukminin Khalifah Harun Ar-Rasyid mengalah dan mengunjungi Imam Malik di rumahnya. Namun, Harun Ar-Rasyid memerintahkan agar mengosongkan majelis dari orang-orang.

Akan tetapi, Imam Malik menolak kecuali jika orang-orang tetap berada pada posisinya semula. Imam Malik mengatakan, "Jika ilmu itu dihalangi dari manusia secara umum, maka tidak ada kebaikan padanya untuk orang yang khusus."

Harun Ar-Rasyid menerimanya dengan penuh keridhoan, dan ia pun mendatangi Imam Malik untuk belajar meski ia seorang khalifah. Harun Ar-Rasyid mencari ilmu dengan cara mendatangi para ulamanya.
 
Ketika Harun Ar-Rasyid hendak melanjutkan perjalanan, dia memberikan harta sebanyak 400 dinar kepada Imam Malik seraya berucap, "Wahai Abdu Abdillah ini adalah hadiah."

Imam Malik menjawab, "Wahai Amirul Mukminin, saya tidak berhak mendapatkan sedekah dan tidak pula mendapatkan hadiah."

Harun Ar-Rasyid bertanya, "Mengapa engkau tidak mau menerima hadiah, sementara nabi saya menerima hadiah?"

Imam Malik menjawab, "Saya bukan nabi."

Tidak hanya terhadap Imam Malik, Sang Khalifah juga menjaga ketawadhuan di hadapan guru-guru para putranya. Suatu saat ia pernah mengundang para ulama hadis agar mengajar hadis di istananya.  Namun tidak ada yang merespon undangan itu kecuali dua ulama yaitu Abdullah bin Idris dan Isa bin Yunus.

Mereka bersedia mengajarkan hadis dengan syarat pembelajaran harus dilaksanakan di rumah mereka, tidak di istana.  Akhirnya kedua putranya Al-Amin dan Al-Makmun mendatangi rumah Abdullah bin Idris dan Isa bin Yunus.

Dari Abdullah bin Idris, dua putra khalifah itu  memperoleh pengajaran 100 hadis. Sebagai ucapan terima kasih Al-Makmun memberikan 10.000 dirham. Namun Isa bin Yunus menolak dan mengatakan hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak untuk mendapatkan apa-apa walau hanya segelas  air untuk diminum. []

Oleh: Irianti Aminatun 
Sahabat Feature News

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :