Tinta Media - “Salah seorang ulama besar sepanjang sejarah Islam sejak ratusan tahun yang lalu hingga saat ini adalah Al-‘Allamah Syaikh Imam Ibnu Taimiyah,” tutur Ustazah Noval Tawang dalam One Minute Boster: Jadilah Pengemban Dakwah pembela Umat, di kanal Youtube Muslimah Media Center, Ahad (15/5/2022).
Tentang kebesaran Ibnu Taimiyah, Ustazah Noval menjelaskan bahwa beliau bukan semata-mata keilmuannya tetapi juga dari sisi ketakwaan, kesalihan, ketekunan dalam beribadah, kezuhudan, kewara'an, kesabaran dan keteguhan serta semangat kepahlawanan dan keberaniannya, baik di medan dakwah maupun di medan jihad fisabilillah.
Ibnu Taimiyah, lanjutnya, salah seorang ulama pembela Al -Quran dan As- Sunnah serta penentang kekufuran dan bid’ah di garda terdepan. “Beliau adalah orang yang keras pendiriannya, dan teguh berpijak pada garis-garis yang telah ditentukan Allah. Beliau mengikuti segala perintah Allah dan menjauhi segala aangannya,” tuturnya.
“Yang menarik adalah Ibnu Taimiyah bukan saja ulama besar yang wara’, zuhud dan ahli ibadah, tetapi beliau adalah pejuang di medan jihad. Bahkan beliau adalah seorang pemberani dan seorang penunggang kuda yang ahli,” tambahnya.
Menurut Ustazah Noval, penguasaan yang sempurna di dalam beberapa ilmu seperti tafsir, aqidah, hadis, fiqih, bahasa Arab dan berbagai cabang ilmu pengetahuan Islam lainnya, tidak pernah menyurutkan langkah Ibnu Taimiyah dalam membela agama Allah.
“Bahkan beliau adalah pembela setiap jengkal tanah umat Islam dari kezaliman musuh dengan pedangnya, sebagaimana beliau adalah pembela akidah umat dengan lisan dan penanya,” imbuhnya.
Namun, ketegaran keberanian dan kelantangan beliau di dalam mengajak kepada al-haq ternyata menyalakan api kedengkian dan kebencian para munafik.
Kaum munafik meniupkan racun-racun fitnah sehingga beliau harus mengalami berbagai tekanan penjara, dibuang, diasingkan dan disiksa. “Luar biasanya penjara tidak pernah menghalangi Ibnu Taimiyah untuk berdakwah dan menulis buku-buku tentang aqidah, tafsir dan kitab-kitab bantahan terhadap ahli-ahli bid’ah. Bahkan beliau berhasil membuat suasana penjara menjadi ramai dengan suasana beribadah kepada Allah berkat dakwah beliau,” ungkapnya.
“Penjara berubah menjadi pesantren yang penuh dengan orang-orang yang mengkaji dan menuntut ilmu dari beliau,” kisahnya.
“Semoga para pengemban dakwah bisa mengambil pelajaran dari semua ini dan bisa menjadi pejuang sebagaimana beliau pada zaman ini,” harapnya menyudahi penuturan.[] Irianti Aminatun
Tentang kebesaran Ibnu Taimiyah, Ustazah Noval menjelaskan bahwa beliau bukan semata-mata keilmuannya tetapi juga dari sisi ketakwaan, kesalihan, ketekunan dalam beribadah, kezuhudan, kewara'an, kesabaran dan keteguhan serta semangat kepahlawanan dan keberaniannya, baik di medan dakwah maupun di medan jihad fisabilillah.
Ibnu Taimiyah, lanjutnya, salah seorang ulama pembela Al -Quran dan As- Sunnah serta penentang kekufuran dan bid’ah di garda terdepan. “Beliau adalah orang yang keras pendiriannya, dan teguh berpijak pada garis-garis yang telah ditentukan Allah. Beliau mengikuti segala perintah Allah dan menjauhi segala aangannya,” tuturnya.
“Yang menarik adalah Ibnu Taimiyah bukan saja ulama besar yang wara’, zuhud dan ahli ibadah, tetapi beliau adalah pejuang di medan jihad. Bahkan beliau adalah seorang pemberani dan seorang penunggang kuda yang ahli,” tambahnya.
Menurut Ustazah Noval, penguasaan yang sempurna di dalam beberapa ilmu seperti tafsir, aqidah, hadis, fiqih, bahasa Arab dan berbagai cabang ilmu pengetahuan Islam lainnya, tidak pernah menyurutkan langkah Ibnu Taimiyah dalam membela agama Allah.
“Bahkan beliau adalah pembela setiap jengkal tanah umat Islam dari kezaliman musuh dengan pedangnya, sebagaimana beliau adalah pembela akidah umat dengan lisan dan penanya,” imbuhnya.
Namun, ketegaran keberanian dan kelantangan beliau di dalam mengajak kepada al-haq ternyata menyalakan api kedengkian dan kebencian para munafik.
Kaum munafik meniupkan racun-racun fitnah sehingga beliau harus mengalami berbagai tekanan penjara, dibuang, diasingkan dan disiksa. “Luar biasanya penjara tidak pernah menghalangi Ibnu Taimiyah untuk berdakwah dan menulis buku-buku tentang aqidah, tafsir dan kitab-kitab bantahan terhadap ahli-ahli bid’ah. Bahkan beliau berhasil membuat suasana penjara menjadi ramai dengan suasana beribadah kepada Allah berkat dakwah beliau,” ungkapnya.
“Penjara berubah menjadi pesantren yang penuh dengan orang-orang yang mengkaji dan menuntut ilmu dari beliau,” kisahnya.
“Semoga para pengemban dakwah bisa mengambil pelajaran dari semua ini dan bisa menjadi pejuang sebagaimana beliau pada zaman ini,” harapnya menyudahi penuturan.[] Irianti Aminatun