Tinta Media - Ustaz Mahyuddin, Lc mengingatkan bahaya propaganda tsaqofah asing bagi umat Islam oleh kaum Intelektual.
“Akan menjadi berbahaya bagi umat Islam ketika kaum intelektual mempropagandakan tsaqofah asing, karena status mereka yang terdidik, terpelajar, intelektual,” tuturnya dalam Live Dialog Ramadhan-1443 H: Mewaspadai Tsaqofah Asing, Ahad (17/4/2022) di kanal Youtube Khilafah Channel Reborn.
Menurutnya, tsaqofah asing membutuhkan justifikasi yang sangat buruk. “Tsaqofah asing adalah buah dari paham kebebasan yang diambil dari luar tapi kemudian dicari pembenarannya melalui ajaran-ajaran Islam, melalui turats para ulama, dan sebagainya. Ini sebetulnya butuh justifikasi yang sangat buruk,” ujarnya.
Ia memaparkan contoh propaganda bagi umat Islam itu ketika tidak memilah antara ilmu dan tsaqofah sehingga mengambil tsaqofah asing. “Terlebih lagi, diperparah dengan adanya sebagian orang-orang yang menyebarkan tsaqofah asing dari kalangan terpelajar, menempuh pendidikan tinggi,” ucapnya.
Ia pun mengkritisinya dengan membandingkan jika propaganda dilakukan kaum intelektual dengan masyarakat awam. “Contohnya propaganda pernikahan beda agama, pernikahan sejenis diperbolehkan oleh kalangan cendekiawan muslim, ini menyilaukan orang awam Seandainya yang mempropagandakannya dari masyarakat awam maka akan dianggap angin lalu saja, orang tidak begitu menggubrisnya,” kritiknya.
Menurutnya, akan menjadi persoalan jika yang menyampaikan tsaqofah asing itu adalah seorang tokoh, bahkan guru besar di sebuah perguruan tinggi Islam. Ia pun mengungkapkan pendapat dari seorang tokoh yang berpendapat tentang munculnya wacana menerapkan negara yang sesuai dengan Nabi itu haram.
“Demikian tsaqofah asing dalam bidang politik, digembar-gemborkan tentang demokrasi sekularisme, bahkan belakangan ini sempat muncul wacana berusaha menerapkan negara yang sesuai dengan Nabi itu haram. Ini sangat berbahaya karena yang menyampaikan sendiri dari kaum muslim dan seorang tokoh maka semakin diperlukan membentengi umat dari tsaqofah asing ini,” ungkapnya.
Ia menegaskan pendapat tokoh tersebut sangat berbahaya karena dampaknya merusak tatanan kehidupan. “Apalagi di tengah tatanan kehidupan sekularistik sekarang ini memang tidak menjadikan Islam sebagai pedoman kehidupan. Jadi upaya memasukkan tsaqofah asing itu lebih leluasa di zaman sekarang ini,” tegasnya.
Ia pun mengatakan propaganda yang disampaikan oleh tokoh, cendekiawan, kaum intelektual apalagi seseorang itu dekat dengan lingkaran kekuasaan, aksesnya semakin masif meluas.
“Maka tidak ada pilihan lain untuk semakin memperkuat akidah kaum muslimin, menguatkan pemahaman mereka tentang tsaqofah Islam,” katanya.
Baginya, saat ini momentum yang bagus untuk membenturkan tsaqofah asing dengan tsaqofah Islam. “Ini kesempatan yang baik untuk umat Islam membenturkannya dengan tsaqofah Islam. Dan menunjukkan keunggulan tsaqofah Islam terhadap tsaqofah asing,” tuturnya.
Ia pun memaparkan kentalnya tsaqofah asing dalam kehidupan di bidang sosial.
“Ketika bicara seni, bicara ekonomi, politik, budaya, itu kental dengan tsaqofah asing. Sehingga satu sisi tantangan yang besar tapi di sisi lain ini merupakan momentum, kesempatan yang sangat baik untuk perang pemikiran. Karena perang pemikiran ini salah satu yang dilupakan belakangan ini,” paparnya.
Ia mengharapkan kerusakan pemikiran dari tsaqofah asing ini membuka mata umat Islam.
“Mudah-mudahan kerusakan ini membuka mata umat Islam sehingga mereka menjadi lebih peduli lagi terhadap tsaqofah asing,” pungkasnya. [] Ageng Kartika