Ustaz Luthfi Afandi: Ingin Menjadi Hamba Allah yang Bertakwa, Kendalikan Dua Hal Ini! - Tinta Media

Senin, 11 April 2022

Ustaz Luthfi Afandi: Ingin Menjadi Hamba Allah yang Bertakwa, Kendalikan Dua Hal Ini!

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1rF9pdhtuUWxJy4_cxWnIV5zvOyNZ-zRB

Tinta Media - Direktur Pusat Kajian Islam Kaffah Luthfi Afandi, S.H, M.H. menjelaskan bahwa dalam puasa Ramadhan, apabila dua hak m ini bisa dikendalikan, maka berpeluang menjadi hamba Allah yang bertakwa.

"Menurut para ulama, ada dua indikator yang susah dikendalikan pada saat shaum Ramadhan, yaitu perut dan syahwat," tuturnya pada segmen Dialog Ramadhan: Ketakwaan Hakiki, di kanal Youtube Khilafah Channel Reborn, Selasa (5/4/2022).

Karena itu, menurutnya, apabila dua hal ini bisa dikendalikan, maka berpeluang menjadi hamba Allah yang bertakwa. “Dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah, lanjutnya, terdapat kalimat ungkapan la'allakum tattakuun, yang memerintahkan kita untuk melakukan shaum ramadhan. Maksudnya, orang-orang yang melaksanakan shaum ramadhan, dia berpeluang menjadi hamba Allah yang bertakwa. Ramadhan itu bukan sekedar menahan haus, lapar dan dahaga. Kalau kita ingin menjadi hamba Allah yang bertakwa tadi, yang kita tahu jaminan Allah SWT untuk orang yang bertakwa itu Al-Jannah,” ungkapnya.

"Kaum muslim yang benar-benar melaksanakan shaum ramadhan, maka ia akan menjaga dari makanan dan pekerjaan yang haram. Karena dia sudah terlatih untuk tidak menyentuh dan memakan makanan yang halal dan tidak menyalurkan syahwat meskipun itu halal bagi dia. Apalagi terhadap perkara yang haram," jelasnya.

Ia mengungkapkan pesan penting dari shaum ramadhan yaitu mengendalikan perkara yang halal terlebih lagi perkara yang haram. "Shaum ramadhan itu mestinya mampu menjadi pengendali kita sebagai seorang muslim," ujarnya.

Menurutnya, puasa Ramadhan itu ibadah yang berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain. Misalkan shalat, bisa terlihat oleh orang lain dari gerakannya. Kemudian zakat, akan ada yang menerima dan saksinya. Lalu ibadah haji apalagi, sekampung orang bisa tahu. “Tapi beda halnya dengan shaum ramadhan adalah aktifitas yang nanti akan membuat seseorang muncul pengawasan melekat dari Allah SWT, karena sifat kerahasiaan dari shaum Ramadhan itu sendiri,” ungkapnya.

Luthfi mengatakan, agar puasa ramadhan itu berpeluang menjadi hamba Allah yang bertakwa, maks harus melakukan dua hal.

“Pertama, yang diperintahkan Allah itu adalah meninggalkan makan, minum, dan menahan syahwat pada siang hari. Kemudian yang kedua, pada shaum ramadhan itu harus merasa diawasi oleh Allah SWT. Itu terlihat dari sifat kerahasiaan puasa yang tadi saya sebutkan. Karena itu, orang yang melaksanakan puasa dengan baik, maka akan muncul pengawasan yang melekat dari dalam dirinya," paparnya.

Ia pun menilai bahwa mengapa shaum ramadhan itu berpotensi untuk menjadi hamba Allah yang bertakwa? “Karena jika benar-benar dia jalankan itu, maka akan berbuat sangat hati-hati. Selektif terhadap makanan dan pekerjaan. Nah, buah dari shaum ramadhan itu mestinya begitu," ujarnya.

Kemanapun, tegasnya, tidak hanya sedang di masjid saja. Misalnya ketika sedang bekerja, tidak akan mau menandatangani berkas yang isinya manipulatif, atau tidak akan mau menandatangani kebijakan yang akan menyengsarakan rakyat.

"Jadi dia tidak akan melakukan perkara yang haram meskipun sedang sendiri, tidak diawasi orang lain. Karena dia sudah terbiasa untuk meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan, meskipun itu halal baginya," pungkasnya. []Willy Waliah
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :