Tinta Media - Ketua Gerakan Persatuan Pemuda dan Mahasiswa Indonesia (GP-PMI) Rizqy Awal menuturkan bahwa untuk mewujudkan perubahan, dengan mengganti sistem yang kuat bukan hanya mengganti rezimnya.
“Mewujudkan perubahan bukan hanya mengganti rezim saja tapi mengganti dengan sistem yang baru, sistem yang kuat,” tuturnya dalam Program Kabar Petang: Saatnya Mahasiswa Bersatu Bergerak Mewujudkan Perubahan, Senin (11/4/2022) di kanal Youtube Khilafah News.
Ia berpendapat saat ini mahasiswa harus mempunyai arah pandangan untuk mengganti tidak sekedar arah rezimnya saja. “Yang harus kita perhatikan adalah saat ini mahasiswa harus mempunyai arah pandangan untuk mengganti tidak sekedar arah rezimnya saja yang membangun akhlak rezim saja, tetapi juga membangun sistem yang baru, sistem yang kuat,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa Islam sebagai solusi yang bisa ditawarkan untuk memperbaiki bangsa.
“Di bulan Ramadhan ini, kenapa tidak kita menjadikan syariat Islam sebagai jalan untuk memperbaiki bangsa,” ungkapnya.
Menurutnya, pemerintahan saat ini tidak layak untuk dipertahankan. “Sistem yang hari ini dibangun itu harus diganti karena percuma jika kita memilih rezimnya diganti tapi sistem yang ada itu tetap,” ujarnya.
Ia melanjutkan alasannya dengan istilah untuk sistem yang ada seperti memelihara mobil yang rusak.
“Siapa pun presidennya akan tetap mobil rusak yang dipakai,” tegasnya.
Baginya, demokrasi saat ini tidak perlu diperbaiki tetapi harus diganti dengan sesuatu yang kuat yaitu sistem Islam.
Ia mengungkapkan bahwa selama ini Pancasila yang didengung-dengungkan tidak bertentangan dengan Islam, maka seharusnya Islam bisa diterapkan di dalam kehidupan negara. “Karena nilai-nilai Islam sesuai dengan bernegara, bahkan saya cukup meyakini pernyataan Bung Rocky Gerung, ia melihat hanya Islam saja yang bisa menunjukkan keadilan ini. Kita meresponsnya itu dengan bahasa politik bahwasanya keadilan itu hanya bisa ditegakkan ketika sistem Islam yang sempurna ini tegak,” jelasnya.
Ia menyatakan selama ini jika sepakat Pancasila disebut bagian dari Islam maka harus mengusung Islam.
“Ya sudah, kita mengusung Islam saja untuk bisa menjadi jalan pintas, jalan utama dalam menyelesaikan kondisi problematik kehidupan bermasyarakat dan bernegara pada hari ini,” pungkasnya.[] Ageng Kartika