Tinta Media- Cendekiawan Muslim Ustad Ismail Yusanto (UIY) tidak ada pilihan lain bagi seorang Muslim selain menjadikan ayat suci (Al-Qur’an) di atas ayat konstitusi bahkan menjadi konstitusi.
"Sikap seorang Muslim sebenarnya tidak ada pilihan lain, ayat suci itu mestilah di atas ayat konstitusi, atau ayat suci menjadi dasar dalam penyusunan ayat konstitusi atau bahkan menjadi konstitusi,” tuturnya dalam acara Fokus: Haruskah Ayat Suci di Atas Ayat Konstitusi? Senin (18/4/2022) di kanal YouTube UIY Official.
Menurutnya, ketika membicarakan ayat suci dan ayat konstitusi maka ada tiga varian yang muncul. Pertama, menolak sama sekali (memisahkan agama dan negara/ sekularisme). Kedua, menerima tapi sekadar memberikan sumbangan etika (agama hanya memberikan nilai-nilai etis kepada negara). "Ketiga, agama harus menjadi dasar negara,” ujarnya.
Ia menjelaskan, sejatinya seorang Muslim tidak mengambil varian pertama (sekularisme), karena hal ini dipengaruhi sejarah hubungan agama Nasrani dengan negara-negara Eropa, “Di dalamnya mereka memiliki tiga persoalan," ungkapnya.
Pertama, persoalan autentikasi Bible, ada banyak kritik terhadap kandungan Bible yang menyangkut autentitasnya. Salah satu buku yang menarik, The Five Gospel, berisi rangkuman dari seminar yang dihadiri oleh 76 orang ahli teologi Nasrani. Sebanyak 82% ayat dalam Bible tidak sampai kepada Yesus atau tidak autentik sementara Al-Qur’an tidak punya persoalan tentang hal itu karena telah dijamin oleh Allah SWT,” paparnya.
Kedua, persoalan terhadap teologi, “Trinitas baru dicetuskan dalam Konsili Nicea (abad ke-3), jauh setelah nabi Isa meninggal. Orang Nasrani sendiri mengatakan konsep trinitas ini sulit dipahami. Adapun Islam tidak punya masalah teologi karena jelas Allah itu Ahad, satu,” ucapnya.
Ketiga, adanya trauma pada agama hingga muncul peristiwa Bartholomew’s. “Nah, karena itulah khilafah sepanjang sejarah tidak pernah menimbulkan masalah seperti mereka,” bebernya.
Ia menyimpulkan akan sangat aneh kalau Muslim ikut-ikutan menempatkan agama Islam terpisah dari negara, “Islam dengan Al-Qur’an berbicara A-Z,” pungkasnya.[]Khaeriyah Nasruddin