Tinta Media - SUATU saat Imam Ja’far ash-Shadiq sedang bersama budaknya yang sedang menuangkan air. Tanpa sengaja, air tumpah dan mengenai pakaian Imam Ja’far. Beliau lalu memandang budaknya dengan pandangan kurang suka (tanda marah). Namun, sang budak buru-buru menyitir potongan QS Ali Imran ayat 134 tentang ciri-ciri orang yang bertakwa, “Wa al-kâzhîmîn al-ghayzh ([Orang-orang yang bertakwa itu] adalah mereka yang biasa menahan amarah).”
Imam Ja’far berkata, “Kalau begitu, aku telah menahan amarahku kepada kamu.”
Sang budak melanjutkan, “Wa al-âfîna ‘an an-nâs ([Orang-orang yang bertakwa itu] adalah mereka yang biasa memaafkan manusia).”
Imam Ja’far berkata, “Aku pun telah memaafkan kamu.”
Sang budak melanjutkan lagi, “Wa AlLâhu yuhibb al-muhsinîn (Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan).”
Imam Ja’far kembali berkata, “Kalau begitu, pergilah. Engkau sekarang merdeka karena Allah, dan untuk kamu, aku beri hartaku sebesar seribu dinar.” (Ibnu al-Jauzi, Bahr ad-Dumû’, hlm. 175).
Begitulah keagungan Imam Ja’far. Seorang ulama yang amat bertakwa. Beliau langsung mengamalkan seluruh isi kandungan ayat tersebut tanpa ditunda-tunda meski itu disampaikan hanya oleh budaknya.
Yang lebih menakjubkan, hanya untuk menebus ‘kesalahan’-nya—yakni sekadar memandang budaknya dengan perasaan tidak suka—ia rela memerdekan budaknya itu plus memberi budak itu sedekah seribu dinar (lebih dari Rp 3 miliar)!
Semoga kita bisa meneladani ketakwaan beliau. Aamiin.
Wa maa tawfiiqii illaa bilLaah'alayhi tawakkaltu wa ilayhi uniib.[]
020422
Catatan:
Teks lengkap QS Ali Imran ayat 133-134:
وَسَارِعُوٓا إِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالْكٰظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ
(الْمُحْسِنِينَ(١٣٤
Bersegeralah kalian meraih ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Itulah orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang menahan amarahnya dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan(QS Ali 'Imran [3]: 133 134).[]
Oleh: Arief B. Iskandar
Khadim Ma'had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor