Tinta Media - Sobat. Seorang mukmin berzikir kepada Allah dengan seluruh tubuhnya. Sebab dia berzikir kepada Allah dengan hatinya, lalu semua anggota tubuhnya merasakan ketenangan untuk berzikir kepada-Nya, sehingga tiada satu anggota tubuh pun yang tersisa, yang tidak berzikir, secara maknawi.
Sobat. Jika tangannya ingin mengambil sesuatu, dia berzikir kepada Allah, lalu dia menahan tangannya dari apa yang dilarang oleh-Nya. Jika kakinya berjalan ke sebuah arah, maka dia berzikir kepada Allah, lalu dia berhenti berjalan kecuali ke arah yang diridhoi-Nya.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرٗا كَثِيرٗا (٤١)
وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةٗ وَأَصِيلًا (٤٢)
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. (QS. Al-Ahzab (33): 41-42 )
Pada ayat ini, Allah menganjurkan kepada semua orang beriman yang membenarkan Allah dan rasul-Nya supaya banyak zikir mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya sebanyak-banyaknya dengan hati dan lidah pada setiap keadaan dan setiap waktu. Sebab, Allah-lah yang melimpahkan segala nikmat kepada mereka yang tidak terhingga banyaknya. Mereka diperintahkan bertasbih kepada-Nya dengan pengertian membersihkan dan menyucikan Allah dari segala sesuatu yang tidak pantas bagi-Nya.
Berzikir dan bertasbih ini dilakukan di pagi hari ketika baru bangun dari tidur, sebab ketika itu seakan-akan seseorang hidup kembali setelah mati, untuk menghadapi hidup yang baru. Diperintahkan juga bertasbih pada sore hari karena pada saat itu seseorang telah selesai mengerjakan bermacam-macam pekerjaan sepanjang hari. Zikir pada waktu itu merupakan tanda bersyukur kepada Allah atas limpahan taufik dan hidayah-Nya sehingga dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik, dan dapat memperoleh rezeki untuk keperluan hidupnya dan nafkah bagi keluarganya.
Dengan banyak zikir, ia dapat menghambakan diri kepada Allah dan untuk menghadapi alam akhirat. Di samping itu, ia dapat pula meneliti perbuatan yang sudah dilaksanakan sehingga dapat mengusahakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan bagi hari-hari yang akan datang.
Sobat. Seorang mukmin berzikir kepada Allah dengan seluruh tubuhnya. Jika matanya sangat ingin melihat , dia berzikir kepada Allah, lalu dia memejamkan pandangannya untuk menghindari apa yang diharamkan-Nya. Begitu juga dengan pendengaran, lidah, dan anggota tubuh yang lain dijaga oleh pengawasan Allah, penjagaan perintah Allah, dan malu dilihat oleh Allah. Itulah yang dimaksud dengan zikir yang banyak. Zikir yang sedikit adalah zikirnya orang-orang munafik. Mereka berzikir kepada Allah dengan lisan untuk pamer kepada orang-orang, padahal hati mereka tidak berzikir sedikitpun.
Sobat. Zikir yang dianjurkan adalah zikir hati. Lidah hanyalah jalan menuju hati. Siapa yang terus-menerus berzikir dengan lidahnya, ikhlas karena Allah, maka berkah zikir itu sampai ke hatinya, lalu ia pun hidup dengan zikir tersebut.
فَٱذۡكُرُونِيٓ أَذۡكُرۡكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِي وَلَا تَكۡفُرُونِ (١٥٢)
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”(QS.al-Baqarah (2) : 152)
Sobat. Maka dengan nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada kaum Muslimin, hendaklah mereka selalu ingat kepada-Nya, baik di dalam hati maupun dengan lisan, dengan jalan tahmid (membaca al-hamdulillah), tasbih (membaca Subhanallah), dan membaca Al-Qur'an dengan jalan memikirkan alam ciptaan-Nya untuk mengenal, menyadari dan meresapkan tanda-tanda keagungan, kekuasaan dan keesaan-Nya.
Apabila mereka selalu mengingat Allah, Dia pun akan selalu mengingat mereka pula. hendaklah mereka bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah dianugerahkan-Nya dengan jalan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya dan dengan jalan memuji serta bertasbih dan mengakui kebaikan-Nya. Di samping itu, janganlah mereka mengkufuri nikmat-Nya dengan menyia-nyiakan dan mempergunakannya di luar garis-garis yang telah ditentukan-Nya.
Oleh: DR. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual, Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo, Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur