Khilafah Solusi Palestina Merdeka - Tinta Media

Sabtu, 30 April 2022

Khilafah Solusi Palestina Merdeka


Tinta Media  - Negeri terberkahi, Palestina kembali berdarah. Di tengah bulan Ramadan ini, pasukan Israel tiba-tiba menyerang kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur pada Jumat, subuh dinihari (15/04/2022), ketika ribuan jemaah sedang berkumpul di masjid untuk salat Subuh. Akibatnya, setidaknya ada 156 warga palestina dikabarkan terluka dalam kekerasan ketika pasukan israel menahan ratusan warga.

Kejahatan perang Israel selama 74 tahun tidak pernah mendapatkan perhatian sedikit pun dari lembaga internasional, yang notabene merupakan lembaga para penguasa dunia. Media sosial  membatasi postingan tentang Palestina.

Mirisnya, saat Ukraina mengalami penyerangan, dunia internasional langsung turun tangan membantu. Namun, saat umat Islam di Palestina mendapat penyerangan, dunia internasional menjadi bisu.

Di sisi lain, para penguasa negeri Islam menghianati kaum muslimin Palestina. Bahkan, penghianatan ini makin terbuka  dikarenakan ada hubungan diplomatik negeri-negeri muslim dengan Israel, di antaranya adalah normanisasi hubungan antara  Uni Emirate Arab dan Bahrain dengan penjajah Yahudi Israel. Normanisassi ini mendapat dukungan dari Bin Salman. Hal ini tampak dari pemberian izin penerbangan  antara Uni Emirates Arab, termasuk terhadap pesawat Israel.

Kemudian ada Yordania dan Mesir yang telah menjamin hubungan diplomatik dangan Israel. Mesir berdamai dengan Israel pada tahun 1979, sementara Yordania pada tahun 1994.

Saat banyak warga Palestina meregang nyawa di tangan penjajah Israel, penguasa negeri Islam hanya beretorika, tak lebih dari itu _ retorika yang seolah simpatik terhadap penderitaan muslimin Palestina. Sebut saja Iran, sering kali bersuara menentang kebiadaban kafir Israel tanpa melakukan tindakan apa pun. Begitu juga Turki, retorika pemimpin mereka seolah membela kaum muslimin Palestina. Namun, nyatanya Turki memiliki hubungn diplomatik dengan Israel.  Hal ini terlihat dari kerja sama militer dan ekonomi mereka.

Maka, di mana pun dan siapa pun, khususnya kaum muslimin Palestina, jangan berharap kepada dunia internasional.  Mereka lebih sibuk menyuarakan Rusia-Ukraina dibandingkan dengan warga Palestina. Sebab, itulah sisi hipokritnya media kapitalis saat ini. Jangan pula berharap pada pemimpin negeri-negeri muslim yang jelas-jelas berkhianat keada kaum muslimin Palestina.

Dulu Israel dilahirkan oleh Inggris saat ia menjadi negara besar. Setelah perang dunia ll, AS-lah yang menopang mereka. Israel berani, seolah tak terkalahkan karena mereka mendapat dukungan dari negara pertama.

Oleh karena itu, kasus antara Palestina dan Israel  hanya akan selesai ketika kaum muslimin memiliki dukungan penuh. Dukungan ini harus berasal dari sebuah institusi negara khilafah. Hal ini karena khilafah adalah pelindung kaum muslimin.

Nabi saw. bersabda, yang artinya: ”Sesungguhnya seorang imam itu (laksana) perisai. Dia akan dijadikan perisai, di mana orang akan berperang di belakangnya dan digunakan sebagai temeng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah azza wa jalla dan adil, maka dengannya dia akan mendaatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Imam an Nawawi menjelaskan bahwa makna imam dalam hadis ini adalah untuk seorang imam (kepala negara), boleh disebut dengan istilah: khalifah, imam, dan amirul al muminin.

Bagi daulah khilafah, mudah saja jika ingin menghanguskan Israel rata dengan tanah. Kebiadaban mereka terhadap kaum muslimin Palestina mudah saja dibalas dengan peperangan tanpa banyak retorika. Khilafah mudah memobilisasi tentara kaum muslimin untuk berjihad mengalahkan penjajah Israel dari tanah wakaf kaum muslimin Al-Quds, sebagaimana Sahaluddin Al Ayyubi membebaskan Al-quds dari cekraman tentara zalim. S
Juga seperti Sultan Hamid ll yang dengan tegas menolak tawaran Theodor Hazel, seorang pemimpin  Israel yang meminta sebagian tanah Palestina.

Dengan kebijakan politik luar negeri yang memosisikan  Israel Yahudi sebagai negara kafir harbi fi'lan, tidak akan ada lagi air mata penderitaan kaum muslimin Palestina atas penjajahan kaum Israel, terutama di bulan Ramadan.
 

Oleh: Melda Utari
Sahabat Tinta Media 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :