Khianati Perjuangan Umat Islam, KPAU: Kaum Nasionalis Sekuler Hilangkan Visi Penerapan Syariat Islam - Tinta Media

Jumat, 01 April 2022

Khianati Perjuangan Umat Islam, KPAU: Kaum Nasionalis Sekuler Hilangkan Visi Penerapan Syariat Islam

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1SCWmfqI-gWulIJx5ibknw9mhuy-fopS0

Tinta Media - Ketua Koalisi Persaudaran Advokat dan Umat (KPAU) Ahmad Khazinudin, S.H. menuturkan, kaum nasionalis sekuler mengkhianati perjuangan umat Islam dengan menghilangkan visi penerapan syariat Islam.

“Pada saat menjelang kemerdekaan, pada tanggal 22 Juni 1945, umat Islam yang diwakili oleh para ulamanya, bersepakat untuk menegakkan syariat Islam, bukan syariat yang lainnya. Namun, secara sepihak pada tanggal 18 Agustus, kaum nasionalis sekuler mengkhianati perjuangan umat Islam, dengan menghilangkan visi penerapan syariat Islam,” tuturnya kepada Tinta Media, Kamis (31/3/2022).

Ahmad menegaskan bahwa saham terbesar negeri ini ada pada umat Islam. Dahulu, umat Islam yang berjuang  jihad fi Sabilillah melawan penjajah, untuk memerdekakan bangsa ini. Umat Hindu dan Budha dahulu pasif, sementara umat Kristiani justru masuk ke negeri ini membonceng misi penjajah.

“Saat umat Islam berjuang melawan penjajah, spiritnya adalah Islam. Bukan Pancasila. Saat menggelontorkan semangat perjuangan melawan penjajah, pekikan takbir yang dikumandangkan, bukan aku Pancasila,” ungkapnya.

Pasca merdeka, lanjutnya, yang diterapkan di negeri ini adalah hukum warisan penjajah. KUHP dan KUH Perdata, terus diterapkan hingga saat ini, tanpa ada perubahan signifikan. Negeri ini telah merdeka secara fisik, tapi masih terus terjajah secara sistem.

Ahmad menilai makin ke sini, Indonesia makin sekuler liberal. Ideologi kapitalisme liberal, menjadi penguasa di negeri ini.

“Lihatlah, kekayaan alam berupa tambang yang melimpah karunia Allah SWT, tidak memberikan kesejahteraan bagi rakyat negeri ini. Kapitalisme liberal dengan sistem politik demokrasi, telah menyerahkan kekayaan alam karunia Allah SWT, kepada para kapitalis baik domestik, asing maupun aseng,” jelasnya.

Akibat penerapan kapitalisme liberal itu, menurut Ahmad, rakyat di negeri ini, menjadi miskin, lapar dan tertindas di atas tanah yang Allah karuniai berbagai kekayaan yang melimpah. Semua itu terjadi, karena negeri ini tidak menerapkan syariat Islam.

“Karena itu, kami menagih kembali perjuangan para pendahulu kami yang menginginkan syariah Islam, dan menyempurnakan dalam bingkai Khilafah, untuk menerapkan syariat Islam secara kaffah. Kami ingin negeri ini diatur dengan Islam, agar menjadi negeri yang baldatun, toyyibatun, wa rabbun gaffur,” pintanya

Soal rakyat negeri ini yang beragama lain, lanjutnya, sesungguhnya Islam telah memiliki seperangkat aturan bernegara untuk melayani rakyat yang beragama Islam maupun non Islam (Kafir Dzimmy). Negara (Khilafah) akan melayani seluruh rakyat, memenuhi segala hajat mereka (sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, keamanan) tanpa memandang agama dan latar belakangnya. Semua non muslim, akan dilayani dengan baik selama tetap terikat dan taat pada kekuasaan Islam, sebagaimana Rasulullah SAW  dan para sahabat melayani non muslim rakyat negara Islam.

“Saat syariat Islam diterapkan, maka keseluruhan tambang yang saat ini dikuasai Amerika, China, juga para kapitalis domestik seperti yang dikuasai Luhut Panjaitan, Aburizal Bakrie, Erick Thohir, Haji Isam, dan lain-lain, semuanya akan diambil alih negara karena terkategori barang milik umum (al Milkiyatul Ammah) yang haram dikuasai individu, dan wajib dikelola oleh negara (Khilafah) dan hasilnya digunakan negara untuk menunaikan kewajibannya melayani rakyat, termasuk untuk memenuhi hajat rakyat (sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, keamanan),” paparnya.

Menurut Ahmad, saat khilafah ditegakkan di negeri ini maknanya seluruh hukum Islam diterapkan di negeri ini. Selanjutnya, dari negeri ini, khilafah akan melakukan proses unifikasi, untuk menyatukan seluruh negeri kaum muslimin kembali ke pangkuan Islam.

“Seluruh negeri yang belum menerapkan Islam secara kaffah, baik berbentuk republik, kerajaan atau keemiran, semuanya diseru untuk menyatu menjadi satu kesatuan wilayah khilafah. Di setiap negeri tersebut, akan ditunjuk seorang wali sebagai wakil khalifah, untuk mengurus urusan di negeri tersebut,” terangnya.

Ahmad kembali menegaskan bahwa khilafah juga akan menyeru seluruh manusia di dunia, baik yang tinggal di negeri Islam maupun di darul kufur seperti yang ada di Eropa, Asia, Afrika, Amerika dan Australia, untuk memeluk akidah Islam.

“Khilafah akan mengemban misi dakwah, untuk membebaskan manusia dari penghambaan selain kepada Allah menuju menghamba hanya kepada Allah SWT semata. Khilafah akan membimbing manusia taat, sejahtera, bahagia dunia akhirat. Inilah, visi agung umat Islam,” tandasnya.

“Dari negeri ini kami menuntut memulai menegakkan syariat Islam dan selanjutnya mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru alam,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :