Tinta Media - Mudir Ma’had Wakaf Syaraful Haramain KH Hafidz Abdurrahman, M.A., mengatakan bahwa dengan kalimat Lâ ilâha illallah Muhammadarrasûlullah bangsa Quraisy memimpin dunia.
“Orang Quraisy yang notabene adalah orang biasa, mereka tinggal di tengah gurun pasir tetapi karena kata lâ ilâha illallah Muhammadarrasûlullah mereka akhirnya bisa melihat dunia, mereka bisa keluar dari gurun pasir. Bahkan mereka menjadi pemimpin dunia,” tuturnya dalam acara Tausiyah Sahur: Satu Kata yang membuat Bangsa Arab Tunduk, Kamis (7/4/2022) melalui Kanal Youtube Khilafah Channel Reborn.
Kiai Hafidz menjelaskan bahwa kata-kata lâ ilâha illallah Muhammadarrasûlullah itu bukan kata-kata biasa. Ini adalah aqidah, ini merupakan keyakinan. Aqidah dan keyakinan yang kemudian membentuk mindset orang Quraisy yang kemudian menjadi umat terbaik.
“Lâ ilâha illallah Muhammadarrasûlullah telah membuka mainset mereka, telah menjadikan dan membuat mereka menjadi para rijâl (tokoh), para ksatria, para pemimpin umat,” tegasnya.
“Kata dan perbuatan mereka menjadi sama. Karena mereka adalah orang yang punya integritas. Ucapan mereka bisa dipegang. Itulah yang dikatakan Rasulullah. Seorang pemimpin itu tidak akan membohongi rakyatnya, seorang pemimpin tidak pernah akan berbohong pada yang dipimpin,” ungkapnya.
Kenyataan bahwa akhirnya bangsa Arab memimpin dunia, lanjutnya, sudah disampaikan oleh Rasulullah sejak awal. Saat di Mekah, meski pengikutnya masih sedikit Rasulullah SAW sudah menyampaikan visi misi besar. Bahwa Rasulullah dengan Islamnya, dan para Sahabat yang merupakan kader-kader terbaiknya akan memimpin dunia.
“Saat itu Rasulullah memang dicibir bagaimana mungkin orang yang tertindas, orang orang yang lemah itu menjelma menjadi orang hebat. Tapi kenyataan selanjutnya, Bilal, Amar bin Yasir, Zaid bin Haritsah yang asalnya mereka itu budak kemudian menjadi orang hebat,” ungkapnya.
“Itu semuanya karena Rasulullah SAW yang mengubah mindset mereka, mental mereka, karakter mereka, berpikir mereka, kepribadian mereka dari kepribadian seorang budak dibentuk menjadi kepribadian seorang kesatria, menjadi seorang pemimpin,” tutur Kyai Hafidz mengkisahkan.
Kyai Hafidz menegaskan bahwa al Quran adalah mukjizat yang bisa menghidupkan orang yang hidup --tapi mereka sebenarnya mati --, berhasil dihidupkan, diubah oleh al-Qur’an. Disitulah kehebatan kata-kata yang kemudian dimasukkan ditanamkan diejawantahkan dalam diri para sahabat.
“Lâ ilâha illallah kalimat tauhid yang luar biasa yang membawa perubahan di dalam diri mereka sehingga mereka menjadi manusia merdeka. Ketika mereka menjadi manusia merdeka, tidak ada yang mereka takuti , tidak ada yang mereka jadikan tempat bersandar, tidak ada tempat ketundukan kecuali semua bersandar pada Allah SWT,” tandasnya.
“Mereka menjadi para ksatria hebat. Disebutkan sifat mereka, mereka adalah para rahib di malam hari dan menjadi kestaria di siang hari,” tegasnya.
“Semoga Allah SWT mengembalikan umat ini menjadi umat terbaik dengan keyakinan mereka Lâ ilâha illallah,” harapnya menutup penuturan.[] Irianti Aminatun