Tinta Media - Wacana kenaikan harga BBM sudah akan direalisasikan pemerintah di awal bulan ini. Harga Pertamax akan dinaikan dari harga sebelumnya. Kenaikan ini tentu akan membawa efek pada perekonomian dan kehidupan rakyat secara keseluruhan.
Kenaikan Harga BBM
Setelah mengalami kenaikan harga selama beberapa kali dalam masa pemerintahan Presiden Jokowi, bulan ini pun Pertamax direncanakan akan kembali dinaikan. Alasan yang dikemukakan pemerintah adalah demi mengikuti perkembangan harga minyak dunia saat ini yang sudah berada di atas harga 100 dolar AS per barel. (Tirto.id)
Klaim pemerintah, kenaikan ini mau tak mau harus diambil agar anggaran APBN tahun ini bisa disesuaikan dengan asumsi harga minyak dunia saat ini sehingga tak banyak kerugian yang ditanggung negara.
Tak ayal, kenaikan ini mendapatkan banyak respon dari rakyat, terutama jika dikaitkan dengan kenaikan harga sejumlah barang pokok belakangan ini. Tentu ini menjadi satu hal yang memberatkan. Kenaikan harga sejumlah barang akan dibarengi dengan kenaikan harga Pertamax yang notabene menjadi satu komoditas krusial rakyat. Kenaikan ini diprediksi juga akan menaikan sejumlah harga barang lainnya.
Di Mana Pertimbangan untuk Rakyat?
Tak dapat dimungkiri bahwa kehidupan rakyat saat ini berada di titik rendah. Hantaman pandemi nyata-nyata telah memukul perekonomian sejumlah besar rakyat kecil, apalagi diikuti dengan naiknya harga sejumlah bahan pokok, seperti minyak goreng. Sekarang, ditambah lagi kenaikan harga Pertamax, tentu beban rakyat akan semakin besar.
Sebagai satu komoditas krusial, besar sekali peran Pertamax dalam kehidupan rakyat. Kenaikan harganya serta merta akan ikut menaikan harga sejumlah barang lain yang terkait dengannya.
Lantas, apakah pemerintah tidak mengindra hal ini? Tentu saja. Namun, kebijakan kenaikan ini akan tetap dijalankan dengan alasan penyesuaian dengan harga minyak dunia. Sungguh, satu hal yang ironi.
Fakta ini erat kaitannya dengan sistem kapitalistik yang diterapkan negeri ini. Salah satu dampak yang ada adalah adanya keharusan negara untuk tunduk pada aturan global yang jelas-jelas tak berpihak kepada rakyat.
Tak hanya itu, cara pandang pemerintah dalam pengaturan urusan rakyat juga mengikuti cara pandang kapitalistik. Sisi manfaatlah yang selalu dikedepankan dalam memberikan kebijakan tentang pengaturan hajat hidup rakyat. Rakyat tak diposisikan sebagai objek yang butuh untuk dipenuhi kebutuhannya karena menjadi ranah tanggung jawab pemerintah. Rakyat malah dijadikan objek demi meraup keuntungan sebesar-besarnya. Inilah cara pandang yang amat bertentangan dengan cara pandang Islam.
Islam menggariskan bahwa pemerintah adalah periayah atau pengurus segala urusan rakyat. Pemerintah diberikan amanah untuk mengatur kehidupan bernegara demi menghadirkan kemudahan hidup bagi rakyat. Sampai pada satu titik, rakyat mampu merasakan kebutuhannya terpenuhi dengan sempurna dan tercapainya kesejahteraan kehidupan.
Sudah seharusnya, cara pandang Islam-lah yang digunakan dalam pengaturan kehidupan bernegara. Salah satu hasil yang dapat diraih dalam sistem Islam adalah kemudahan rakyat dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini bisa tercapai juga karena pemerintah menjadikan rakyat sebagai objek pelaksanaan amanah yang telah diberikan kepada mereka, amanah yang sudah diberikan oleh Sang Maha Pemberi kehidupan.
Dengan kembalinya Islam di kehidupan manusia, kebaikan dalam hidup akan terwujud kembali. Sebagaimana di masa terdahulu, Islam telah berhasil menciptakan tatanan kehidupan yang dipenuhi dengan manusia dengan kualitas terbaiknya.
Sebagaimana yang ada di dalam surat Ali Imron ayat 110 yang mengatakan bahwa umat Islam-lah yang telah dilahirkan sebagai umat terbaik untuk manusia.
Jadi, segala bentuk persoalan kehidupan yang dialami manusia saat ini, memang ujungnya adalah karena dilepaskannya Islam dan aturannya dalam kehidupan manusia. Karenanya, untuk menghilangkan dan mengakhiri persoalan itu hanya bisa dilakukan degan kembali kepada Islam. Kita kembali pada bagaimana aturan ilahi ini mengatur kehidupan manusia.
Tak hanya persoalan BBM saja yang bisa dituntaskan, persoalan lainnya juga akan mudah diakhiri sampai mengantarkan manusia pada kemuliaan dan kesejahteraan kehidupan. Insya Allah. Wallahu'alam bishawab.
Oleh: Rochma Ummu Arifah
Sahabat Tinta Media