Istilah “Kafir” Dihapus untuk Mengurangi Pertentangan, UIY: Itu Justru Tidak Relevan - Tinta Media

Selasa, 05 April 2022

Istilah “Kafir” Dihapus untuk Mengurangi Pertentangan, UIY: Itu Justru Tidak Relevan

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1w2rnh6WVSMLWFt1pWc1KVuvQsM6oAi_w

Tinta Media - Menanggapi argumen-argumen yang menyatakan bahwa istilah “kafir” perlu dihapus untuk mengurangi pertentangan, Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) menilai hal itu justru tidak relevan.

“Saya kira, justru argumen-argumen yang menyatakan bahwa istilah ‘kafir’ perlu dihapus untuk mengurangi pertentangan, argumen itu yang tidak relevan,” tuturnya pada Rubrik Fokus: Sebutan Kafir, Haruskah Diubah? Ahad (3/4/2022) di kanal YouTube UIY Official.

UIY mengatakan tidak relevan karena pertentangan ini ada yang dipicu oleh faktor agama dan faktor di luar agama. “Tidak relevan, karena pertentangan ini memang ada yang dipicu oleh faktor agama yang itu bisa antar umat beragama, bisa juga intra umat beragama, tetapi sebagian juga dipicu oleh faktor-faktor di luar agama” ungkapnya.

“Karena itu kemudian secara semena-mena mengusulkan perubahan atau penghapusan kata kafir hanya gegara katakanlah untuk mengurangi pertentangan, itu justru yang tidak relevan,” tegasnya.

Ustaz Ismail menilai hal ini menunjukkan betapa bahwa pemahaman terhadap realitas itu sangat minim. “Seolah-olah faktor itulah yang membuat pertentangan atau konflik itu terjadi,” ujarnya.

UIY mengambil contoh pertentangan ketika Amerika melakukan invasi ke Irak. “Amerika melakukan invasi ke Irak, itu faktor apa? Apakah itu dipacu oleh faktor agama atau faktor yang lain? Fakta-fakta yang terungkap menunjukkan bahwa itu lebih dipacu oleh faktor keserakahan kapitalisme global yang ingin mendapatkan sumber-sumber minyak secara murah,” jelasnya.
Menurutnya, begitu juga ketika Amerika melakukan invasi ke Afghanistan. Itu lebih didorong skenario untuk supaya ada perang, sehingga produksi senjata yang sudah dihasilkan itu bisa terpakai. “Semua menunjukkan bahwa fakta pertentangan itu tidak single faktor tapi multiple faktor,” ungkapnya.

Ia berpendapat, bila menggunakan logika untuk mengurangi pertentangan, maka istilah di dalam agama Kristen itu juga mesti dihapus. Karena ada pertentangan di dalam tubuh agama Kristen. Antara Kristen Katolik dan Kristen Protestan itu berlangsung sampai sekarang.
Kemudian di dalam umat Islam pertentangan juga ada, apa ya juga harus dihapus?” tanyanya.

Ustaz Ismail menilai, apa yang mereka (musuh Islam) lakukan adalah untuk membuat umat Islam menjadi kafir, sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nisa’: 89 yang artinya: “Mereka ingin agar kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama dengan mereka ....”.

“Jadi, semua ini karena mereka ingin umat Islam mengikuti millah mereka. Supaya kita ini sama. Sama dengan mereka. Kalau sudah sama kita tidak akan menjadi faktor yang menghambat, tidak akan menjadi penghambat dari seluruh keinginan kemauan dan cita-cita mereka. Utamanya di bidang politik, ekonomi dan juga agama,” tandasnya.[]Raras
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :