Tinta Media - Menanggapi kenaikan harga minyak di atas 100 dolar, Pengamat Ekonomi Politik Salamuddin Daeng menilai ini akan memberi keuntungan besar kepada pendapatan negara.
"Jadi tak perlu mengeluh soal kenaikan harga minyak. Ini akan memberi keuntungan besar pada pendapatan negara dari hasil minyak," tuturnya kepada Tinta Media, Rabu (6/4/2022).
Menurutnya, Pertamina Hulu Energi (PHE) justru tertawa lebar mendapatkan harga minyak yang mencapai posisi tertinggi dan sangat menguntungkan. “Jika harga minyak mentah terus bertahan di atas 100 dolar, maka mereka bisa tertawa sampai terpingkal-pingkal. Ini oil boom jilid 2," ungkapnya.
"PHE bagaikan ketiban durian runtuh. Mereka baru saja dipisahkan dari Pertamina melalui sub Holding. Sebagai entitas sendiri yang membawahi semua operasi hulu Pertamina," tambahnya.
Ia menambahkan bahwa blok Rokan yakni blok migas dengan produksi minyak terbesar di tanah air, kini berada di bawah penguasaan PHE. Sebelumnya Blok Rokan dibeli oleh Pertamina seharga USD 750 juta dari perusahaan Chevron.
Menurutnya, sebagai sub Holding, PHE yang rencananya akan dijual sebagian sahamnya ke publik melalui pasar modal. "Ini bisa jadi saham PHE akan laris manis diborong oleh investor," tukasnya.
“Berarti PHE akan dapat lebih banyak uang lagi. Ditambah lagi setelah itu PHE tampaknya akan menerbitkan surat global Bond sebagaimana yang dilakukan oleh induknya. Maka lebih banyak lagi uang yang di dapatkan PHE sebagai dampak kenaikan minyak," tegasnya.
Salamuddin menilai ini menjadi momentum bagi PHE mengeruk uang dari hasil minyak, dari jual saham, dan dari ngutang. "Harusnya pemerintah tertawa terbahak bahak," pungkasnya.[] Ajirah