Empat Catatan Penting Syeikh Atha Bin Khalil Abu Ar Rasytah untuk Kaum Perempuan - Tinta Media

Rabu, 06 April 2022

Empat Catatan Penting Syeikh Atha Bin Khalil Abu Ar Rasytah untuk Kaum Perempuan

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1yioy34BGx0wYA5Ajf34tmPQvlbl-PDWf

Tinta Media - Pemerhati Dunia Islam Ustazah Iffah Ainur Rochmah menyampaikan bahwa ada empat catatan penting Syeikh Atha Bin Khalil Abu Ar Rasytah bagi kaum perempuan untuk melakukan perubahan menuju peradaban Islam.

“Syeikh Atha Bin Khalil Abu Ar Rasytah menyebutkan bahwa ada empat catatan penting bagi kaum perempuan untuk melakukan perubahan menuju peradaban Islam," tuturnya dalam program Kuntum Khaira Ummah: Empat Catatan Penting Syeikh Atha Abu Ar-Rasythah, Sabtu (2/4/2022) di kanal You Tube MMC.

Pertama, bahwa kita semua harus menyadari dakwah atau seruan yang kita sampaikan untuk menegakkan Islam, haruslah dakwah Islam yang sempurna, karena, sesungguhnya Islam adalah diin yang syaamil dan kaamil. Diin yang cakupan pembahasannya meliputi seluruh aspek kehidupan, dan ajarannya tidak diragukan lagi kesempurnaannya.

“Maka, dalam dakwah atau seruan yang kita sampaikan kepada umat dalam apa yang kita ajarkan kepada anak-anak kita, generasi kita, atau kepada sesama kita, kepada sesama perempuan ataupun kepada masyarakat secara umum, tidak boleh kita membeda-bedakan antara dakwah kepada akidah, dakwah kepada syariah, bahkan dakwah kepada tegaknya hukum-hukum syariat di dalam naungan sistem pemerintahan Islam, yakni Khilafah," ujarnya.

Menurutnya, Rasul SAW sudah mencontohkan bagaimana kaum perempuan di era Sahabiyah turut berdakwah ketika beliau masih ada di Makkah, membangun pondasi masyarakat yang mengenal Islam yang mengizinkan untuk memiliki sebuah tatanan kehidupan Islam.

"Bahkan kalau kita mengingat bagaimana bai'atul 'aqobah yang kedua yaitu titik dimana kemudian Rasul mendapatkan kepemimpinan Islam untuk menegakkan Daulah Islam yang pertama di Madinah. 73 orang yang membaiat itu adalah laki-laki, dan 2 orang adalah muslimah, yakni Ummu Umarah dan Ummu Manif," jelasnya.

Kedua, bahwa isti'naful hayatul islamiyah (melanjutkan kehidupan Islam), tidak bisa dilakukan, kecuali dengan kita memiliki sebuah tata pemerintahan atau sistem politik sebagaimana dicontohkan oleh Rasul SAW dan dilanjutkan oleh para Sahabat dengan istilah yang kita kenal di dalam fiqh sebagai sistem Khilafah. “Karena itu, ikhtiar untuk melanjutkan kehidupan Islam dengan tegaknya sistem Khilafah juga harus disadari oleh kaum perempuan, oleh kita semua kaum muslimah, sebagai salah satu kefardhuan yang tidak hanya mengenai laki-laki tapi juga menjadi tanggung jawab kaum perempuan," tandasnya.

"Maka, dengan seluruh potensi yang Allah berikan pada kita, dengan semua kesempatan yang Allah anugerahkan kepada kita, tentu kita tidak boleh sia-siakan, untuk membangun kesadaran masyarakat demi kembali berlakunya hukum-hukum Allah di muka bumi ini," tambahnya.

Ketiga, dan ini sangat urgen untuk kita wujudkan hari ini adalah, kita menyadari kita harus menyampaikan pemahaman-pemahaman Islam sebagai tsaqoofatul izzah. “Apa itu tsaaoofatul izzah? Syeikh Atha Bin Khalil Abu Ar Rasytah menjelaskan bahwa, sesungguhnya Islam itu adalah diin yang bisa menghadirkan kemulyaan atau izzah bagi kaum muslimin sebagaimana di dalam ayat Al-Quran dinyatakan ‘Wa lillahi 'izzatu wa lirosulihi wa lilmuslimiin’ kemulyaan dan kemenangan itu hanya milik Allah, milik Rasul-Nya, dan milik kaum muslimin," paparnya.

Cara mewujudkan tsaqoofatul 'izzah, menurutnya, adalah dengan kita tidak hanya menyampaikan pemikiran-pemikiran atau hukum-hukum
Islam ke tengah-tengah masyarakat, tapi kita memastikan bahwa kita menyampaikan pemahaman-pemahaman Islam tadi, karena keinginan mendapat kemulyaan di hadapan Allah, dan karena kita paham bahwa kemulyaan itu, bisa kita peroleh dengan berlakunya seluruh hukum-hukum Allah, bukan dengan berlakunya sebagian hukum Allah dan dibuangnya sebagian besar hukum-hukum yang lain sebagaimana hari ini terjadi di bawah peradaban kapitalisme.

Keempat, bahwa kaum muslimah semestinya menyadari, dunia hari ini yang dicengkeram oleh pihak yang ingin tetap melanggengkan peradaban rusak kapitalisme dan oleh mereka yang tetap ingin mengeruk keuntungan materialistik dari kesengsaraan yang dialami oleh mayoritas penduduk dunia.

“Mereka menggunakan kaum perempuan dan keluarga sebagai salah satu sasaran serangannya. Mereka ingin melanggengkan kehidupan sekuler liberal ini, dengan membujuk kaum perempuan agar mendukung program-program mereka dan mengadopsi pemikiran-pemikiran liberal mereka, salah satunya melalui apa yang diistilahkan sebagai kesetaraan gender,” ungkapnya.

"Tentu saja, ini tidak banyak disadari oleh kaum perempuan kalau kita tidak menyampaikan bahwa sesungguhnya satu paket dengan ide kesetaraan gender adalah program-program untuk penghancuran keluarga (tahdimul usroh)," pungkasnya.[]'Aziimatul Azka
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :