Tinta Media - Wartawan Senior Asyari Usman menyampaikan, umat Islam saat ini bangkit dengan kesadaran politik yang semakin besar dan riil.
"Umat Islam juga dari seluruh penjuru itu bangkit dengan kesadaran politik. Nah sekarang ini, kesadaran itu semakin besar dan semakin riil," tuturnya dalam acara Catatan Peradaban: Isu Penceramah Radikal, Framing? Kamis ( 10/3/2022) di kanal Youtube Peradaban Islam.ID.
Menurutnya, saat ini banyak umat islam yang terlibat dalam aktivitas politik yang diistilahkannya sebagai politik praktis. "Lihat saja begitu banyak orang yang melibatkan diri dalam membuat status politik, membuat komentar politik, macam-macam. Mereka ikut dalam politik praktis. Itu daily, on daily basis (setiap hari)," tuturnya.
Ia berpendapat, jika hal itu terus dilakukan, akan mengasah ketajamam politik umat.
"Lama-lama ketajaman umat tentang politik pun terasah terus. Ini akan menjadi bola salju. Ini kekhawatiran (bagi) musuh terbesar orang-orang yang ingin Indonesia ini tidak islam adalah umat islam,” ungkapnya.
"Nah, sekarang arahnya sudah kesitu. Saya setuju bahwa salah satu indikasinya adalah keterpentalan Ahok di pilkada DKI itu menjadi pelajaran besar bagi orang-orang yang tidak suka islam politik," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa banyak yang terpengaruh ketika umat itu bisa berkumpul dalam jumlah jutaan. "Ada yang mengatakan 3 juta, 4 juta, sampai 8 juta, itu nyaris tanpa ada rencana. Bagaimana cara menghadirkan ini sampai jutaan orang? Bagaimana cara menghandle logistik, dan sebagainya? Tapi itu bisa terjadi," takjubnya.
Ia menilai, ini membuat semua orang terperangah. “Semua orang yang tidak suka Islam politik baik yang ada di tubuh rezim maupun yang berstatus pengamat, dan sebagainya,” ujarnya.
"Saya kira, lama-lama radikalisme yang dijadikan isu itu juga akan berubah-ubah terus," pungkasnya.[]'Aziimatul Azka
