Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) mengatakan bahwa umat Islam akan memiliki kekuatan jika bersatu.
"Kapan umat Islam memiliki kekuatan? Ketika dia bersatu. Kapan umat Islam bersatu? Ketika ada dua unsur penting yang bisa menyatukan umat," tuturnya pada acara Fokus: Krisis Ukraina, di Mana Umat Islam? Ahad (6/3/2022) di kanal YouTube UIY Official Channel.
Ia menjelaskan dua unsur penting yang dimaksudkan adalah adanya institusi politik dan kepemimpinan dari institusi tersebut. "Dua unsur penting yang bisa menyatukan umat Islam yang pertama ada institusi politik yang berdiri untuk menyatukan umat. Itulah yang disebut sebagai khilafah. Kemudian yang kedua ada pemimpin dari institusi tersebut, pemimpin bagi umat Islam seluruhnya itulah yang disebut dengan khalifah," bebernya
Menurutnya, konflik-konflik yang terjadi saat ini memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi umat Islam. "Bahwa umat Islam akan terus menjadi seperti ini, menjadi penonton dan dan pelengkap penderitaan sepanjang umat Islam tidak memiliki kekuatan," paparnya.
"Kekuatan itu hanya mungkin terwujud ketika memiliki dua unsur yang tadi disebut," tegasnya.
UIY mengatakan, umat Islam sekarang jumlahnya secara kuantitas sangat besar, tetapi tidak memiliki pemimpin. “Baru kali ini terjadi sepanjang 1400 tahun sejarah perkembangan umat Islam. Kondisinya sekarang itu berbangsa-bangsa, dan umat Islam berada dalam cengkeraman negara-negara besar," ujarynya.
Karena kondisinya yang sangat parah, kata UIY, wajar kalau orang membaca sulit membayangkan bagaimana bisa bersatu, karena itulah berkembang pesimisme bahwa gagasan-gagasan penyatuan umat itu sesuatu yang mustahil dan utopis.
"Untuk menghadapi ini, saya kira penting bagi kita umat Islam untuk kembali kepada tuntunan, karena di sanalah sebenarnya jalan terang itu, yang kita sebut sebagai (thariqoh dakwah)," tuturnya.
UIY menuturkan, Rasullullah memulai dakwahnya melalui pembinaan dan pengkaderan. Lalu tumbuhlah orang-orang yang memiliki (syakhsiah) kepribadian Islam. Kader-kader itu makin hari makin bertambah banyak, lalu bergerak di tengah umat menyadarkan umat. “Kesadaran tentang pentingnya persatuan sampai hari ini. Dan itu dibaca oleh Barat," katanya.
Oleh sebab itu, ujar UIY, Barat membuat semacam perkiraan masa depan (global maping). Meskipun masih hipotetik tapi itu didasarkan pada pengamatan-pengamatan. “Sehingga mereka merespon sangat serius. Mereka berusaha menepis itu semua dan menghambat perkembangan itu. Dan perkembangan itu mengindikasikan kuat untuk sampai kepada apa yang menjadi tujuan perjuangan Umat Islam," jelasnya.
Ia menegaskan sebagaimana yang dinyatakan oleh Daniel Pipes bahwa perang jangka pendek adalah melawan Islam militan dan jangka panjangnya adalah menjadikan Islam ramah terhadap barat.
"Daniel Pipes tegas mengatakan bahwa perang jangka pendek adalah melawan Islam militan dan jangka panjangnya menjadikan Islam ramah terhadap Barat. Islam tidak memiliki agenda politik dan menerima nilai-nilai Barat artinya Islam yang tunduk bukan Islam yang mengatur. Saya kira itu," pungkasnya.[] Nur Salamah