Tinta Media - Sejarawan Moeflich H.Hart mengatakan, adanya radikalisme yang merata ke seluruh lapisan masyarakat adalah bukan radikalisme atau ekstremitas, melainkan public discontent alias kekecewaan publik.
"Bila, radikalisme atau ekstremitas merata di sebuah bangsa atau negeri. Ada di berbagai lapisan masyarakat dan kelompok sosial, maka bisa dipastikan itu bukan radikalisme atau ekstremitas. Melainkan public discontent alias kekecewaan publik," tuturnya kepada Tinta Media, Kamis (9/3/2022).
Menurutnya, di Indonesia sekarang, banyak disebutkan radikalisme ada dimana-mana. Bagaikan gerakan massal zombie yang berkeliaran menyebarkan virus makhluk mengerikan dan siap memangsa para korban. "Hampir seluruh lapisan masyarakat dan kelompok sosial, diklaim oleh pemerintah, terpapar radikalisme. Dari anak-anak TK, murid-murid sekolah dan guru-gurunya, hingga perguruan tinggi (mahasiswa dan dosennya), kalangan BUMN hingga institusi penjaga konstitusi dan kedaulatan negeri yaitu TNI/Polri,” ujarnya.
"Bukankah sangat ironis TNI/Polri terpapar radikalisme? Betapa hebatnya makhluk radikalisme itu. Tapi bila iya, maka pasti itu bukan radikalisme," pungkasnya.[]Nita Savitri