Prof. Suteki: Pancasila 404 Not Found jika Tidak Ditemukan dalam Realita - Tinta Media

Minggu, 06 Maret 2022

Prof. Suteki: Pancasila 404 Not Found jika Tidak Ditemukan dalam Realita

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1agfWVmvtErXPQvIYhLO7qIIL6yqumwzO

Tinta Media - Pakar Hukum dan Masyarakat Prof. Dr. Suteki, S.H., M.Hum. menyatakan dalam bukunya Pancasila 404 Not Found bahwa Pancasila dijamin not found jika tidak ditemukan dalam realita.

“Jika suatu ideologi tidak memenuhi dua unsur, yaitu objektif dan subjektif, maka jangan heran jika ideologi hanya ada di tataran sisi idenya saja sementara di sisi realitanya not found. Termasuk Pancasila akan dijamin not found, jika tidak ditemukan dalam realita,” tuturnya dalam Live: Di mana Pancasila? Kamis (3/3/2022) di kanal Youtube Prof. Suteki.

Ada dua hal, menurutnya, di dalam buku Pancasila 404 Not Found suatu ideologi bisa berlangsung survive atau tidak. Pertama, faktor objektif, yaitu mengenai kebenaran ideologi itu. “Kedua, persoalan pendukungnya secara subjektif, yaitu pemahaman pendukungnya, ketaatan pendukungnya, dan dinamika pendukungnya,” ungkapnya.

Buku ini, dikatakannya sebagai bahan renungan supaya Pancasila dapat dibahas dalam konteks ideologi lain. Dihadapkan pada ideologi liberal kapitalistik, ideologi sosialis komunis, dan juga ideologi besar yang lain yakni ideologi Islam. Sehingga diperoleh perbandingan mana yang terbaik. Dengan melihat bagaimana fikrah dan pemikirannya, termasuk sekuler, ateis, atau teis (Islam). Maka kita akan memilih ideologi yang teis (Islam) karena dasarnya wahyu, hadis, ijtimak, dan qiyas. Bukan hanya berdasarkan otak kesepakatan-kesepakatan manusia.

“Saya sering mengatakan bahwa semua ideologi ciptaan manusia itu berpotensi dying, kolaps, sangat potensial karena banyak faktor yang mempengaruhinya,” katanya.

Ia pun menjelaskan bahwa di dalam buku Pancasila 404 Not Found ini bertujuan untuk memberi pemahaman bagaimana menempatkan Pancasila itu secara baik. Dihadapkan secara dekonstruksi terhadap Pancasila kemudian dibandingkan dengan yang lain, yakni ideologi liberal kapitalis, ideologi sosialis komunis, termasuk ideologi Islam.

“Percaturan tentang tiga ideologi yang dihadapkan dengan Pancasila itu sudah panjang tapi mestinya tidak boleh dikatakan selesai karena yang dinamakan dikursus itu selalu ada dan pada titik tertentu, orang atau pendukung itu akan menjadi salah satu faktor apakah suatu ideologi itu bisa berlangsung atau kolaps,” pungkasnya.[] Ageng Kartika
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :