Tinta Media - Dunia maya digemparkan dengan kematian tragis seorang artis cantik asal Thailand. Kematiannya yang dinilai ganjil membuat publik memberikan perhatian lebih pada kasus ini. Laporan awal dari beberapa teman korban menyatakan bahwa dia meninggal karena tenggelam. Kemudian, ditemukan beberapa keganjilan dari laporan tersebut. Hingga saat ini, kasus tersebut masih diusut lebih mendalam.
Tak hanya di luar negeri, di dalam negeri pun terdapat kasus yang serupa. Seorang anak berusia 12 tahun di Lampung Timur dikabarkan meninggal dunia. Korban ditemukan dalam keadaan beberapa tubuhnya dimutilasi. Korban yang masih belia ini diduga dimutilasi oleh seorang penjaga kebun Durian yang masuk ke kebun tersebut pada malam hari, saat hendak mencuri Durian.
Mudahnya Nyawa Hilang
Dua kasus kematian yang mengarah pada dugaan pembunuhan tersebut bukanlah kasus baru yang kita temukan di media massa. Sejumlah kasus pembunuhan mewarnai headline news website-website mainstream. Bahkan, pembunuhan yang terjadi, sering kali dikarenakan hal yang sepele atau juga disertai dengan tindak kekerasan lainnya, seperti pencurian atau pun pemerkosaan.
Kasus pembunuhan anak di Lampung Timur ini membuka mata kita bahwa begitu mudahnya seseorang menghakimi orang lain, bahkan sampai menghilangkan nyawa hanya karena persoalan yang sepele. Bisa dikatakan, nyawa korban ini tentu tak sebanding dengan barang curian yang berusaha ia ambil. Seakan nyawa begitu murah, begitu mudah untuk dihilangkan.
Tren ini pun tidak hanya ditemukan di dalam negeri. Terbukti kasus meninggalnya artis wanita Thailand yang juga membuka mata kita.
Lantas, kita pun memikirkan, apa yang menyebabkan hal ini? Apa manusia sudah kehilangan sifat kemanusiaaannya dan cenderung pada sifat dasar primata yang melekat padanya? Ataukah impitan kehidupan di era sekuler saat ini semakin menghilangkan akal sehat manusia sehingga mampu melakukan hal-hal di luar batas normal pemikiran manusia, salah satunya membunuh orang lain?
Islam Melindungi Jiwa
Dalam surat Al-Maidah ayat 32, disebutkan bahwa:
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.”
Ayat ini menyiratkan bahwa membunuh satu manusia saja seakan membuat kerusakan di muka bumi. Hal ini membuktikan bahwa Islam sangat menjaga manusia agar menghargai kehidupan dari manusia lain, serta tak mudah menghilangkan nyawa orang lain.
Penjagaan Islam terhadap jiwa ini dilakukan dengan sempurna melalui penerapan syariat Islam, dimulai dari individu muslim, masyarakat sebagai jemaah, dan juga negara. Islam memberikan perhatian besar pada pembangunan keimanan terhadap Sang Pencipta. Dengan keimanan ini, seorang muslim akan menyandarkan kehidupannya berdasarkan aturan yang datang dari Rabb-nya. Muslim akan sangat gelisah jika melakukan kesalahan sehingga sebisa mungkin menghindari hal ini.
Masyarakat sebagai jemaah, juga memberikan perlindungan kepada setiap individu muslim untuk selalu berada di dalam jalur yang benar, untuk selalu terjaga kualitas keimanannya sehingga terjaga dari pelanggaran aturan. Jika ada pelanggaran, masyarakat akan turut aktif memperbaiki kesalahan tersebut.
Negara menjadi pelindung terbesar dalam menjaga rakyatnya dari segala bentuk penyimpangan, termasuk kejahatan pembunuhan. Penerapan syariat Islam oleh negara akan menjaga penunaian hak-hak individu dan jemaah.
Misalnya pada kasus pembunuhan yang disebabkan oleh pelaku yang miskin dan lapar. Dalam sudut pandang Islam, negara memiliki tanggung jawab untuk memastikan kesejahteraan setiap rakyatnya.
Terlebih, dalam syariat Islam, ada sistem sanksi yang diterapkan dengan fungsinya sebagai pencegah. Sanksi yang diberikan kepada pelaku kejahatan mampu memberikan efek jera kepada si pelaku sendiri dan juga kepada masyarakat secara luas sehingga tidak sampai menyulut bentuk kejahatan yang sama oleh orang lain.
Dalam kasus pembunuhan ini, ada sanksi dalam bentuk qishas. Ada juga pembayaran diyat yang tentu saja amat memahami bagaimana keadaan dan perasaan manusia. Pemberian sanksi ini sangatlah manusiawi.
Dengan kolaborasi tiga komponen inilah, Islam mampu menciptakan individu masyarakat yang menghargai kehidupan manusia yang lain. Mereka tidak mudah membunuh hanya karena urusan sepele. Inilah bukti bagaimana Islam menjaga jiwa manusia. Wallahu’alam bishawab.
Oleh: Rochman Ummu Arifah
Sahabat Tinta Media