Tinta Media - Narator Muslimah Media Center (MMC) mengungkap, keunggulan peradaban Islam tidak hanya terlihat pada bagaimana penguasa meriayah manusia, namun juga terhadap alam.
“Keunggulan peradaban Islam tidak hanya terlihat pada bagaimana penguasa meriayah manusia, namun juga terhadap alam,” tuturnya dalam History Insight: Tak Hanya Manusia, Alam pun Diperhatikan di Masa Islam, Ahad (13/3/2022) di kanal YouTube Muslimah Media Center (MMC)
Menurutnya, keunggulan peradaban Islam ini tampak dalam perkembangan taman di era kekhalifahan yang sangat pesat. Salah satunya di masa kekuasaan dinasti Abasiyah.
“Ilmu tanaman dan arsitektur menjadi faktor utama yang mempengaruhi gaya pembuatan taman pada saat itu. Abdurrahman ad- Dakhil di Cordova telah berhasil membangun taman terbesar disana yang diberi nama ar Rashafah,” terangnya.
Menurut narator, tanaman ini dipengaruhi berbagai tanaman dan pepohonan beraneka ragam dari berbagai belahan dunia. Biji dan bibitnya diambil dari Syam. Pembuatan taman ini sudah tersebar di wilayah Andalusia Spanyol. Semua rumah di Andalusia memiliki taman baik itu rumah besar ataupun kecil, semuanya mempunyai aliran air, bunga, pohon kecil, dan sarana peristirahatan yang sempurna.
“James Dicky sejarawan Spanyol menuturkan bahwa Andalusia ketika berada di bawah kekuasaan Islam jauh lebih indah ketimbang sekarang,”paparnya.
Taman-taman indah ini, lanjutnya, bahkan terus dikembangkan oleh arsitek muslim di era Khilafah Utsmaniyah. Di jalan-jalan kota dan istana banyak taman- taman yang dibuat dengan menghadap ke pantai. Masjid-masjid dipenuhi oleh taman dan pepohonan.
“Taman taman tersebut keberadaannya memiliki fungsi vital. Selain estetika, taman-taman ini juga sebagai bentuk kepedulian khilafah dalam menjaga ekosistem, penghijauan, juga untuk hiburan dan penghilang stres. Inilah upaya khilafah dalam melindungi alam dari kerusakan dengan membuat taman dan hutan yang berfungsi sebagai paru-paru kota,” tuturnya.
Narator menjelaskan bahwa selain fungsi tersebut ternyata taman dibuat untuk mencegah kebakaran agar tidak merambat ke arah pemukiman penduduk. Sehingga arsitek Muslim memutuskan untuk menyediakan lahan yang luas dan ditanami pepohonan lebat, serta rerumputan.
“Seperti Istana Topkape yang dibangun oleh Muhammad Al Fatih memiliki lahan seluas 69.000 m2 dengan keliling 5 km. Di taman itu terdapat taman buah-buahan dan sayur-sayuran serta taman yang luas untuk berburu,” tutur narator memberikan contoh.
Menurut narator, keindahan taman-taman itu adalah hasil dari kejeniusan para arsitek Muslim yang tidak hanya memfungsikan keindahannya tetapi juga menggunakan taman untuk tujuan penting lainnya.
“Armesto guru besar Sejarah Lingkungan Global dari Universitas London mengatakan, ‘Peradaban Islam di masa kejayaan begitu memperhatikan kehadiran taman sebagai suatu seni mulia. Seluruh kota tampak hijau oleh segala macam tumbuhan seperti pohon, buah-buahan dan bunga-bungaan’,” paparnya.
Inilah kehebatan Islam dalam melestarikan alam dan hutan, lanjutnya. Allah Sang Pemilik alam dengan jelas memerintahkan manusia untuk menjaga lingkungan hidup ini.
“Namun sekular kapitalisme mengabaikan aturan Allah. Penerapan sistem kapitalis membuat dunia semakin sekarat. Bagaimana tidak, kebakaran hutan terjadi dimana-mana. PBB memprediksi kebakaran hutan di seluruh dunia akan meningkat 50% pada akhir abad ini,” sesalnya.
Menurut narator, ini terjadi karena dalam sistem kapitalisme neoliberal, hutan dan lahan dipandang sebagai milik negara atau dikuasai oleh negara. Karenanya negara bebas menyerahkan kepemilikan ke swasta atau korporasi.
“Korporasi pun bebas mengelola, termasuk membakar hutan untuk membuka lahan. Tak hanya kebakaran hutan, kegagalan kapitalisme juga terlihat pada global warming dan efek rumah kaca. Ini semua dampak dari keangkuhan mereka dalam meraup keuntungan yang sebesar-besarnya,” jelasnya.
Narator mengajak agar negeri ini diatur oleh syariat Islam. Sudah terbukti bahwa dalam sistem Islam di masa kekhalifahan bukan hanya rakyatnya saja yang mendapat naungan kehidupan yang layak bahkan alam juga dijaga kelestariannya.
“Hanya di sistem Islam semua itu tercukup kan dan mendatangkan rahmat lil alamin,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun