Tinta Media - Shohibul Hajat, Kyai Sepuh Aswaja Tapal Kuda Zainulloh Muslim menuturkan penerapan ideologi kapitalisme sekuler di negeri ini melahirkan penguasa yang pro oligarki, bukan pro rakyat.
“Bahwa negeri ini menerapkan ideologi kapitalisme sekuler yang melahirkan penguasa pro oligarki, bukan pro rakyat,” tuturnya dalam acara Multaqo Ulama Ahlu Sunnah wal Jamaah Tapal Kuda Pasuruan: Cengkeraman Oligarki Dibalik Kelangkaan Minyak Goreng dan Tragedi Wadas, Sistem Islam Solusinya, Selasa (15/3/2022) di kanal YouTube Bromo Bermartabat.
Menurutnya, kelangkaan minyak goreng dan tragedi Wadas adalah contoh kasus bagaimana penguasa negeri ini pro oligarki. “Kebijakan penguasa menimbulkan kesengsaraan rakyat,” ujarnya.
“Bagaimana mungkin kita ini kelaparan, di negeri yang sedemikian kayanya ini? kalau bukan karena pengaturannya yang salah, kalau bukan karena penguasanya,”jelasnya.
Oleh karenanya, Kyai Zainul mengajak umat Islam berpikir cerdas. “Saatnya mencampakkan ideologi kapitalis sekuler, saatnya mencampakkan demokrasi . Karena biang keladi dari kenistaan dan penderitaan rakyat ini adalah ideologi ini,” serunya.
“Saatnya kita kembali kepada ideologi Islam yang telah dicontohkan oleh para Khulafaur Rasyidin. Khilafah selama 1300 tahun telah membuktikan bisa mensejahterakan rakyat,” tandasnya.
Minyak Langka
Sementara itu, Pengasuh Majlis Ta’lim Baitul Muslimin Gus Ihsan Fadholi, menyoroti kelangkaan minyak goreng yang sudah berjalan hampir 4 bulan. Ia heran, lantaran sejak tahun 2006 Indonesia menjadi penghasil CPO terbesar dunia, tapi negara tak mampu menjamin ketersediaan minyak goreng bagi rakyatnya.
“Dalam pengelolaan negara yang tidak menggunakan Islam, pengaturan-pengaturan sederhana seperti memenuhi kebutuhan pokok saja, negara tidak mampu menjamin nya . Ketika yang pokok itu saja tidak bisa dilakukan maka tidak bisa dikatakan lain bahwa pemimpin tersebut telah gagal total,” nilai Gus Ihsan.
Kasus Wadas
Ulama lain, Kyai Taufiq Rohman, pengasuh Majlis Taklim Baitul Muksinin menyampaikan kasus Wadas. Menurutnya penguasa telah berlaku zalim terhadap penduduk Wadas yang daerahnya akan dijadikan sebagai lokasi penambangan. Penguasa lebih mementingkan oligarki.
“Inilah jahatnya dari oligarki yang ada di negeri ini. Ketika hak rakyat dirampas dengan cara sewenang wenang,” tukasnya.
Ia lalu membandingkan bagaimana adilnya Islam saat menyelesaikan sengketa tanah antara rakyat dengan penguasa. Ia mengambil contoh penyelesaian Khalifah Umar bin Khattab saat Yahudi tua mengadu kepada Khalifah karena tanahnya telah digusur oleh Gubernur Mesir Amru bin Ash.
“Inilah hebatnya Islam dalam menyelesaikan persoalan antara penguasa dengan rakyatnya dengan cara yang adil. Berbeda dengan penguasa saat ini, sewenang wenang. Inilah jahatnya oligarki di dalam sistem demokrasi. Oleh karena itu umat Islam harus bersatu bersama-sama untuk menghapus kejahatan oligarki yang ada di negeri ini dengan memperjuangkan tegaknya syariah dan Khilafah,” pungkasnya.
Oligarki Jahat
Ulama lain, Ustaz Ahmad Muhsin, pengasuh MT as Safihah Pasuruan, memaparkan jahatnya oligarki. “Oligarki telah menginvasi dunia politik, menaklukkannya, dan mengkloning dunia politik menjadi dunia bisnis. Penguasaan oleh oligarki ini tidak lepas dari mahalnya biaya politik. Sehingga terjadilah politik transaksional, dimana yang dimenangkan adalah para pemilik modal yakni oligarki,” bebernya.
Menurut Kyai Ahmad, dominasi oligarki inilah yang menyebabkan pengelolaan negara tak lagi memperhatikan aspirasi rakyat. Hanya mementingkan golongan mereka sendiri. Sementara wakil rakyat akhirnya hanya menjadi alat legitimasi atas kebijakan yang diambil.
Masih menurut Kyai Ahmad, munculnya kekuasaan oligarki tidak lepas dari diterapkannya sistem demokrasi yang melahirkan perbudakan manusia,dominasi minoritas atas mayoritas,yang lemah terus tak berdaya.
“Oleh karena itu, kita harus menyadari bahwasanya sistem ini harus dirubah, harus kita ganti. Apa gantinya? Tiada lain gantinya adalah sistem Islam,”pungkasnya.
Kalimah Ulama yang lain disampaikan oleh Pengasuh Majlis Taklim at Taqwa Pandaan, Ustaz Nur Hidayat yang mengangkat tema, Dalam demokrasi hukum dikendalikan oligarki, dalam Islam hukum dikendalikan oleh Allah SWT.
Juga Pengasuh Majlis Taklim Baitus Silmi, Kyai Ahmad Sukirno yang mengangkat tema, Oligarki pasti kalah, demokrasi pasti ambruk ,umat Islam ahli Sunnah wal Jamaah hanya kembali kepada Allah SWT.
Multaqo ditutup dengan membacakan Pernyataan Ulama Aswaja Tapal Kuda Pasuruan ‘Cengkeraman Oligarki dibalik kelangkaan minyak goreng dan Tragedi Wadas, Sistem islam Solusinya’ yang dibacakan oleh Gus Fauzan Pengasuh Majlis Taklim Bani Salim Pasuruan. [] Irianti Aminatun