Tinta Media - Mencermati perang Rusia dan Ukraina, Pengamat Politik Islam dan Militer Dr. Riyan, M.Ag. menilai ada semacam pertarungan eksistensi antara Rusia dan Amerika.
"Ada semacam pertarungan eksistensi antara Rusia dan Amerika yang tidak lepas dari kepentingan," tuturnya dalam acara Rubrik Catatan Peradaban: Perang Rusia - Ukraina Perang Nuklir? Kamis (3/3/2022) di kanal Youtube Peradaban Islam ID.
Ia melihat ini adalah konflik yang ekskalasinya semakin memburuk. “Ini tidak lepas dari kepentingan yang saya sebut ada di dua level," ungkapnya.
Pertama, antara Rusia dan Ukraina sendiri. Sederhananya saja adalah Rusia tidak akan rela kalau Ukraina akan masuk ke dalam North Atlantic Treaty Organization (NATO). "Jika kita bicara NATO tentulah bicara Amerika Serikat (AS), karena halaman depan Ukraina adalah Rusia. Jadi tidak akan kondusif buat Rusia sendiri," jelasnya.
Di level ini menurutnya, ada semacam pertaruhan eksistensi dari pada Rusia. "Jadi, kalau saya coba rumuskan paling sederhana, setidaknya ada motif dari Rusia hari ini. Mereka melakukan apa yang disebut sebagai operasi militer khusus. Jadi pada level satu ini, tentu terkait dengan keinginan agar Ukraina diakui sebagai bagian dari wilayah Rusia, hasil dari aneksasi tahun 2014," bebernya.
Kedua, pertarungan antara Rusia dengan Amerika. "Rusia tidak ingin jika Ukraina masuk ke dalam orbit yang dilakukan di NATO, kemudian di Uni Eropa, bahkan yang kita sebut Blok Amerika,” ujarnya.
Nah dari motif ini, yang menurutnya memberikan informasi bahwa, perang ini sebenarnya tidak perang beneran, hanya memberikan sebuah pelajaran dan bisa juga gertakan.
"Jika kita melihat bahwa reaksi dari Amerika Serikat dan NATO kelihatannya sangat lambat atau sangat retorik, tidak ada tindakan apapun. Sehingga ini akan mengkonfirmasi bahwa kepentingan dari pada perang ini sebenarnya adalah hanya semacam memberikan keleluasaan kepada Rusia untuk melakukan politik bargaining, karena sampai hari ini mereka masih tarik ulur," pungkasnya.[] Emalia