Kasus Minyak Goreng, Dr. Arim Nasim: Bukan Negara Kalah Sama Mafia, Tapi Negara Itulah Mafianya - Tinta Media

Senin, 28 Maret 2022

Kasus Minyak Goreng, Dr. Arim Nasim: Bukan Negara Kalah Sama Mafia, Tapi Negara Itulah Mafianya

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1jdCt3rP0IaVuKqTqLx1LXb3H0oC5DeMJ

Tinta Media - Melihat kasus krisis minyak goreng serta ramainya narasi negara kalah dengan mafia minyak goreng, Pengamat Ekonomi Dr. Arim Nasim, SE., M.Si., Ak., CA. mengatakan, negaralah yang telah menjadi mafia.

“Sangat kentara sekali, peran penguasa dengan pengusaha sudah menyatu. Kalau saya, bahasanya bukan negara kalah sama mafia. Justru saya melihat negara itu, penguasa itulah sekarang mafianya,” tuturnya dalam ILF edisi 41 : Negara Kalah Sama Mafia? Jumat (25/3/2022) di kanal YouTube LBH Pelita Umat.

Menurutnya, negara tidak lagi memposisikan sebagai penguasa yang mengurus rakyat tapi justru memposisikan sebagai mafia yang sebenarnya. Ia pun menunjukan pernyataan Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi yang sama sekali tidak menunjukkan sikap selayaknya seorang pejabat.

“Coba kita lihat pernyataan Menteri Perdagangan, kan lucu. Pernyataan seorang pejabat kok seperti itu. Dia katakan, lebih baik murah tapi langka atau lebih baik mahal tapi stok banyak? Itu kan bukan pernyataan pejabat. Itu kan pernyataan seorang pengusaha. Pernyataan seorang mafia, menurut saya. Kenapa? Karena disitu dia mengatakan mahal tidak apa-apa yang penting stoknya ada,” ungkapnya.

Dari pernyataan Mendag tersebut, ia mempertanyakan fungsi pemerintah dalam bidang ekonomi. “Lalu pertanyaannya, fungsi pemerintah dimana? Seharusnya justru Menteri Perdagangan dalam konteks regulasi ekonomi harus bisa mengatur agar harga itu terjangkau oleh rakyat dan barangnya ada. Karena percuma, barang melimpah tapi rakyat tidak bisa membeli,” tegasnya.

Dosen Akuntansi Syariah dan Ekonomi Syariah tersebut kemudian menjelaskan kenapa penguasa berperilaku seperti itu. “Saya melihatnya bukan lagi negara kalah oleh mafia. Justru negaranya itu sekarang menjadi mafia. Mereka menjadi alat untuk kepentingan para kapitalis dalam rangka mengeksploitasi sumber daya ekonomi untuk kepentingan mereka dan kepentingan kelompok-kelompok mereka,” jelasnya.

Menurutnya, peran mafia dalam kasus minyak goreng sangat kentara. “Poin yang mendasar dalam perspektif ekonomi, hari ini kita melihat mafia, monopoli dan oligarki betul-betul mengendalikan. Saya kira sangat nyata dalam kasus minyak goreng ini. Sangat transparan dan sangat nampak,” katanya.

Dilihat dari regulasi yang dilahirkan, Dr. Arim Nasim kurang sepakat jika dikatakan negara kalah sama mafia. Kebijakan yang muncul, menurutnya, justru menunjukkan sikap negara sebagai mafia sebenarnya.

“Kalau dikatakan negara kalah sama mafia saya kurang sepakat. Justru saya melihat dalam kasus minyak goreng ini, negaranya mafia itu sendiri. Karena kebijakan-kebijakan tadi, kalau kita lihat tidak mencerminkan sikap negara. Sikap pemerintah seharusnya memberikan perlindungan terhadap rakyat (serta) mengatur urusan rakyat,” imbuhnya.

Mirisnya, pemerintah saat ini, menurutnya, justru memberikan pintu yang selebar-lebarnya agar terjadi eksploitasi dan monopoli terhadap penguasaan minyak goreng. Akhirnya, mereka menentukan harga minyak goreng seenaknya dengan mencari keuntungan sebesar-besarnya.

“Bayangkan, naiknya bukan sepuluh persen atau dua puluh persen. Naiknya itu mencapai seratus persen harga minyak goreng,” pungkasnya. [] Ikhty
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :