Gus Uwik: Rasulullah pun Dulu Dituduh Radikal - Tinta Media

Senin, 07 Maret 2022

Gus Uwik: Rasulullah pun Dulu Dituduh Radikal

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1eL5tqt7G1kYKR3yDMDXxZg06RckFSurL

Tinta Media - Menanggapi tersebar luasnya nama-nama penceramah yang terkategori ‘radikal’, Peneliti Pusat Kajian Peradaban Islam Gus Uwik menyatakan, Rasulullah pun dulu dituduh radikal.

“Berbicara radikal-radikul ternyata tuduhan atau stempel tersebut sudah lama dipakai oleh musuh-musuh Islam untuk menyudutkan Islam dan para pengemban dakwahnya. Tidak tanggung-tanggung yang di tuduh bukan orang ecek-ecek. Justru Rasulullah SAW. sendiri mengalami hal serupa. Dituduh radikal, pemecah belah keluarga, rakyat dan bangsa. Luar biasa,” tuturnya, kepada Tinta media, Ahad (6/3/2022).

Padahal menurutnya, semua tuduhan itu adalah tidak mungkin. Tapi itu kenyataannya. Para pembenci Islam melakukan segala upaya agar Islam dan penceramahnya dijauhi oleh masyarakat.

“Tuduhan Rasulullah sebagai radikal, terekam dalam kisah perjalanan Ath-Thufail mencari kebenaran dan masuk Islam,” jelasnya.

Gus Uwik menuturkan kisah Ath-Thufail.  "Demi Allah, mereka (kaum kafir Quraisy) terus menceritakan berita-beritanya yang aneh, menakut-nakutiku atas diri dan kaumku dengan perbuatan-perbuatan Muhammad yang terkutuk dan tercela sampai aku pun bertekad bulat untuk tidak mendekat kepadanya, tidak berbicara dengannya dan tidak mendengar apa pun darinya,” kata Thufail.

“Para pemuka dan pembesar Quraisy berkata kepada Ath-Thufail, ‘Wahai Thufail, sesungguhnya kamu telah datang ke negeri kami, dan laki-laki yang menyatakan dirinya sebagai nabi itu telah merusak urusan kami dan memecah-belah persatuan kami serta mencerai-beraikan persaudaraan kami. Kami hanya khawatir apa yang menimpa kami ini akan menimpamu sehingga mengancam kepemimpinanmu atas kaummu. Oleh karena itu, jangan berbicara dengan laki-laki itu, jangan mendengar apa pun darinya, karena dia mempunyai kata-kata seperti sihir, memisahkan seorang anak dari bapaknya, seorang saudara dari saudaranya, seorang istri dari suaminya’,” tuturnya.

Propaganda ini, lanjut Gus Uwik,  pada awalnya dipercaya oleh Ath Thufail. Sampai-sampai tatkala  Thufail mau berangkat ke Masjidil Haram untuk melakukan thawaf di Ka’bah dan mencari keberkahan kepada berhala-berhala, Ia menyumbat kedua telinganya dengan kapas karena takut ada perkataan Muhammad yang menyusup ke telinganya.

“Tapi Allah SWT. punya skenario lain. Dengan adanya diksi, narasi dan propaganda yang menyudutkan Kanjeng Nabi Muhammad inilah yang  justru menjadi ‘pembuka’ jalan dakwah. Itu semua justru menjadi pemantik bagi orang-orang berakal untuk mencari tahu kebenaran. Mengklarifikasi atas tuduhan yang ada. Mencocokkan apa yang dituduhkan  dengan realitas yang terjadi dalam keseharian. Apakah sama ataukah justru sebaliknya,” jelasnya.

Menurut Gus Uwik, Thufail pun menemukan kebenaran yang berusaha ditutup-tutupi oleh rezim Quraisy. “Dia menemukan hal sebaliknya dengan apa yang dilabelisasikan kepada Nabi Muhammad. Tuduhan Nabi itu radikal, pemecah belah, dan lain-lain,  ternyata hoax dan sembrono. Akhirnya Thufail pun masuk islam. Dan menjadi barisan pendukung dakwah yang ikhlas lagi totalitas,” ungkapnya.

“Dengan propaganda radikal-radikul itu, orang banyak berbondong masuk Islam. Dakwah Islam semakin berkibar,” tukasnya.

Jadi, lanjutnya, jangan khawatir atas tuduhan radikal-radikul. Ternyata itu cara lama, dipakai kembali. Ternyata sudah sejak zaman Rasul isu itu ada. Bahkan yang dituduh itu Rasul sendiri.

“Hal yang paling menarik adalah ternyata isu radikal-radikul itu berkait erat dengan unsur politik dan untuk mempertahankan kekuasaan,” simpulnya.

 Apa yang terjadi dalam fragmen Thufail jadi ibrah, lanjutnya. Kaum kafir Quraisy menghembuskan isu radikal-radikul agar kekuasaan Thufail tidak terancam. Isu radikal-radikul ternyata dipakai untuk menghantam orang-orang yang kritis, oposisi dan yang ‘dituduh’ mengancam kekuasaannya. Ketakutan jika kekuasaannya runtuh.

“Pertanyaannya adalah, kenapa isu radikal-radikul saat ini muncul ketika santer oposisi, penceramah yang kritis dan komponen masyarakat yang lain membongkar rencana IKN yang lebih pro oligarki? Isu radikal-radikul mencuat kembali setelah Presiden dalam kesempatan yang sama membahas IKN namun kemudian mengkaitkan dengan penceramah radikal. Apakah ada motif politis sebagaimana motif politis dalam kisah Thufail?” tanyanya.

Gus Uwik pun menegaskan, tidak perlu risau apalagi galau dituduh radikal. Ternyata itu tuduhan dan permainan politik. Pola lama yang sudah ada sejak zaman Rasul.

“Terus fokus memberikan pencerahan kepada umat. Karena dakwah itu amazing. Berkata Imam Al Qurtubi rahimahullahu ta'ala: ‘Allah ta'ala menjadikan perintah  beramar makruf dan nahi munkar itu sebagai pemisah antara orang-orang yang  beriman dengan orang-orang yang munafik’,” jelasnya.

Jangan pula pedulikan orang-orang yang dengki, himbaunya. Kafir Quraisy sangat dengki pada Rasul. “Maka bukanlah syarat menasihati itu orang yang kita sampaikan harus ridha dengan apa yang kita ucapkan. Berapa banyak di sana mereka yang hatinya kotor sakit dengan segala penyakit merasa tersakiti apabila ia dinasihati,” ujarnya.

Gus Uwik menyampaikan hadits riwayat Ahmad dan Ibnu Hibbab, Nabi  SAW bersabda, "Qulil haqqo wa in kaana murron (katakanlah kebenaran meskipun itu pahit)."

“Jadilah orang-orang yang  radikal (ramah, terdidik dan berakal),” pungkasnya.[] Irianti Aminatun
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :