Tinta Media - Pengurus Majelis Taklim Al-Mustanir Probolinggo Jawa Timur Gus Tuhu menuturkan, kebangkitan umat Islam berada di kalangan pemuda.
“Kebangkitan generasi umat Islam semakin kuat khususnya di kalangan pemuda, yang muda dan terbina, mereka harapan umat Islam karena mereka sanggup memikul dakwah Islam di pundak mereka,” tuturnya dalam Live Kajian Islam Tematik #Edisi 85 Gus Tuhu: Aura Kebangkitan Pemuda Dakwah, Senin (14/3/2022) di kanal Youtube Bromo Bermartabat.
Menurutnya, masa depan adalah milik Islam. Meskipun selama ini kebangkitan umat Islam masih dianggap mimpi ataupun ilusi, namun kebangkitan merupakan pembenaran terhadap janji Allah SWT yang pasti melalui lisan Nabi SAW bahwa sesudah pemerintahan yang diktator akan muncul Khilafah di atas metode kenabian.
“Bukti yang al faqir sampaikan adalah adanya hadis Nabi saw. bahwasanya ada fase-fase yang menggambarkan ada beberapa tingkatan, yaitu kenabian, khilafah di atas metode kenabian, kediktatoran, dan kemudian akan muncul khilafah di atas manhaj kenabian. Kemudian Nabi SAW diam,” ungkapnya.
Di dalam hadis ini menunjukkan, seluruh negeri Muslim di dunia ini dalam kekuasaan kedikatoran, yaitu sistem kekuasaan yang bersifat memaksa, termasuk negeri kita. Ia pun mencontohkan fakta paling mudah kediktatoran di negeri ini. “Contoh pembebanan pajak di semua lini kehidupan, termasuk yang paling anyar dikeluarkannya inpres yaitu dijadikannya keikutsertaan dalam BPJS sebagai syarat untuk mengurus banyak hal,” ujarnya.
“Namun sesuai info hadis Nabi SAW di atas, jelas sekali masa kediktatoran ini akan usai, walaupun para penguasa atau rezim berusaha memperpanjangnya dengan berbagai cara,” terangnya.
Ia berpendapat everthing will end, semuanya akan berakhir pada waktunya. Seiring dengan proses ambruknya sistem kediktatoran yang dikawal oleh peradaban barat yang sesat (demokrasi kapitalis) didukung oleh antek-antek barat yang selalu ingin mempertahankan kekuasaan mereka dengan menipu umat Islam. Seiring dengan kebangkitan generasi umat Islam di kalangan anak muda.
“Maka kebangkitan generasi umat Islam semakin kuat auranya, khususnya kalangan anak muda. Ini menjadi fenomena, yang muda yang terbina, mereka harapan umat Islam di seluruh dunia, pada waktu yang sama, mereka kuat memegang ‘bara api’ Islam di gerak dakwahnya,” katanya.
Ia menggambarkan para pemuda ini dengan menghabiskan waktunya belajar Islam dan mendalaminya untuk disampaikan bukan untuk kelezatan berpikir semata, mempelajari tsaqofah Islam dan pemikirannya sekaligus mempelajari kebobrokan ideologi sesat kapitalis-komunis untuk merobohkannya.
“Mereka berani berdiri tegak menyampaikan ‘kalimatul haq’ di tengah masyarakat. Ada benturan-benturan di masyarakat dan itu hal biasa karena di masyarakat itu ada yang mendukung hal yang lama dan senang dengan perubahan, itu biasa,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa para pemuda tersebut berani berhadapan dengan penguasa atau rezim boneka (kekuasaannya ditopang kekuatan asing/oligarki).
“Para pemuda ini yang bertahan di jalan keimanan ini yang digambarkan dalam Al Quran ini, artinya ‘Sesungguhnya mereka adalah para pemuda beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan pada mereka petunjuk,” jelasnya.
Ia pun menegaskan janji Allah berupa tegaknya Khilafah itu semakin dekat, bau harumnya Islam dan syariatnya telah tercium aromanya semakin menguat, wajah-wajah penuh semangat menyambut kebangkitan umat terus bertambah.
“Yang paling menggembirakan bahwa pelaku-pelaku aktivitas di atas sisi keilmuan maupun muamalah (interaksi sosial) adalah mereka yang berusia muda,” tegasnya.
Fenomena yang kita perhatikan sekarang sangat menggembirakan karena menurutnya para pemuda di usianya yang muda mau terjun ke medan dakwah.
“Fenomena sangat menggembirakan ketika menolong agama Allah, ‘yang muda yang berdakwah’, begitulah ungkapan yang pas bagi mereka. Usia muda tapi terjun ke medan dakwah. Mereka adalah fenomena,” ujarnya.
Ia menilai di tengah derasnya arus sekularisasi dan liberalisasi sesat, mereka di usia muda menggunakannya untuk berdakwah mensyiarkan Islam.
“Ketika sebagian pemuda (pemudi) memilih hidup bergaya hedon, larut dalam nafsu duniawi, mereka justru menempuh jalan hidup para nabi dan rasul. Tentu sebuah pilihan hidup yang full of real challenges yaitu hidup yang penuh dengan tantangan nyata,” ujarnya.
Seiring dengan para pemuda terbina yang telah hijrah, ia pun menguatkan dengan lahirnya keluarga yang hijrah.
“Keluarga yang menginginkan anak-anak mereka menjadi generasi baru yang islami, terbebas dari lumpur dosa masa lalu mereka akibat larut dalam kehidupan sekularisme sesat warisan penjajah barat yang ditanam di negeri Islam. Jadilah aura kebangkitan pemuda dakwah semakin kuat membahana,” pungkasnya. [] Ageng Kartika