Guru Wahyudi: Mengoreksi Penguasa Hakikatnya Cinta - Tinta Media

Sabtu, 12 Maret 2022

Guru Wahyudi: Mengoreksi Penguasa Hakikatnya Cinta

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1rcjXAdDm1oOhkQg-_PX53LXt2rTWaQjh

Tinta Media - Ulama Aswaja asal Banjarmasin Guru Wahyudi Ibnu Yusuf M.Pd. menuturkan, mengoreksi penguasa hakikatnya adalah cinta pada mereka agar tidak terjatuh pada dosa.

“Karena penguasa, sebagaimana rakyat juga berhak mendapatkan nasihat. Mengoreksi penguasa hakikatnya adalah cinta pada mereka, agar mereka tidak jatuh pada dosa,” tuturnya dalam acara Ngaji Subuh, Mengoreksi Penguasa: Ciri Radikal Benarkah? Rabu (8/3/2022) melalui kanal Youtube Ngaji Subuh.

Guru Wahyudi menegaskan, mengoreksi penguasa jelas tidak masuk dalam ciri radikal. “Mengoreksi penguasa bagian dari amar makruf nahi mungkar sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat al-Qur’an dan hadits,” ujarnya.

Menurutnya, terdapat sejumlah hadits yang secara khusus memerintahkan untuk mengoreksi penguasa. Karena jika penguasa berbuat zhalim dampaknya bagi seluruh rakyatnya. Salah satu  hadits riwayat Muslim yang menjelaskan bahwa agama itu nasehat.

“Dari Tamim ad-Dari, Rasulullah SAW. bersabda, ‘Agama adalah nasihat’. Para sahabat bertanya, ‘Untuk siapa wahai Rasulullah? Beliau menjawab, ‘Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan untuk para pemimpin kaum muslimin dan kalangan umum’,” jelasnya.

Berdasarkan penjelasan hadits yang banyak, Guru Wahyudi menyimpulkan bahwa mengoreksi penguasa bukan termasuk menebar kebencian dan  menimbulkan ketidakpercayaan (distrust).

“Mengoreksi penguasa dapat dilakukan secara sembunyi-sembunyi  dan terang-terangan, karena lemahnya riwayat yang menyatakan mengoreksi penguasa  harus dengan  sembunyi-sembunyi,” pungkasnya.[]Irianti Aminatun

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :