Tinta Media - Pengasuh Majelis Ta'lim Baitul Qur'an Rantau Tapin Guru Luthfi Hidayat mengatakan bahwa kapitalis menjadikan mekanisme pasar amburadul.
"Jadi, semua yang bermain itu kapitalis, yang pada akhirnya menjadikan mekanisme pasar amburadul," tuturnya dalam Dislite 48: Licin Harga Minyak Goreng Senin (21/3/2022) di Kanal YouTube Flip Channel.
Bahkan CPO sendiri, kata Guru Luthfi, pemerintah mencoba melakukan pematokan harga juga, tetapi enggak berhasil juga. Menurutnya, struktur tata niaga yang amburadul, berakar dari persoalan mafia dan kartel.
Ia mengatakan, jika mendalami apa yang dibahas An Nidzam Al Iqtishadiy Fil Islam bahwa Al Muzammil mengatakan persoalan penimbunan dari suatu barang termasuk barang pokok, "Itu sesungguhnya bukan sekedar pada perkara penimbunannya tetapi persoalannya pada price atau harga," bebernya.
"Jadi upaya yang dikatakan, apakah bahasanya kartel, apakah mafia, itu sebenarnya masih kategori di dalam upaya ikhtikar," paparnya.
Ia mengatakan, sederhananya adalah menimbun tetapi bukan sekedar menimbun. "Kalau menimbun dalam arti sederhana, kalau itu tidak mempengaruhi mekanisme pasar, itu tidak masalah," ujarnya.
Menurutnya, kalau meluaskan, mendalamkan pandangan dari makna ikhtikar menimbun, dan dalam bahasa itu termasuk kartel dan mafia. "Disana kita melihat bahwa kondisi semuanya ini adalah betul-betul mengkonfirmasi bahwa negara tidak memiliki kemampuan," tukasnya.
Ia menambahkan bahwa semuanya persoalan naiknya harga minyak bukan karena faktor kelangkaan tetapi ada permainan, hancurnya tata niaga karena dimonopoli, kemudian dikendalikan. "Seolah-olah suplai itu tidak ada barangnya, otomatis harganya akan naik. Seolah-olah demikian," tegasnya.
Guru Luthfi menjelaskan bahwa dalam pandangan Islam, bertemunya antara penjual dan pembeli, normal, alamiyyun tanpa ada desain dan rekayasa. "Dan itu terjadi kalau pengaturan dari hulu, barangkali sampai kalau ada yang curang dalam mekanisme pasarnya, negara memiliki kemampuan, begitu," jelasnya.
Menurutnya, memang salah satu persoalan yang akan niscaya, ketika terjadi pematokan harga, itu ada pasar gelap. "Sementara di sisi lain, kita sudah menyangka, pematokan harga tidak akan efektif," tandasnya.[] Ajirah