Tinta Media - Direktur Global Cyber Watch (GCW) Rif'an Wahyudi mengungkap, ada bias dalam pemberitaan terkait Invasi Rusia ke Ukraina.
"Media Barat ada bias dalam pemberitaan yang kita kenal dengan framing media,” tuturnya dalam acara Kabar Petang: Krisis Ukraina dalam Koridor Perang Propaganda Media Barat, Selasa (8/3/2022) di kanal Youtube Khilafah News.
Dari perspektif media, memurutnya, sejak invasi Rusia ke Ukraina itu menghiasi media, baik media konvensional, termasuk medsos, begitu gegap gempita pemberitaan tersebut hingga menjadi trending topik, tidak hanya nasional tapi global. “Kita punya akun-akun yang independen selalu dibanjiri dengan informasi bahkan itu sangat masif dan cepat,” ujarnya.
Rif’an mengungkap, media-media tersebut ada bias dalam hal pemberitaan dengan mengagungkan nilai-nilai pemberitaan dengan freedom of speech (kebebasan berbicara). “Dia melakukan framing sesuai dengan kepentingan mereka," ungkapnya.
Ia menyebutkan, media-media global konvensional itu terkait dengan pemilik (owner) pengusaha media. "Cartel media yang sebagian besar masih dikuasai oleh orang-orang Yahudi, seperti CNN media global, sehingga bias tersebut sesuai dengan framing dia," jelasnya.
"Mengecilkan framing dari berita yang besar, bahkan sebaliknya membesarkan framing dari berita yang kecil, bahkan mematikan berita, ini adalah hipokrisi," tegasnya.
Menurutnya, ini adalah ciri khas media barat atau global, yang tidak lepas dari kepentingan politik barat. Menyuarakan kepentingan negara-negara barat sekuler yang kebanyakan juga dikuasai oleh orang-orang sekuler, yang sebenarnya adalah Yahudi.
"Apalagi kita tahu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky itu juga dikenal orang Yahudi, tentu yang di blow up sesuai dengan kepentingan Yahudi atau sekuler," pungkasnya. [] Emalia