Tinta Media - Ancaman Amerika Serikat yang akan memberi sanksi kepada Cina jika berani membantu Rusia, dinilai Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana untuk memastikan proses pelemahan Rusia.
"Apa yang dilakukan Amerika Serikat adalah dalam kerangka untuk memastikan proses pelemahan Rusia," tuturnya kepada Tinta Media, Jumat (18/03/2022).
Menurutnya, strategi provokasi Amerika Serikat agar Rusia melakukan invasi terhadap Ukraina, salah satu tujuannya adalah menguras sumber daya Rusia melalui peperangan yang dilakukannya. “Dengan melemahnya Rusia, maka Amerika Serikat dapat memastikan bahwa Rusia tidak lagi menjadi ancaman yang signifikan bagi Amerika Serikat di kancah global,” ujarnya.
Ia menilai jika ada indikasi Cina memberikan bantuan kepada Rusia, maka hal ini akan mengganggu rencana Amerika Serikat tersebut. "Dengan demikian, mesti dipastikan bahwa Cina tidak ada dalam posisi membantu Rusia, dan kalau itu dilakukan, Amerika Serikat tidak segan untuk memberikan sanksi," katanya.
Dalam kasus Ukraina ini, Cina berusaha menempatkan posisinya untuk bermain di dua kaki. "Di satu sisi, Cina adalah sekutu kuat Rusia dalam menghadapi hegemoni Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Baratnya. Cina dan Rusia bahkan pada awal Februari lalu, menyepakati penguatan kerjasama mereka pada pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing," paparnya.
“Bahkan, ketika Rusia melakukan invasi ke Ukraina, Cina turut menyalahkan provokasi Amerika Serikat dengan perluasan NATO ke negara-negara Eropa Timur. Dan Cina tidak turut ambil bagian untuk memberikan sanksi ekonomi terhadap Rusia, baik atas invasi 24 Februari ini, maupun pada saat Rusia menganeksasi Crimea 2014 silam," tambahnya.
"Namun di sisi lain, demi menghormati tata krama Internasional, Cina pun menyampaikan mengakui integritas Ukraina terhadap teritorialnya, dan Cina mendorong adanya solusi damai atas krisis Ukraina ini," jelasnya.
Ia berpendapat bahwa Cina dalam posisi wait and see, karena bila eskalasi perang di Ukraina meluas, bahkan memicu Perang Dunia, bisa jadi ada kesempatan bagi Cina untuk menaikan posisinya ke level global, dengan melemahnya Eropa, Rusia, bahkan Amerika Serikat, bila mereka terlibat langsung dalam peperangan di front Eropa ini.
Ia mengingatkan penting bagi umat Islam, untuk memerhatikan perilaku negara-negara adidaya, bagaimana sikap mereka dalam menangani krisis di level Internasional. "Hal ini akan memberikan maklumat bagi umat islam, bagaimana kelak bila mesti menghadapi mereka, ketika umat islam kembali pada posisinya di kancah global, insyaa Allah," pungkasnya.[]'Aziimatul Azka