Tinta Media - Salah satu cara memublikasikan analisis politik yang telah Anda lakukan adalah dengan menulis dan mengirimkan opini (tulisan yang berupa sikap Anda terhadap fakta politik) ke media massa dan atau ke media sosial. Lantas timbul pertanyaan, bagaimana menuliskannya? Berikut tipsnya yang dikemas dalam bentuk empat tanya jawab.
I. BAGAIMANA SECARA JURNALISTIKNYA AGAR TULISAN MUDAH DAN ENAK DIBACA?
Tulisan opini apa pun termasuk tulisan analisis politik haruslah ditulis dengan tulisan yang mudah dan enak dibaca. Setidaknya ada tiga hal mendasar yang harus diperhatikan secara jurnalistik agar tulisan mudah dan enak dibaca.
PERTAMA, TULISAN MENGGUNAKAN KALIMAT EFEKTIF. Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan pedoman ejaan bahasa, memiliki subjek dan predikat yang jelas, serta tidak bermakna ganda, sehingga pesan yang disampaikan sama dengan yang diterima.
Contoh kalimat tidak efektif:
- Perhatian! Yang membawa telepon seluler harap dimatikan atau dibisukan sebelum shalat berjamaah.
- Kepada pembicara, waktu dan tempat kami persilakan.
Contoh kalimat efektif:
- Perhatian! Matikan atau bisukanlah telepon seluler Anda sebelum shalat berjamaah.
- Kepada pembicara, kami persilakan untuk menyampaikan materinya.
KEDUA, MENGGUNAKAN KATA YANG MUDAH DIPAHAMI PEMBACA SECARA UMUM. Maka ketika menggunakan istilah khusus (baik istilah khusus di dunia kedokteran, hukum, ekonomi, maupun lainnya) segera diberi keterangan.
Bisa istilahnya terlebih dahulu dan keterangannya disebut di dalam kurung. Contoh: Hanya Asy-Syarii’ (Allah SWT) yang berhak membuat hukum.
Bisa pula keterangannya terlebih dahulu baru kemudian disusul istilahnya yang di dalam kurung. Contoh: Hukum persanksian dalam Islam itu berfungsi sebagai pemberi efek jera (jawazir) dan penebus dosa (jawabir).
KETIGA, TULISANNYA RUNUT DAN MASUK AKAL. Dari satu kalimat ke kalimat lain, dari satu paragraf ke paragraf berikutnya tulisannya berkaitan erat alias tidak melompat dan argumen yang dibangun sesuai dengan akal sehat (common sence) sehingga sebagian besar pembaca dapat mencerna pesan yang disampaikan penulis.
II. PATOKAN-PATOKAN APA SAJA DALAM MENULIS ANALISIS POLITIK AGAR MENGGUGAH?
Selain tulisannya harus mudah dan enak dibaca, secara umum ada tiga patokan dalam menulis analisis politik agar menggugah pembaca.
PERTAMA, FAKTA POLITIK YANG DIBAHAS TERGAMBAR JELAS DALAM TULISAN. Tujuannya agar fakta politik dimaksud bukan hanya tergambar di benak penulis tetapi juga sampai ke benak pembaca dengan jelas pula.
Misal: Terkait fakta aktivitas politik upaya pemindahan ibu kota negara (IKN). Maka fokuslah menjelaskan fakta seputar IKN, jangan tergoda untuk membahas fakta yang tak terkait IKN.
KEDUA, ARAH TULISANNYA JELAS. Apa sih yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca terkait fakta politik yang ditulisnya? Apakah penulis sekadar menunjukkan fakta politik? Menjelaskan fakta politik? Mengkritisi fakta politik? Memberikan solusi atas masalah politik? Mengajak pembaca mendukung/menolak fakta politik? Kombinasi dari beberapa atau semua pertanyaan di atas? Atau lainnya?
Jawaban dari pertanyaan ini harus tergambar jelas dalam benak penulis lalu diwujudkan dalam tulisannya secara jelas pula sehingga sampai ke pembaca sesuai dengan tujuan penulis.
Misal: Agar pembaca menolak pemindahan IKN. Maka, jelaskanlah secara argumentatif alasannya sehingga pembaca harus menolak pemindahan IKN.
KETIGA, HARUS TERKAIT ERAT DENGAN KEPENTINGAN PEMBACA. Jangan lupa, jelaskan pula dalam tulisannya bahwa yang disampaikan penulis ini terkait erat dengan kepentingan pembaca. Jelaskan dampak positif dan atau negatif bagi pembaca, baik secara pragmatis dan atau ideologis.
Misal: Pemindahan IKN merugikan pembaca/rakyat dan hanya menguntungkan oligarki dan kafir penjajah. Sampaikan bukti/argumen yang membuktikan seperti itu.
III. PATOKAN-PATOKAN APA SAJA MENULIS DI SOSMED AGAR BISA SINGKAT, JELAS DAN MENGGUGAH?
Patokannya sama saja dengan patokan menulis analisis politik. Yakni, mudah dan enak dibaca; fakta politik yang dibahasnya jelas; arah tulisannya jelas; dan harus terkait erat dengan kepentingan pembaca.
Bedanya, karena tulisan di sosmed harus singkat, maka yang ditulisnya pun cukup satu gagasan pokok dan beberapa kalimat pendukung.
Namun apabila sudah membuat tulisan yang panjang, lalu tulisan tersebut mau dimuat di medsos (maksudnya dibuat dalam versi singkat) maka, beberapa hal berikut dapat dilakukan.
PERTAMA, MERANGKUM. Tulisan panjang tersebut hanya diambil gagasan pokoknya saja dari setiap paragraf. Dijamin tulisannya jadi lebih singkat.
KEDUA, MENGUTIP PARAGRAF ATAU SEKUMPULAN KALIMAT KUNCI. Dalam tulisan yang panjang itu mestilah ditemukan paragraf atau sekumpulan kalimat penting dan atau menarik. Misalnya, dalam paragraf ketiga ada dua kalimat penting. Maka dua kalimat tersebut bisa dikutip dan dibuatkan meme, dimuat di Twitter, dan lain sebagainya. Sedangkan di paragraf lainnya ada beberapa kalimat menarik. Itu juga bisa dibuat meme lainnya.
KETIGA, MEMODIFIKASI. Rangkuman dari tulisan yang panjang tersebut dimodifikasi menjadi tulisan baru. Bisa pula, kutipan dari tulisan panjang tersebut dimodifikasi menjadi tulisan baru.
IV. BAGAIMANA ALUR PENULISAN ANALISIS POLITIK?
Sebagaimana penulisan opini lainnya, penulisan analisis politik bisa dibuat dalam berbagai alur pola penulisan. Tiga di antaranya sebagai berikut.
PERTAMA, FAKTA-BAHASAN-SOLUSI. Paragraf-paragraf awal memaparkan fakta politik. Paragraf-paragraf tengah membahas fakta tersebut dari sudut pandang tertentu (Islam ideologis, misalnya). Kemudian di paragraf-paragraf akhir dibahas solusinya. Pola seperti ini sangat popular, sebagian besar penulis analisis politik menulis dengan pola ini.
KEDUA, LANGSUNG KEPADA SIKAP PENULIS. Sedari awal langsung menunjukkan sikap penulis terhadap fakta politik. Sikap dan fakta dimuat dalam paragraf yang sama. Tulisan seperti ini disebut opini lugas (straight views). Pembahasan lebih lanjutnya bisa dibaca pada tips berjudul Yuk Perang Pemikiran dengan Menulis Straight Views. Klik: https://bit.ly/3B6vHyP
Contoh: Ada Masalah Serius di Balik Ditangkapnya Pemuda yang Membuang Sesajen. Klik: https://bit.ly/3J3ylbl.
KETIGA, PENGANALOGIAN. Fakta politik yang disikapi dianalogikan dengan hal lain untuk memudahkan pembaca memahami.
Contoh: Layangan Putus-nya Gus Uwik yang menganalogikan “penguasa” dalam kehidupan bernegara saat ini dengan “suami” dalam sinetron Layangan Putus. Klik: https://bit.ly/34v6odA
Semoga tips di atas dapat membantu Anda dalam menuliskan hasil analisis politik ke dalam tulisan opini atau pun komentar singkat di medsos. Semoga berhasil![]
Oleh: Joko Prasetyo
Jurnalis
Tips ini disampaikan pada Kelas Eksklusif Politisi Islam di Ma’had Khodimul Aulia – Peradaban IslamID, Sabtu 5 Februari 2022 M.
__________________________________
Baca pula tips lainnya terkait teknik menulis di bawah ini:
- Tips Semangat Berdakwah Lewat Tulisan https://bit.ly/3glAvXE
- Karena Alasan Inilah Anda Harus Menulis Opini https://bit.ly/3LeYhD0
- Tiga Pedoman dalam Menulis Jurnalistik https://bit.ly/3HtikuN
- Tips agar Tulisan Anda Lolos Tes Mesin Cek Plagiat https://bit.ly/3LaWxKR