Tinta Media - Pengasuh Majelis Baitul Qur’an, Tapin, Guru Luthfi menyatakan tafsir QS Al Baqarah ayat 72 dan ayat 73, Allah mengabarkan latar belakang penyembelihan sapi betina dan Allah menunjukkan kekuasaan-Nya.
“Pesan Allah Swt. di dalam Al Qur’an surah Al Baqarah ayat 72 dan 73 bahwa Allah Swt. memberikan latar belakang bagaimana sampai mereka (Bani Israel) harus menyembelih sapi betina tersebut. Kemudian Allah Swt. yang menjelaskan bagaimana kekuasaan-Nya yang luar biasa,” tuturnya dalam Kajian Jumat bersama Al Qur’an: Tafsir Al Baqarah Ayat 72-73, Jumat (25/2/2022) di kanal Youtube Majelis Baitul Qur’an.
وَاِذْ قَتَلْتُمْ نَفْسًا فَادّرَءْتّم فيها. وللهمخرجٌ مَّاكُنتُم تَكْتُمُونَ – ٧٢
“Dan (ingatlah) kalian membunuh seorang manusia. Lalu kalian saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah mengungkapkan apa yang kamu sembunyikan.”
فَقُلْنَااضْرِبُوْهُ بِبَعْضِهَا. كَذ لِكَ يُحيِ اللهُ المَوتى وَيُرِيْكُم ايته لعلكم تعقلون – ٧٣
“Lalu Kami berfirman, “Pukullah (mayat) itu dengan bagian dari (sapi) itu!” Demikianlah Allah menghidupkan (orang) yang telah mati, dan Dia memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan-Nya) agar kamu mengerti.”
Ia menuturkan bahwa Imam al-Qurtubi menjelaskan Al Baqarah ayat 72, “Dan (ingatlah) ketika kalian saling tuduh menuduh tentang itu.”, maka kalimat ini seharusnya berada di awal dari kisah Bani Israel ini. Namun gaya bahasa Arab seperti ini. Lumrah di dalam Al-Qur’an menerangkan di bagian belakang dari latar belakang sebuah kisah.
Menurutnya, ada dua riwayat yang menceritakan tentang latar belakang terbunuhnya orang Yahudi ini.
Pertama, ada seorang laki-laki Bani Israel yang memiliki seorang anak perempuan yang cantik jelita. “Lalu sepupu dari anak perempuan tersebut berniat mempersuntingnya. Namun tidak disetujui oleh ayah dari anak perempuan tersebut. Kemudian naik pitam anak tersebut. Kemudian ia membunuh pamannya dan membawanya ke desa seberang lalu mayat pamannya tersebut dibuang di desa tersebut,” runutnya.
Kedua, orang yang membunuh pamannya tersebut adalah seorang yang miskin yang ingin memiliki harta warisan dari pamannya. “Kemudian di dalam ayat 72 tersebut beliau menerangkan, di antara Bani Israel saling berbeda dan saling menuduh. Dan Allah hendak mengungkapkan apa yang selama ini disembunyikan oleh mereka (Bani Israel). Dan dengan peristiwa penyembelihan sapi betina yang diperlihatkan Allah Swt. orang yang membunuh Yahudi tersebut.
Ia mengutarakan ada beberapa pendapat tentang bagian tubuh sapi yang digunakan pada kalimat berikutnya dari ayat 73 yang artinya pukullah mayat itu dengan sebagian dari anggota sapi betina itu, yakni mengatakan dengan lisannya dan dengan lidahnya karena lidah itu adalah organ tubuh yang berguna untuk bercakap-cakap. Ada yang mengatakan dari ujung tulang belakang dan tulang paha.
“Ada yang mengatakan bahwa yang digunakan adalah ujung dari tulang belakang karena penciptaan manusia itu diawali dari tulang belakang. Ada juga yang mengatakan dari tulang paha dan mengatakan tulang belakangnya. Namun yang jelas adalah dari salah satu tubuh sapi betina tersebut,” katanya.
Ia menjelaskan pada ayat 73 diberitakan bahwa setelah mayat tersebut dipukul dengan anggota tubuh sapu tersebut, ia kemudian hidup kembali dan memberitahukan siapa orang yang telah membunuhnya lalu setelah itu ia meninggal kembali seperti semula. Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati.
Menurutnya, Imam Muhammad Ali Anshori menjelaskan Allah menghidupkan setelah kematiannya dan Allah menghidupkan semua orang yang telah mati.
“Imam Muhammad Ali Anshori menjelaskan sebagaimana dia, Allah menghidupkan setelah kematiannya, begitu juga Allah menghidupkan semua orang, siapa saja yang telah mati,” katanya.
Ia menambahkan kalimat berikutnya di dalam ayat 73, bahwa Allah Swt. memperlihatkan kepada Bani Israel tanda-tanda kekuasaan-Nya agar mereka mengerti.
“Allah memerintah memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kalian berpikir, agar kalian menurut, merenunginya, dan mengetahui bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala Maha Kuasa atas segala sesuatu,” ujarnya.
Sedangkan menurutnya, pendapat Imam Mutawalli al -Sya’rawi mengemukakan bahwa dalam ayat 73 ini juga ada pesan Allah yang ingin membuktikan tentang hari berbangkit, tentang kekuasaan Allah SWT untuk membangkitkan manusia.
“Allah ingin membantah atas sikap Bani Israel yang ingkar pada hari berbangkit dengan memperlihatkan kepada mereka, hakikat kekuasaan Allah untuk membangkitkan manusia saat mereka masih hidup,” runutnya.
Ia pun menambahkan pendapat dari Imam al -Qurtubi rahimahullah menjelaskan panjang lebar tentang berbagai pandangan para ulama terkait hukum sumpah (qasamah) dan pembuktian (bayyinat). Ringkasnya menurut Ibnu al-Mundzir mengatakan bahwa dapat dipastikan Rasulullah saw. telah menetapkan pembuktian atau bayyinah untuk para penuntut dan sumpah atau qasam para terdakwa sebagaimana hadis Rasulullah SAW, “Telah meriwayatkan Ibn Juraiz dari Atha dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw., bersabda: Bahwa bukti atau bayyinat itu diwajibkan atas penuntut. Sementara sumpah atau qasam atau al-yamiin diwajibkan atas terdakwa,” (HR Ad-Daruquthni).
“Kemudian Imam Malik juga menggunakan dalil ini untuk masalah demikian di dalam kitab beliau Al-Muwaththa,” pungkasnya.[] Ageng Kartika