Prof. Suteki: Tindakan Polisi Terkesan Diskriminatif dalam Penggunaan Diskresi - Tinta Media

Minggu, 06 Februari 2022

Prof. Suteki: Tindakan Polisi Terkesan Diskriminatif dalam Penggunaan Diskresi

Tinta Media - Perihal ditetapkannya Edy Mulyadi sebagai tersangka kasus ujaran kebencian, Pakar Hukum dan Masyarakat Profesor Dr. Suteki, S.H., M.Hum. menyatakan polisi terkesan diskriminatif dalam penggunaan diskersi, terkait kasus lainnya yang serupa. 

“Ini saya katakan tindakan polisi terkesan diskriminatif dalam penggunaan diskresi. Jika terkait kasus lainnya yang juga serupa itu, yang paling dekat dengan kasus mas Arteria Dahlan, yang itu jelas dapat kita maknai sebagai adanya dugaan ujaran kebencian atau rasa permusuhan berbasis SARA terutama terhadap suku Sunda,” ungkapnya dalam acara Tanya Professor Aja, Misteri Besar: Edy Mulyadi di Tahan, Kapan Arteria Dahlan? Selasa (1/2/2022) di kanal YouTube Prof. Suteki.

Menurutnya, kalau cuma mengkritik oke, namun jika disertai dengan pencopotan terhadap seorang Jaksa Kejati yang kejadian itu ditunjukkan dengan rasa, menurutnya tidak lagi bisa ditolerir. “Itu sudah menunjukkan kebencian yang membuncak, kenapa kok tidak segera dilaksanakan pemeriksaan. Wong diperiksanya belum, apalagi sampai menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka,” ujarnya. 

Perbedaan itu yang menurutnya disinyalir sebagai “The Haves” yakni sebutkan istilah orang yang berpunya dalam politik, ekonomi, atau mungkin juga orang berpengaruh atau juga pejabat. Dan mereka “The Haves” dan dikatakan “always come out a head”. Apalagi Donald Black mengatakan bahwa posisi hukum itu kalau ke bawah lebih besar, lebih tajam, sedang ke atas tumpul lebih tidak bisa mengena. “Artinya hukum laksana pisau dapur, tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas. Tajam ke lawan tetapi tumpul ke kawan,” ucapnya. 

Hal ini boleh dikatakan dugaan adanya persoalan diskriminatif dalam penegakan hukum. “Namanya dugaan, saya menduga kok ada persoalan diskriminatif dalam penegakan hukum itu. Dan ini bukan hal baru” ujarnya. 

“Ketika kita punya equality before the law principle, prinsip ini saya katakan sebagai just a myth, hanya mitos, yang kebohongannya dibuktikan setiap hari,” pungkasnya.[]Sarie Rachman
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :