Tinta Media - Guru Besar linguistik forensik Prof.Dr. Aceng Ruhendi menegaskan bahwa umat Islam harus bersahabat dengan teknologi untuk melakukan penetrasi nilai-nilai keislaman.
“Bagaimana kita bisa bersahabat, bisa menggunakan teknologi ini sebaik mungkin, secerdas mungkin, sehingga kita bisa menggunakannya untuk melakukan penetrasi nilai-nilai keislaman sesuai dengan konteks kekinian,” tuturnya dalam acara Seruan Hangat Rajab 1443 H: Tegakkan Khilafah! Sabtu (19/2/2022) di kanal Youtube Rayah TV.
Menurutnya, saat ini adalah post truth era yakni kebenaran itu merujuk kepada viralisme. “Makin viral sebuah kejadian itu semakin dianggap sebagai kebenaran. Ini dampak dari teknologi, kita nggak bisa menyesali ini. Karena fenomena buzers, influencers, ini adalah fenomena hari ini dan yang akan datang. Yang memang terjadi berkat teknologi,” ujarnya.
Ia melihat dengan teknologi ini umat Islam dalam kondisi yang sangat ideal untuk terus mengembangkan gagasan-gagasan. “Asal jangan terjebak. Jangan sampai waktu, tenaga, energi kita hanya menjadi komentator isu-isu parsial yang sebetulnya tidak strategis. Bahkan pada kasus-kasus tertentu, saya melihat itu merupakan agenda atau isu yang sengaja dilemparkan untuk menutupi isu-isu besar,” jelasnya.
Menurut Prof. Aceng, umat Islam harus pandai menggunakan kecerdasan linguistik yakni kecerdasan membuat semacam skala prioritas. “Jangan sampai kita terjebak oleh ungkapan-ungkapan retorika yang berdampak hukum yang sebetulnya itu tidak tidak perlu. Bukan berarti kita tidak siap menghadapi resiko, tapi sebetulnya itu bisa diatasi dengan cara-cara lain yang sebetulnya tidak sampai terjebak oleh masalah-masalah yang sengaja diadakan atau didesain,” ungkapnya.
“Sekarang ini kan yang namanya era informasi, berita itu ada yang natural memang itu terjadi kemudian menjadi berita, ada yang by design, diciptakan,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun